Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Modus Operandi



Modus Operandi

0"Kau?"      

Saat mendengar kata-kata Yan, Lin Dong seketika melongo, lalu diam-diam tertawa dalam hati. Sejak terbangun, kawannya itu selalu bersembunyi di dalam badannya. Lagipula, dalam segi kesiapan diri untuk bertarung, Yan jarang menawarkan diri. Sehingga, baru pertama kali ini Lin Dong menghadapi situasi seperti ini.      

"Bisakah kau menanganinya?" Sambil merasa curiga di dalam hati, Lin Dong melontarkan pertanyaan. Jiwa Sabit di depan mereka sangat kuat dan bisa menandingi praktisi Tingkat Reincarnation yang sudah melewati satu Reincarnation Tribulation. Bahkan Lin Dong juga sangat kesulitan mengalahkannya. Meskipun Yan sudah memulihkan sebagian kekuatannya sejak terbangun, tetapi penampilannya mengesankan kalau dia tidak memiliki banyak kemampuan untuk bertempur.      

"Tsk. Aku adalah bos benda-benda surgawi dan aku berada di peringkat dua di Daftar Benda Surgawi Kuno, oke? Selama di zaman kuno, saat aku berada di masa-masa kejayaan, bahkan lawan yang sudah melewati satu Reincarnation Tribulation tidak akan bisa mengancamku." Yan menjawab sambil terkekeh.      

Lin Dong diam-diam tersenyum. Mengenai hal itu, dia tidak pernah meragukan Yan. Jika melihat dari fakta kalau Yan sudah membelenggu Yimo-yimo level Raja selama perang dunia zaman kuno, jelas kalau benda surgawi level super yang diciptakan oleh Lord Symbol Ancestor itu memiliki kekuatan tempur yang sangat mencengangkan. Meskipun demikian, Yan juga mengalami kerusakan besar di masa lalu dan belum pulih.      

"Pada perang dunia besar di zaman kuno, Darkness Saint Scythe mengalami pukulan paling telak. Di masa lalu, Darkness Master menggunakannya sebagai tameng ketika bertarung melawan Kaisar Yimo. Hingga akhirnya, dia menderita kekalahan yang menyedihkan, dan Jiwa Darkness Saint Scythe juga dibunuh oleh Kaisar Yimo. Sejak saat itu, Darkness Saint Scythe tidak pernah sekuat dulu." Yan menjelaskan.      

Saat mendengarnya, pupil Lin Dong agak membeku. Darkness Master ternyata semengerikan itu? Wanita itu rupanya berani melawan Kaisar Yimo. Hal itu merupakan sesuatu yang tidak bisa dibayangkan Lin Dong jika melihat penampilannya yang manis dan lembut.      

"Sedangkan sekarang, Jiwa Sabit seharusnya sudah terbentuk setelah pemilik kedua dari Darkness Ancestral Symbol mengorbankan nyawanya. Meskipun demikian, dengan kekuatan yang dimiliki olehnya, jelas kalau dia tidak cukup kuat untuk membuat Jiwa Sabit lagi. Makanya, kurasa sosok ini hanya sisa-sisa jejak Jiwa Sabit yang original di dalam Darkness Saint Scythe. Pemilik Darkness Ancestral Symbol pasti kedua sudah menggabungkan keduanya dan memperbaikinya. Baru kemudian dia bisa menciptakan Jiwa Sabit yang baru." Yan sangat paham mengenai situasi itu, dan mampu memecahkan fakta yang sebenarnya hanya dengan sekali lihat.      

"Meski begitu, Jiwa Sabit yang kita lihat sekarang tidak punya akal kecerdasan yang terlalu besar. Sosok itu jelas masih belum sempurna. Akan sangat mudah bagiku untuk mengalahkannya." Yan berkata sambil tersenyum.      

Saat mendengarnya, Lin Dong mengangguk singkat lalu berkata, "Kalau memang begitu kuserahkan dia padamu."     

Ketika Lin Dong berbincang dengan Yan di udara, ekspresi dua sesepuh agung di bawah tampak berubah-ubah saat memandang Sky Devouring Corpse yang berdiri di depan Qingtan. Mereka bisa merasakan gejolak energi yang sangat berbahaya menguar dari badan sosok tersebut.      

"Sebenarnya darimana asal-muasal pemuda itu? Tak hanya dia sangat kuat, tetapi juga punya Boneka yang kuat." Dua sesepuh agung saling bertukar pandang, mereka sama-sama mendapati sorot cemas di mata masing-masing. Tampaknya tidak mungkin mereka bisa menyelesaikan masalah hari ini dengan mudah.     

