Tidak Ragu untuk Melakukan Semuanya
Tidak Ragu untuk Melakukan Semuanya
Seiring berjalannya waktu, ekspresi di wajah Su Mohan menjadi semakin gelap. Badai yang berkecamuk di matanya menjadi semakin besar. Badai ini akhirnya berubah menjadi amukan lagi dan lagi, membuat seluruh ruang rapat diselimuti oleh atmosfer mengerikan yang bisa membunuh kapan saja.
"Tuan Su, menurut pengumpulan data terbaru dan analisis perilaku, memang benar bahwa Nona Ye sekarang berada di ibu kota. Menurut penilaian dari Song Zhenhai, Song Zhiguo, dan jaringan interpersonal Nona Ye, Nona Ye kemungkinan bisa muncul di 7.658 tempat sekarang." Seorang pria berkacamata besar bergegas menyerahkan laporan terakhir.
"Lanjutkan," jawab Su Mohan singkat. Pria itu mengatupkan bibirnya dan tidak melihat laporan yang diberikan. Seiring berjalannya waktu, meskipun wajahnya tenang, ia tidak bisa menahan amarah dalam dirinya.
Namun wajah yang kelam namun tenang itu membuat semua orang semakin gelisah. Mereka selalu khawatir kapan badai itu akan datang.
Lewat dari seminggu kemudian, lebih dari 4.200 tempat telah diperiksa, tetapi masih tidak ada jejak Ye Fei. Kesabaran Su Mohan jelas semakin menipis dan siap meledak kapan saja.
Kehidupan Chu Zheng tidak tenang akhir-akhir ini, atau bahkan bisa dibilang bahwa keseharian semua orang di Hotel Dinasti tidak tenang. Hanya dalam satu minggu, ia telah memecat dari lebih dari 20 manager senior dan lebih dari 100 karyawan. Tetapi saat melihat wajah Su Mohan, semua orang tahu bahwa jika mereka tidak dapat menemukan orang yang dicari oleh Su Mohan, kehidupan seperti ini tidak akan berakhir.
"Tuan Muda, semuanya sudah siap." Chu Zheng datang dengan wajah serius dan berbisik di telinga Su Mohan.
Su Mohan bangkit dan meninggalkan ruang rapat. Chu Zheng mengikutinya, sementara beberapa pria besar berbaju hitam masuk ke mobil lainnya.
Su Mohan duduk di kursi belakang mobil Bentley dan mengusap pelipisnya dengan kepala tertunduk. Namun, ia harus menerima kenyataan bahwa wanita yang patuh itu benar-benar tidak meninggalkan kenangan apapun padanya. Dalam beberapa hari terakhir, ia menelepon nomor yang sama berkali-kali. Tetapi wanita itu masih memberikan jawaban yang sama seperti sebelumnya. Bahkan nomor tersebut langsung tidak aktif. Su Mohan sangat marah sehingga ia membanting ponselnya saat itu.
Bagus, bagus sekali. Tidak ada yang bisa membuatnya begitu marah selama bertahun-tahun ini.
Sekarang wanita itu memiliki keberanian, maka ia seharusnya mampu menahan amarahnya!
"Tolong dipercepat," perintah Su Mohan.
Begitu pengemudi mendengar perintah tersebut, ia langsung menginjak pedal gas dan mengeratkan genggaman tangannya pada setir mobil. Semua orang tahu bahwa orang yang jaraknya paling dekat dengan tuan muda bisa menjadi ladang ranjau. Siapapun yang menyentuhnya maka akan mati.
Lebih dari sepuluh menit kemudian, mobil itu perlahan berhenti di depan kediaman Song Zhenhai. Su Mohan langsung naik ke gedung dan Chu Zheng pun cepat-cepat mengetuk pintu.
Seolah-olah tahu dengan ketidaksabarannya, hanya dalam dua suara ketukan, pintu langsung terbuka. Melihat pria yang menyeramkan di depannya, seorang pengasuh dengan celemek berkata dengan gugup, "Tuan, Anda mencari siapa ...?"
Pengasuh itu langsung didorong oleh dua orang, lalu Su Mohan merangsek masuk ke ruangan tanpa ada halangan.
Ruangan itu tidak besar, tapi juga bersih dan rapi. Segera setelah Su Mohan memasuki pintu, terdengar suara kursi roda yang berjalan. Seorang pengasuh keluar sambil mendorong Song Zhenhai perlahan.
"Tuan Su datang lebih lambat dari yang aku duga." Song Zhenhai perlahan membuka mulutnya dan melambai ke pengasuhnya. Mengisyaratkan agar berhenti mendorong kursi roda.
"Tuan Song rupanya benar-benar rela melakukan apapun untuk menyembunyikan cucu perempuannya yang berharga." Su Mohan mencibir.