Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Tolong



Tolong

2"Plop!"      

Suara sesuatu keluar dari air tiba-tiba terdengar di danau petir. Cairan petir menyembur diiringi suara petir bergemuruh rendah.      

Ada banyak praktisi yang melayang di sekeliling danau petir, dan jika melihat sikap mereka sekarang, rupanya orang-orang itu memang berencana menyelam masuk ke dalam danau. Mereka agak terkejut sesaat ketika menyaksikan duo Lin Dong keluar dari danau.      

Tetapi, Lin Dong hanya mengabaikan mereka. Pemuda itu hanya melihat ke arah danau petir di bawah dengan ekspresi mengerikan. Gejolak energi menyeramkan sepertinya bakal menyeruak tak lama setelah mereka keluar danau.      

Kemungkinan pertarungan sengit sudah terjadi di dasar danau petir.      

Meskipun demikian, Lin Dong tidak berpendapat kalau orang-orang di dasar danau bisa melukai mayat iblis yang kekuatannya sudah mencapai level Profound Death Tingkat Menengah, walaupun Nine Serene Gate dan Mysterious Sky Hall masing-masing memiliki seorang praktisi yang sudah mencapai level Profound Death Tingkat Awal.      

"Kak Lin Dong, apa kita hanya akan langsung pergi?" Mata lebar Mu Lingshan memperlihatkan sorot agak kecewa ketika memandang danau petir dan bertanya.      

"Tak peduli seberapa bagus benda berharga itu, kau hanya mampu menikmatinya kalau masih hidup setelah mengalahkannya." Lin Dong menjentikkan jarinya di dahi Mu Lingshan dan menjelaskan. "Sosok itu sangat kuat. Jika dia sampai mengamuk, para praktisi itu bakal menderita kerugian sangat besar bahkan seandainya mereka memang berhasil mengalahkannya. Mengapa kita harus terlibat dalam pertarungan seperti itu?"      

"Baiklah kalau begitu." Mu Lingshan hanya bisa menggumam dan mengangguk usai mendengarnya. Gadis itu sadar akan sifat waspada Lin Dong. Pemuda tersebut pasti tak akan mengambil resiko sebesar itu.      

"Kita sebaiknya…"      

Pandangan mata Lin Dong diedarkan ke sekitar. Ketika dia hendak mengajak Mu Lingshan pergi, matanya tiba-tiba terbelalak. Ombak-ombak tinggi mencapai ribuan meter mendadak menyeruak dari danau petir di bawah. Suara-suara bergemuruh keras diiringi gejolak energi yang teramat liar serta beringas menyapu ke sekitar.      

Ombak raksasa itu bergulung sampai ke langit, hingga akhirnya menghempas ke bawah. Seolah area di dalam radius ratusan meter dari danau petir tengah mengalami hujan petir.      

Kejadian mendadak itu jelas membuat para praktisi yang berencana masuk danau petir sontak tercengang. Tak lama kemudian, mereka melihat banyak sosok manusia terbang mundur dengan kondisi menyedihkan dari pilar-pilar petir yang terlontar keluar. Hingga pada akhirnya, mereka semua mendarat keras di pinggir danau. Banyak dari mereka yang memuntahkan darah ketika mendarat.      

Area sekeliling danau petir sontak menjadi kacau. Para praktisi yang belum sempat memasuki danau petir menyaksikan kejadian itu dengan raut kebingungan. Rupanya mereka tidak paham mengapa orang-orang itu mendadak kabur dari danau.      

"Ayo cepat mundur!"      

Para praktisi yang mendarat di tanah dengan kondisi menyedihkan lantas memandang ke arah ombak-ombak besar di danau petir dengan sorot ketakutan, dan mereka berteriak keras.      

"Dhuaar!"      

Danau petir tiba-tiba meledak usai suara riuh-rendah itu terdengar, lalu ombak yang tinggi menjulang mencapai ribuan meter bergulung. Ada sosok tegap bercahaya hitam berdiri acuh di puncak ombak. Aura hitam jahat berpendar di sekeliling sosoknya. Aura itu bahkan menyebabkan langit agak meredup.      

"Apa itu?! Gejolak energinya kuat sekali!"      

Berpasang-pasang mata di sekeliling danau petir memperlihatkan sorot terkejut ketika menatap ke arah sosok bercahaya hitam di puncak ombak. Suara-suara bernada terkejut menyebar cepat.      

Ekspresi Lin Dong terlihat mengerikan ketika dia menyaksikan kejadian tersebut. Mayat iblis itu memang kuat. Bahkan begitu banyak praktisi juga tak mampu menahannya. Sepertinya memilih untuk tidak bertarung memang pilihan yang tepat.      