"Kita hanya bisa berharap kalau Jiwa Sabit itu cukup kuat untuk mengalahkan Lin Dong…"      

Mereka berdua diam-diam menghela napas di dalam hati. Setelah itu, mereka menengadahkan kepala, dan pupil keduanya mendadak membeku ketika mereka berseru, "Sosok apa itu?!"      

Di tempat di mana keduanya memandang, tampak cahaya putih yang mendadak menyeruak dari dalam badan Lin Dong. Cahaya putih itu pun memadat, lalu bertransformasi membentuk sosok bercahaya.      

Sosok itu mirip seperti Jiwa Sabit. Akan tetapi, ketika mereka menyadari kalau berbeda dengan Jiwa Sabit, tak ada riak-riak energi mengerikan yang menguar dari sosok itu, mereka mulai merasa agak lega.     

"Humph. Apa dia berencana mengandalkan sosok di sana untuk mengalahkan Jiwa Sabit? Dia benar-benar terlalu angkuh." Dua pria itu mendengus dingin, sementara sorot mencemooh terpancar di mata mereka.      

Saat ini, berpasang-pasang mata praktisi di Darkness Square juga terpaku pada dua sosok bercahaya di langit. Siapapun dapat melihat kalau Jiwa Sabit merupakan kartu as terakhir yang dimiliki dua sesepuh agung. Kalau serangan kali ini gagal, maka semua sesepuh yang menentang Qingtan bakal berada dalam masalah.      

Yan seketika muncul. Sambil menoleh memandang Jiwa Sabit yang tampak tidak fokus, dia menggeleng lalu menghela napas sambil berkata, "Aku tidak pernah mengira kalau kau bakal berakhir seperti ini. Meskipun demikian, kondisimu sekarang lebih baik dibandingkan lenyap bersama udara. Dengan waktu yang sesuai, kau pasti bisa sepenuhnya pulih."      

Ketika mata kosong Jiwa Sabit itu memandang Yan, riak-riak gejolak emosi mulai bermunculan di matanya yang tidak memancarkan perasaan apapun tersebut.      

"Ada yang salah?"      

Saat menyaksikan kejadian itu, ekspresi dua sesepuh agung berubah, dan mereka bergegas mengubah segel-segel tangan, mencoba mengendalikan Jiwa Sabit.     

"Jiwa Sabit dari Darkness Saint Scythe bukanlah sesuatu yang bisa dikendalikan oleh sampah seperti kalian." Yan mencemooh sambil memandang dengan sorot mencemooh pada mereka berdua. Sesaat kemudian dia menggunakan jarinya dan mengetuk dimensi hampa. Secercah cahaya putih hangat melesat dan terbang tepat ke tengah dahi Jiwa Sabit.     

"Humm!"      

Setelah sinar cahaya putih hangat terlontar, sosok Jiwa Sabit mendadak mulai gemetaran. Sesaat kemudian, cahaya putih terus-menerus menyeruak dari badannya. Ketika cahaya putih berpendar, simbol-simbol hitam mulai bermunculan di dada Jiwa Sabit.     

Di bawah pengaruh cahaya putih hangat, garis-garis hitam berkilauan meleleh dengan kecepatan yang mencengangkan. Wajah dua sesepuh agung itu segera berkedut hebat, karena simbol-simbol hitam itu merupakan kutukan yang mereka gunakan untuk mengendalikan Jiwa Sabit. Namun, simbol-simbol itu sekarang sudah dihilangkan dari badan Jiwa Sabit tepat di depan mata mereka.      

"Sialan!"      

Wajah mereka dipenuhi ekspresi ketakutan dan segera mencoba mengaktifkan kutukannya. Akan tetapi tak lama setelahnya, suara gemeretak samar terdengar, dan simbol-simbol itu lenyap secara bergantian. Selain itu, ketika simbol-simbol tersebut menghilang, dua sesepuh agung langsung menyadari kalau mereka kehilangan kendali atas Jiwa Sabit.      

"Bagaimana mungkin…"     

Wajah mereka seketika memucat saat memandang dengan sorot terkesima pada Yan. Karena bagaimanapun juga, mereka tidak pernah mengira kalau Yan rupanya bisa menghilangkan kutukan mereka semudah itu. Terlebih lagi, tindakan itu tidak bisa dilakukan oleh para praktisi puncak Tingkat Reincarnation yang sudah melewati Reincarnation Tribulation!      

