Mencuri Hati Tuan Su

Aku Tidak Ingin Tinggal Denganmu



Aku Tidak Ingin Tinggal Denganmu

2Saat Su Mohan berjalan ke pintu dan akan membukanya, Ye Fei perlahan keluar dari lift, seolah-olah Su Mohan adalah binatang buas dan tidak ingin dekat-dekat dengannya.     

Setelah Ye Fei berjalan ke pintu, ia menarik napas dalam-dalam beberapa kali. Tidak tahu apa yang harus ia lakukan setelah ia masuk. Terlebih lagi, ia tidak tahu apa yang ingin dilakukan Su Mohan dengannya?     

Tapi sekarang ia sudah berdiri di sini, tidak bisa mundur lagi.     

Su Mohan menunggu dengan sabar selama lima menit di kamar. Ye Fei akhirnya membuka pintu dan masuk. Ia dengan hati-hati melihat ke arah Su Mohan, tapi buru-buru menundukkan kepalanya dan terus meringkuk di sudut. Kondisi di antara keduanya sama sekali tidak berubah.     

Kali ini sudah hampir dua jam. Kesabaran Su Mohan akhirnya mencapai titik ekstrim "Mulai hari ini, kamu harus tetap di sini, tidak boleh pergi ke mana pun," kata Su Mohan.     

"Aku tidak ingin tinggal di sini!" teriak Ye Fei     

Su Mohan tertawa dingin. Ia menatap wanita di depannya dengan sinis dan berujar, "Bukankah aku terakhir kali sudah mengatakan bahwa hanya aku yang bisa menentukan kapan permainan ini selesai?"     

"Su Mohan, kenapa kamu menyuruhku tinggal di sini? Aku tidak ingin tinggal di sini, aku tidak ingin tinggal bersamamu!" Setelah diam sejak awal datang di sini, emosi Ye Fei akhirnya pecah. Dengan sepasang mata yang memerah, Ye Fei berteriak dengan menggebu-gebu ke arah Su Mohan.     

"Ha ha …"     

Su Mohan terkekeh. Beberapa kalimat yang diucapkan oleh Ye Fei malah membuatnya terpancing.     

Su Mohan telah memanjakan, menyayangi, bahkan menahan diri untuk bicara dengan nada tinggi karena khawatir membuat Ye Fei takut padanya. Tapi lihat balasan yang diberikan Ye Fei. Bagaimana Ye Fei bisa memperlakukannya seperti ini?     

Ye Fei tidak ingin tinggal di sini. Ye Fei tidak ingin tinggal bersamanya!     

'Brak!'     

Setelah menyadari fakta itu, Su Mohan menendang meja kopi dengan keras. Cangkir teh, gelas wine, dan hiasan-hiasan mahal di atas meja hancur berkeping-keping karena tindakannya.     

Meja teh kaca tebal itu mendarat di satu sisi. Di bagian atasnya terdapat beberapa retakan. Su Mohan memandang benda yang berantakan itu dengan tatapan berang.     

Sepertinya menendang meja kopi dan menghancurkan benda-benda di atasnya masih belum cukup meredakan emosinya. Su Mohan lalu menendang vas di depannya. Vas porselen yang indah itu terbang menghantam dinding. Setelahnya vas itu hancur berkeping-keping dan jatuh ke atas lantai.     

Jelas, Ye Fei belum pernah melihatnya begitu marah seperti ini. Ia terkejut dengan suara keras yang ditimbulkan barusan. Sambil melihat serpihan pecahan dan kekacauan di tempat itu, Ye Fei berdiri di tempat yang sama dengan mata merah dan mundur dua langkah tanpa sadar.     

Sadar akan tindakannya, Su Mohan merasa dirinya semakin konyol.     

Ia seperti lelucon yang menyedihkan. Lagi-lagi ia membiarkan Ye Fei menginjak-injaknya!     

Su Mohan berjalan menghampiri Ye Fei dengan mata merah karena murka. Sebuah senyum dingin masih bertahan di sudut bibirnya. "Kenapa? Itu karena aku adalah Su Mohan!" bentaknya.     

Ye Fei menggigil dan tertawa pada dirinya sendiri, "Iya, kamu adalah Su Mohan. Kamu bagaikan dewa di mata semua orang. Jadi jika kamu membiarkan aku hidup, aku harus hidup. Jika kamu menyuruhku mati, aku harus mati. Kamu bisa mengontrol hidupku. Tapi kenapa kamu ingin aku tinggal bersamamu? Kenapa aku harus tinggal denganmu, seorang pria kejam, kasar, dan bengis sepertimu? Kamu tidak punya apa-apa selain uang dan kekuasaan!"     

"Kamu …" Seluruh tubuh Su Mohan gemetar karena murka. Matanya yang sipit kini memerah bagaikan dua bola api, membara karena amarah yang tak terelakkan. Udara panas yang keluar dari hidungnya seolah bisa membakar orang.     

Ye Fei merapatkan bibir. Saat ini, ia tidak tahu dari mana ia memiliki keberanian untuk melihat langsung ke arah pria di depannya.     

Su Mohan tidak pernah semurka ini seumur hidupnya, dan tidak pernah ada yang bisa membuatnya begitu marah seperti sekarang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.