Saat ini, Lin Dong memandang ke arah area tak jauh di sana, di mana praktisi Nine Serene Gate dan Mysterious Sky Hall keluar dari danau petir. Mereka semua sekarang memperlihatkan raut mencekam dan menatap ke arah sosok bercahaya hitam yang berdiri di atas ombak raksasa. Kemungkinan mereka merasa kalau situasi sekarang cukup sulit untuk ditangani.      

"Apa yang sebaiknya kita lakukan sekarang?"      

Ekspresi Pang Hao terlihat suram ketika menyaksikan kejadian tersebut. Mereka juga sudah menyerangnya barusan, tapi malah berakhir dengan kondisi luka-luka dan meregang nyawa. Jika bukan karena sesepuh berambut abu-abu di sampingnya turun tangan, kemungkinan mereka bakal menderita kerugian yang lebih besar.      

"Kekuatan mayat iblis itu kemungkinan sudah mencapai level Profound Death Tingkat Menengah…" Sesepuh berambut abu-abu menatap mayat iblis dengan ekspresi menggelap ketika berbicara.      

"Level Profound Death Tingkat Menengah, huh…" Pang Hao mengernyitkan dahi. Dia sontak mengepalkan tangan dan menggertakkan giginya ketika berkata, "Bukan hal yang mustahil menghadapinya jika kita menggunakan semua yang kita miliki…"      

"Kita belum mencapai area terdalam di goa peninggalan ini. Tidak akan menguntungkan kita jika menggunakan semua trik yang kita miliki di tempat ini." Sesepuh berambut abu-abu menggeleng dan menyahut. "Walaupun Thunderbolt Core yang mengendap di badan mayat iblis itu bakal sangat kuat, tapi nilainya pasti tak bisa disandingkan dengan benda berharga yang terdapat di dalam goa. Maka dari itu, kita tidak bisa melawannya di tempat ini."      

Sorot agak enggan terpancar di mata Pang Hao usai mendengarnya. Akan tetapi, dia juga tergolong cukup cerdas dan tentu paham kalau ucapan sesepuh berambut abu-abu memang benar. Setelah berpikir sesaat, dia akhirnya mengangguk.      

"Kita pergi."      

Raut lega muncul di wajah para praktisi Nine Serene Gate di sekitarnya usai mendengar Pang Hao mengutarakan perintahnya. Memang sebaiknya mereka tidak bertarung dengan sesuatu yang sangat merepotkan di tempat ini.      

"Nine Serene Gate berencana mundur."      

Lin Dong sudah memperhatikan aktivitas Nine Serene Gate. Dia memahami maksud mereka usai melihat cara orang-orang itu bersikap. Orang-orang itu juga tidak berani langsung beradu melawan mayat iblis.      

"Apa Mysterious Sky Hall juga berencana mundur?"      

Sementara Nine Serene Gate memperlihatkan tanda-tanda akan mundur, Lin Dong juga menyadari kalau para praktisi Mysterious Sky Hall tak jauh dari sana juga memperlihatkan sikap serupa. Rupanya hasil diskusi mereka juga sama.      

"Kita juga sebaiknya pergi."      

Lin Dong bersikap waspada atas situasi tersebut. Tanpa menunggu Nine Serene Gate dan Mysterious Sky Hall pergi, dia segera mendahului dan mengajak Mu Lingshan untuk bergegas menuju area terdalam di goa peninggalan.      

"Dhuaar!"      

Namun, aura iblis di sekeliling sosok bercahaya hitam di atas danau petir mendadak menyeruak ketika Lin Dong hendak pergi. Riak-riak emosi bermunculan di matanya yang sepenuhnya terlihat datar. Sepasang mata hitam itu menatap ke arah yang dituju Lin Dong.      

"Semuanya, ayo gabungkan kekuatan dan membunuhnya! Jika energi petir di dalam badan sosok itu membentuk Thunderbolt Core, pasti benda itu bakal sangat berharga!"      

Sekarang ini semakin banyak praktisi ahli yang berkumpul di sekitar danau petir. Sesaat kemudian, teriakan-teriakan lantas terdengar. Teriakan-teriakan itu dipenuhi dengan nafsu.      

"Benar sekali, jumlah kita lebih unggul. Tak perlu merasa takut dengannya!"      

"Serang!"      

Saat teriakan-teriakan terdengar secara bergantian, ratusan cahaya terang mulai terlontar ke depan. Serangan-serangan kuat menyelimuti sosok bercahaya hitam seperti badai.      

Lin Dong terdiam menggelengkan kepalanya usai mendengar suara-suara pertarungan di belakangnya, kecepatannya pun semakin ditambah. Ketika mereka hendak menghilang di cakrawala, dia tiba-tiba merasakan gelombang energi mengerikan yang berada di belakangnya. Tak lama kemudian, teriakan-teriakan menyedihkan menyebar di langit. Suara-suara itu dipenuhi dengan rasa ketakutan yang menjadi-jadi.      