Yan mengubah segel tangannya, dan simbol-simbol berkilauan melayang memasuki badan Jiwa Sabit. Sesaat kemudian, cahaya terang serta menyilaukan menyeruak dari sosok Jiwa Sabit, lalu mulai memadat. Hingga akhirnya, sambil ditatap oleh banyak penonton di sana, Jiwa Sabit itu kembali menjadi manik hitam.      

Yan membuka telapak tangannya, membuat manik hitam tersebut mendarat di sana. Dia lantas melemparkannya pada Lin Dong dan berkata, "Masukkan Jiwa Sabit kembali ke dalam Darkness Saint Scythe. Hanya dengan demikian, Jiwa Sabit bisa berangsur-angsur memulihkan kekuatannya."      

Lin Dong menangkap manik hitam tersebut. Sementara itu, terdapat sorot terkejut di matanya. Rupanya dia tidak pernah mengira kalau kutukan di Jiwa Sabit bisa dihilangkan semudah itu oleh Yan.      

"Tidak ada yang aneh dengan semua ini. Di antara benda-benda surgawi terkuat yang dibuat sendiri oleh masterku, aku adalah benda peringkat papan atas. Tentu aku punya cara untuk menahan mereka." Yan berkata sambil tersenyum. Walaupun dia jarang memperlihatkan kekuatannya yang luar biasa di masa lalu, dia merupakan benda legendaris yang berada di peringkat dua di Daftar Benda Surgawi Kuno. Sehingga, siapapun pasti bodoh jika berani meremehkannya.      

Sambil tersenyum simpul, Lin Dong mengangguk. Dia segera menjentikan jarinya dan manik hitam itu melesat ke arah Qingtan. "Tangkap."      

Saat Qingtan melihatnya, cahaya hitam segera menyeruak dari Darkness Saint Scythe di tangannya. Usai menyeruak maju, cahaya itu menghisap manik hitam, dan membawanya memasuki gagang sabit. Darkness Saint Scythe pun mulai mendengung dan bergetar, lalu gejolak energi yang mengerikan menguar dari sana. Ukurannya yang awalnya sudah besar, kemudian semakin bertambah. Ketika digenggam oleh Qingtan yang bertubuh mungil, kejadian itu tampak indah jika dilihat dari sudut pandang tertentu.      

Para sesepuh dari Dewan Sesepuh yang berada di arena melingkar tampak menonton kejadian itu dengan wajah menggelap. Bahkan badan sesepuh pertama bergetar tidak terkendali. Dia lalu terhuyung-huyung dan terjatuh usai mundur dua langkah.      

Saat ini, keributan sudah pecah di arena melingkar. Selain itu, semua orang jelas paham apa makna kejadian di depan mereka. Rencana Dewan Sesepuh yang berusaha mendesak Qingtan turun, sudah gagal sepenuhnya.      

Di atas altar, Qingtan tampak mempererat genggaman tangannya di Darkness Saint Scythe. Namun, wajah cantiknya mendadak menjadi sedingin es. Dia mengayunkan sabitnya dengan perlahan, dan sinar cahaya hitam menyilaukan terlontar. Sebagai akibatnya, Ancestral Tablet yang melayang di langit perlahan-lahan menghilang. Ketika Ancestral Tablet berangsur-angsur lenyap, energi yang menekan Simbol Ancestral di dalam badan Qingtan juga mulai hilang. Sekali lagi, seluruh tempat di sana perlahan-lahan bertambah gelap.      

"Dua sesepuh agung, apa kalian tahu kejahatan apa yang sudah kalian lakukan karena menyembunyikan Jiwa Sabit?"      

Ketika mereka mendengar suara Qingtan yang sedingin es, badan dua sesepuh agung itu gemetaran. Saat mereka hendak membuka mulut, mereka melihat Lin Dong perlahan-lahan melayang turun dari langit. Boneka mengerikan yang membawa pedang hitam panjang juga tampak mendekat. Selain itu, terdapat kilau menyeramkan yang membuat hati mereka gemetaran di pedang hitam Boneka tersebut.      

Nafsu membunuh yang meluap-luap menguar dari badan Lin Dong. Jika dua sesepuh agung itu sampai bergerak, maka serangan-serangan petir bakal langsung menyambar mereka.      

Ekspresi dua sesepuh agung berubah drastis, bau kematian yang pekat menyeruak di hati mereka. Hingga akhirnya, sorot ngeri terpancar di mata mereka. Usai memberontak sesaat, mereka akhirnya gemetaran saat berkata, "Kami dua pak tua memang hari ini sudah dibutakan oleh hawa nafsu. Mohon ampun, Master Istana!"      

"Duk!"      

