Membunuh Tanpa Pisau
Membunuh Tanpa Pisau
Tepat saat itu, telepon di ruang tamu berdering. Song Zhenhai menyipitkan mata kemudian menghampiri untuk menjawab telepon.
Beberapa menit kemudian, Song Zhenhai perlahan meletakkan gagang telepon dan menunduk. Semua keturunan keluarga Song sekarang di bawah kendali Su Mohan, dan orang-orang yang diam-diam ia tugaskan sebelumnya juga telah dibereskan oleh orang suruhan pria itu.
Kini sorot mata Song Zhenhai memancarkan kesedihan, bagaikan ombak di Sungai Yangtze yang menghempas ke depan. Tapi begitu ia memikirkan Ye Fei tersayang, ia teringat kembali pada putrinya yang meninggal lebih dulu, dan bahkan istrinya. Tapi sekarang, seluruh anggota keluarga Song dalam bahaya. Apa yang harus ia lakukan?
Su Mohan menolak memberinya waktu tambahan. Ia berkata pelan, "Aku dengar Pak tua Song juga memiliki dua cucu perempuan dari anak laki-laki, dan dua cucu perempuan dari anak perempuan. Jika aku tak lagi mengejar Ye Fei, haruskah aku memilih perempuan lain?"
'Brak!'
"Dasar bajingan!" Song Zhenhai tidak tahan lagi. Ia memukul meja dengan telapak tangannya keras-keras.
Tentu saja ia mengerti maksud dari Su Mohan. Selama ia mendapat keuntungan dari Su Mohan, jika menilik dari temperamen cucu-cucunya, ia akan terus dipermainkan oleh pria ini. Namun, menurut situasi keluarga Song sekarang, mereka akan terus beradu tanpa henti. Nantinya, semua orang pasti menginginkan putrinya untuk bisa menjadi istri dari Tuan Su. Jika saat itu tiba, Song Zhenhai hanya bisa melihat keturunannya bertengkar dengan sesama saudara!
Benar-benar kejam seperti pembunuh!
Bibir Song Zhenhai mulai bergetar. Kata-kata sederhana dari Su Mohan membuat kelemahan dan kesedihan yang mendalam merasuk tepat ke dalam hatinya, jauh lebih tajam daripada menusukkan pisau secara langsung.
"Pak Tua Song harusnya tahu kemampuanku, jadi lebih baik Anda membuat keputusan secepat mungkin." Wajah Su Mohan tampak dingin. Ia tidak percaya jika Song Zhenhai bisa menyembunyikan Ye Fei dan yang lainnya. Seharusnya pria itu menuruti permintaannya selama Su Mohan masih punya kesabaran.
Song Zhenhai perlahan menunduk, kemudian duduk di tempat semula dan tidak berbicara. Sehingga membuat orang lain tidak bisa menerka apa yang ia pikirkan.
Su Mohan mendengus dingin dan langsung bangkit. Ia tidak berniat untuk terus mengganggu pria tua itu di sini. Bahkan jika Song Zhenhai tidak memberi tahu keberadaan Ye Fei, ia bisa menemukan seseorang dalam beberapa hari. Tetapi tidak ada jaminan Su Mohan akan bersikap baik.
"Tunggu sebentar."
Ketika Su Mohan sampai ke pintu, Song Zhenhai tiba-tiba membuka mulutnya. Su Mohan berhenti dan tidak berbalik.
"Aku ingin tahu, kenapa Tuan Su ingin sekali menemukan Ye Fei? Tuan Su sendiri juga pasti tahu bahwa ada banyak wanita di sekitar Tuan Su. Kenapa Tuan Su harus mencari Ye Fei?" kata Song Zhenhai.
Su Mohan mencibir, "Aku khawatir Pak tua Song tidak perlu tahu urusanku."
Sorot mata Song Zhenhai menjadi gelap selama beberapa menit, kemudian perlahan terbuka, seperti mendapatkan sebuah kompromi. "Dia berada di ruang bawah tanah sebuah rumah bergaya barat di pinggiran utara."
Su Mohan menoleh untuk melihat Song Zhenhai, menatap lurus ke mata keruhnya. Ia tidak percaya bahwa Song Zhenhai akan mengatakannya dengan mudah.
Benar saja, Song Zhenhai berkata lagi, "Saya hanya punya satu permintaan, yaitu sebelum Tuan Su pergi kesana, saya harap Tuan Su bisa mengetahui siapa sosok Ye Fei bagi Tuan Su."
Su Mohan mengatupkan bibirnya dan langsung pergi.
Song Zhenhai menghela napas dan berkata, "Feifei, kakek minta maaf. Hanya ini yang bisa kakek lakukan untukmu …"
Setelah pergi, Chu Zheng dengan cepat mencari tahu dari informasi yang diberikan oleh Song Zhenhai. Ia yakin lokasi spesifik Ye Fei akan segera ditemukan.