Rupanya, sosok bercahaya hitam kembali memulai pembantaiannya…      

"Dasar sekelompok manusia bodoh." Lin Dong diam-diam mengumpat dalam hati. Sosoknya bergerak dan dia kembali menambah kecepatan dengan maksud segera kabur dari tempat merepotkan tersebut.      

"Lin Dong, dia mengejarmu!"      

Namun suara Yan tiba-tiba terdengar ketika Lin Dong merayakan sifatnya yang sigap saat dia kabur. Ucapan itu membuat wajahnya sontak menggelap. Sesaat kemudian, dia melihat ke belakang, dan rupanya memang benar. Pemuda itu melihat cahaya hitam melintas di langit tak jauh di belakangnya, dan bergegas menuju lokasinya dengan secepat kilat.      

"Sialan!"      

Ekspresi Lin Dong menjadi sangat mengerikan ketika dia melihat cahaya hitam bergegas menyusulnya. Dia sadar kalau alasan peristiwa ini terjadi kemungkinan karena adanya Devouring Ancestral Symbol di dalam badannya.      

"Cepat pergi!"      

Lin Dong tak sabar. Dia mendesak Mu Lingshan dan segera menambah kecepatannya ke batas maksimal. Dalam sekejap, sosoknya menghilang di cakrawala.      

…..     

Area di sekeliling danau petir hancur tidak karuan. Darah segar dan mayat-mayat mengambang di danau petir. Sebagai akibatnya, warna danau itu menjadi jauh lebih gelap. Para praktisi yang masih selamat menatap ke arah di mana sosok cahaya hitam itu pergi dengan ekspresi ngeri. Tak ada seorang pun yang berani mengejarnya.      

"Sosok itu sepertinya mengejar Lin Dong…" Sesepuh berambut abu-abu menatap ke arah di kejauhan, dan kemudian berbicara dengan suara tercengang.      

Pang Hao awalnya terkejut ketika mendengarnya. Sorot gembira sontak terpancar di matanya, dan dia terkekeh dingin. "Benar-benar pemuda yang sial. Tapi memang sebaiknya demikian. Menggunakan mayat silver untuk menghabisinya akan membuat kita tak perlu melakukannya."      

"Ayo pergi."      

Dia melambaikan tangannya usai berbicara. Sesaat kemudian, dia memimpin kelompok Nine Serene Gate dan segera menuju ke area terdalam di goa peninggalan dari arah yang berbeda.      

Para praktisi lain di sekitar danau juga mulai mengikuti mereka usai melihat kejadian tersebut. Namun tak ada seorang pun yang memiliki ide bodoh mengenai mayat iblis seperti yang mereka lakukan barusan. Mereka paham kalau sosok itu terlalu sulit untuk dikalahkan…      

Nyawa seseorang memang hal yang terpenting.      

...     

"Swuush!"      

Dua sinar cahaya melintas di langit dengan secepat kilat. Kecepatan mereka yang tinggi memunculkan suara-suara ledakan sonik.      

Ekspresi Lin Dong terlihat mengerikan. Kecepatannya sudah dikerahkan sampai ke batas maksimal. Dia bisa merasakan kalau sosok bercahaya hitam di belakangnya semakin memangkas jarak dengan stabil. Rupanya, sosok itu bahkan lebih cepat dibandingkan dirinya.      

"Kak Lin Dong, berhati-hatilah!"      

Mu Lingshan tiba-tiba berseru ketika Lin Dong memikirkan bagaimana cara mereka bisa kabur. Pemuda itu mendadak mendongak dan melihat dimensi di depannya terdistorsi. Sosok manusia yang terlihat kuat dan menguarkan aura iblis jahat muncul di tempat itu secara aneh.      

"Lingshan, pergilah lebih dulu kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan!"      

Lin Dong menatap ke arah mayat iblis yang muncul di hadapannya. Hatinya mencelos ketika dia berkata.      

Mu Lingshan menggigit bibirnya. Tangan mungil gadis itu meraih erat Life Death Coffin Cover di dekapannya, dan cahaya biru berpendar cepat di dalam matanya yang lebar.      

"Bersiap-siaplah bertarung habis-habisan…"     

Lin Dong menghirup napas dalam-dalam. Matanya berangsur-angsur berubah sedingin es dan setajam bilah pedang. Tak peduli sesulit apapun menangani sosok itu, mustahil Lin Dong bakal menyerah dengan mudah.      

Sosok bercahaya hitam berdiri di udara. Kedua mata hitamnya menatap lekat pada Lin Dong. Sesaat kemudian, gejolak energi muncul di matanya yang menatap datar. Sosoknya agak bergetar seakan-akan dia sedang berjuang keras. Tak lama kemudian, dia perlahan-lahan mengulurkan tangannya, dan suara yang teramat serak serta gemetaran terdengar dari mulutnya.      

"Devouring … Ancestral Symbol … Tolong … Tolong aku…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.