Setelah mereka berdua berkata, para sesepuh di Dewan Sesepuh segera berlutut dan berteriak, "Master Istana, kami dipaksa oleh sesepuh pertama. Mohon ampun, Master Istana!"      

Ketika mendengarnya, wajah sesepuh pertama seketika menggelap, dan badannya terus gemetaran karena rasa takut.      

Situasi di arena melingkar sudah berubah dengan sangat cepat sampai semua orang tidak punya waktu untuk bereaksi. Siapa yang bisa membayangkan kalau Dewan Sesepuh yang mendominasi serta mengerikan bakal menyerah secepat itu.      

Pemimpin berbagai macam fraksi di Benua Xuan Utara diam-diam menghela napas dalam hati. Ketika mereka menoleh memandang ke arah sosok menawan di atas altar, pandangan mereka dipenuhi dengan penuh hormat. Sejak hari ini, gadis itu jelas merupakan Master Istana Kegelapan yang sebenarnya!      

"Master Istana, ada terlalu banyak pihak yang terlibat dalam urusan ini. Jika kau menghukum mereka semua, kurasa akan merugikan Istana Kegelapan kita." Saat melihat kejadian itu, dua sesepuh berjubah hitam berbicara dengan nada lembut.      

Dua sesepuh agung di sana jelas paham betapa penting diri mereka bagi Istana Kegelapan. Karena alasan itu pula mengapa mereka memilih untuk menyerah dengan cepat.      

Qingtan mengangguk singkat. Dia segera mengayunkan tangannya yang mungil, lalu belasan talisman hitam bercahaya seketika muncul di sana. Talisman-talisman itu melintas di udara, dan muncul di hadapan dua sesepuh agung, serta sesepuh-sesepuh lainnya. Sementara itu, terdapat kilau hitam pekat yang berpendar di permukaan talisman.      

"Para sesepuh, upaya kalian memaksaku turun adalah kejahatan yang bisa dihukum dengan kematian. Namun menimbang karena kalian semua sudah berkontribusi pada Istana Kegelapanku, aku akan mengampuni hukuman mati kalian. Tetapi, meskipun kalian semua tidak dihukum mati, kalian tidak bisa kabur dari hukuman. Benda itu adalah Darkness Saint Talisman milik Istana Kegelapan kita. Kalau kalian ingin tetap hidup, maka kalian harus menelannya." Suara Qingtan yang sedingin es menggema di arena melingkar.      

Ketika mendengar ucapannya, ekspresi para sesepuh berubah drastis. Karena bagaimanapun juga, mereka semua tahu mengenai Darkness Saint Talisman. Saat menelannya, maka nyawa mereka bakal sepenuhnya berada di bawah kendali Qingtan. Selain itu, segala macam upaya pemberontakan bakal membuat mereka berakhir dengan kematian.      

"Selama kalian semua bersikap loyal dan setia denganku di masa depan, aku tentu tidak akan melakukan tindakan yang membahayakan kalian. Dengan demikian, Darkness Saint Talisman bakal sia-sia belaka. Karena bagaimanapun juga, aku tidak ingin mengurangi kekuasaanku karena ulahku sendiri…"      

Sambil mengedarkan pandangannya ke arah para sesepuh yang tampak ragu-ragu, Qingtan lalu bertanya dengan nada acuh, "Ada apa? Sepertinya kalian para sesepuh masih berusaha memberontak?"      

"Kami tidak berani!"      

Ketika mendengar ucapan Qingtan, para sesepuh itu akhirnya menggertakkan gigi mereka dengan keras, lalu menelan Darkness Saint Talisman. Meskipun demikian, mereka tetap ingin hidup. Selain itu, apa yang diucapkan Qingtan memang tidak salah. Mereka adalah praktisi elit di Istana Kegelapan, dan selama mereka tidak merencanakan pemberontakan pada Qingtan di masa depan, gadis itu tidak akan melukai mereka. Kalau memang demikian, menelan talisman itu mungkin bisa menjadi jaminan kalau Qingtan tidak menyerang mereka di masa depan.      

Ketika dua sesepuh agung menyaksikan kejadian itu, mereka lantas menghela napas dalam-dalam, dan menelan Darkness Saint Talisman.      

Saat Qingtan menyaksikan kejadian itu, dia akhirnya mengangguk singkat. Hingga akhirnya dia memandang dengan sorot sedingin es pada satu-satunya sesepuh pertama yang tidak diberi Darkness Saint Talisman. Suaranya yang bernada dingin lantas terdengar, "Sebagai pelaku kejahatan, dia harus mati. Para sesepuh, tangkap pria itu!"      

