Ikat Dia
Ikat Dia
Tapi Su Mohan sepertinya tidak melihatnya sama sekali. Ia hanya berkata dengan dingin, "Ganti ke tangan yang lain dan pasang lagi."
Dokter terus mencoba untuk memasang jarum infus pada tangan Ye Fei, namun Ye Fei tetap melepas selang infusnya dengan tidak sabar dan membuat cairannya menetes setiap jarum tersebut selesai dipasang.
Sampai satu jam kemudian, suasana di dalam ruangan telah mencapai titik beku. Tangan Ye Fei penuh dengan lubang kecil bekas jarum, kemudian membengkak seperti dua roti bakpau. Ketika Ye Fei mencabut jarumnya lagi, Su Mohan akhirnya tidak membiarkan dokter melanjutkan. Ia merapatkan bibirnya dan berdiri di tempat yang sama sambil menatap Ye Fei untuk waktu yang lama. Tatapan matanya dalam, seolah badai di dalamnya bisa pecah kapan saja.
Ye Fei juga diam-diam menatapnya, dengan sorot tanpa gentar di matanya. Di dalam hati, Ye Fei berkata, 'Su Mohan, mengapa kamu menolak untuk membiarkanku pergi? Apakah bagimu kehilangan seorang wanita benar-benar sulit untuk diterima?'
Su Mohan menahan rasa sakit yang menyayat hati di hatinya. Ia menunduk dan berkata tanpa ada sedikit pun gelombang naik turun dalam suaranya, "Ikat dia."
Seluruh tubuh Ye Fei menjadi gemetar luar biasa. Ia melihat pria di depannya dengan tatapan tidak percaya. Namun tiba-tiba ia merasa dirinya benar-benar konyol. Ya. Bagaimana dia bisa melawan Su Mohan? Bagaimana ia bisa mengalahkan Su Mohan?!
Pengurus rumah dan pelayan dengan cepat menyiapkan tali. Tapi ketika mereka menatap Ye Fei, sepertinya mereka tidak tahu harus mulai darimana.
Su Mohan melangkah maju kemudian mengangkat Ye Fei dan selimutnya. Ye Fei yang ada di tangannya kemudian dilemparkan ke tempat tidur. Tanpa menunggu pengurus rumah dan yang lainnya bergerak, ia mengambil tali dan berencana melakukannya sendiri.
"Su Mohan, biarkan aku pergi! Dasar bajingan! Aku membencimu! Aku benar-benar membencimu!" Ye Fei berjuang mati-matian, tapi ia tidak punya sisa kekuatan. Bahkan jika masih ada sisa kekuatan di tubuhnya, bagaimana mungkin ia bisa membebaskan diri dari kurungan Su Mohan?
Wajah Su Mohan selalu tenang, ia tidak mendengarkan tangisan Ye Fei. Sambil memegang pergelangan tangan Ye Fei, ia mengikatnya ke besi di kepala tempat tidur.
Tangan Ye Fei yang lain terus melawan. Beberapa kukunya yang panjang bahkan meninggalkan mencakar leher Su Mohan hingga meninggalkan bekas. Tapi Su Mohan tidak terpengaruh sama sekali. Dengan cepat Ye Fei merasa pergelangan tangannya yang lain tidak bisa bergerak. Tali yang mengikat pergelangan tangannya pada palang di kepala tempat tidur sangat kuat, membuatnya merasa kesakitan.
Ye Fei mengangkat kepalanya dan menggigit pundak Su Mohan. Air mata yang ia kumpulkan dalam beberapa hari terakhir tidak bisa lagi ditahan. Air matanya seperti banjir yang menjebol bendungan, mengalir tanpa henti.
Su Mohan mendengus dan matanya menjadi semakin merah, tapi tangannya tetap tidak berhenti.
"Su Mohan, aku membencimu, aku sangat membencimu!" Suara Ye Fei menjadi serak karena berteriak. Rambut panjangnya yang seperti rumput laut tersebar tidak teratur. Dengan wajah pucat dan air mata yang keluar dari matanya, seperti ada sesuatu yang tak terlukiskan namun tak bisa dikeluarkan, sosok Ye Fei terlihat menyedihkan.
Su Mohan hampir kehabisan napas. Tangan yang memegang pergelangan tangan Ye Fei mulai gemetaran. Sudah cukup lama Su Mohan berusaha mengikat, namun Su Mohan bahkan tak bisa mengikat tali tersebut membentuk simpul.
"Kemari!" Su Mohan melepaskan tangannya dan berkata pada pelayan.
Pelayan itu dengan cepat mengambil alih tali dan menggantikan Su Mohan untuk mengikat pergelangan tangan Ye Fei yang lain.
Beberapa menit kemudian, kedua pergelangan tangan Ye Fei sudah selesai diikat dengan kuat dan ia tidak bisa bergerak lagi. Dokter kembali memasangkan infus berisi cairan glukosa. Kali ini Ye Fei tidak bisa lagi mencabut jarum infusnya yang ada di tangan.