"Kau!"      

Ekspresi sesepuh pertama seketika berubah. Dia hendak meraung murka ketika melihat tatapan mengancam dari para sesepuh di sekitarnya. Bahkan sebelum dia bisa memberontak, mereka sudah bergerak terlebih dulu. Yuan Power tak berujung menyeruak maju, lalu membelenggunya hingga dia tidak bisa bergerak sama sekali.     

"Masukkan dia ke Darkness Judgement Hall, dan hukum dia menggunakan ketentuan kita!" Qingtan meraung keras.      

Usai kata-katanya terdengar, sorot putus asa seketika terpancar di mata sesepuh pertama. Sementara itu, badan beberapa sesepuh tampak kaku. Setelah memasuki Darkness Judgement Hall, bahkan kematian bisa dianggap sebagai keputusan yang mewah. Saat ini, para sesepuh tersebut mulai merayakan kenyataan kalau tadi mereka sudah merespon dengan cepat.      

Di arena melingkar, perasaan terkejut memenuhi hati berbagai macam pemimpin fraksi ketika mereka menyaksikan kejadian di depan mereka. Baru pertama kali ini mereka menyaksikan modus operandi Master Istana Kegelapan yang baru. Dalam beberapa kali tindakan, tak hanya dia berhasil mempertahankan kekuatan Istana Kegelapan, dia bahkan bisa mengendalikan semuanya. Terlebih lagi, tindakan finalnya sangat beringas ketika dia ingin mengintimidasi para sesepuh, dan mendesak mereka agar merasa bersyukur mereka bisa tetap hidup. Dengan demikian, sepertinya tidak akan ada lagi yang berani melakukan pemberontakan seperti itu.      

Metode gadis itu … benar-benar kuat.      

Lin Dong yang berdiri di langit tampak tetap tenang dan diam ketika memandang bagaimana Qingtan membereskan kekacauan di sana. Meskipun demikian, tidak ada sorot gembira sedikit pun yang terpancar di matanya. Alih-alih, sambil memperlihatkan ekspresi datar, dia menyimpan Sky Devouring Corpse dan melayang turun di atas altar.      

Qingtan tahu kalau Lin Dong turun dengan ekspresi datar. Karena dia sangat mengenal perangai Lin Dong hingga ke akar, maka gadis itu jelas paham apa yang sedang dipikirkan oleh pemuda tersebut. Sambil mengayunkan kedua tangannya yang mungil, Qingtan membubarkan para praktisi Darkness Judgement Hall, dan hanya menyisakan dua sesepuh berjubah hitam yang kepalanya sekarang agak ditundukkan.      

Usai semua orang membubarkan diri, Qingtan agak menunduk dan berjalan mendekati Lin Dong. Dia lantas mengulurkan kedua tangannya yang mungil dan meraih ke arah Lin Dong dengan pelan. Meskipun demikian, Lin Dong hanya mendelik acuh padanya, dan mendengus dingin. "Benar-benar tindakan yang hebat. Darimana kau mempelajarinya?"      

Lin Dong bisa dibilang cukup marah karena kejadian itu. Walaupun dia tahu kalau Qingtan memang harus melakukannya demi memperkukuh posisinya sebagai Master Istana Kegelapan, tetapi jika melihat dari sudut pandang seorang kakak, dia tidak suka melihat adiknya yang imut, naif, dan imut itu melakukan tindakan mengerikan seperti apa yang terjadi barusan. Karena terkadang, apabila seseorang melakukan hal seburuk itu, apa yang dia lakukan sama saja dengan menggerogoti dirinya sendiri.      

Sambil mengerucutkan bibir mungilnya, Qingtan memeluk Lin Dong dan membenamkan wajah kecilnya di dada pemuda tersebut. Bahu kecilnya yang lemah lantas mulai gemetar perlahan, lalu gumaman dipenuhi dengan nada meratap terdengar, "Aku juga tidak suka memakai topeng ini. Tapi … kau tidak ada di sini, dan tidak ada seorang pun yang mengurusiku … Lagipula, selama aku bisa membalas dendam untukmu, aku tidak peduli bahkan seandainya aku menjadi seseorang yang tidak kau sukai."      

Saat ini, badan Lin Dong mulai gemetaran perlahan. Dia segera menoleh memandang gadis kecil di pelukannya dan menghela napas panjang. Gadis kecil ini benar-benar sudah menggenggam tumit Achilles-nya. Setelah mendengar satu kalimat itu, bagaimana mungkin Lin Dong tega menyalahkannya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.