Mencuri Hati Tuan Su

Tuan Su yang Tangguh!



Tuan Su yang Tangguh!

1Su Mohan benar-benar bersenang-senang. Namun, sayangnya Ye Fei hampir menjadi seekor anjing.     

Ini karena ketika tuannya hendak memasuki wahana arung jeram, Su Mohan berkata bahwa Ye Fei harus meminta staf untuk mengganti semua air di kolam sebelum ia bisa naik ke kapal. Apalagi, Su Mohan meminta untuk tidak mengubahnya menjadi air ledeng, melainkan dengan mata air pegunungan dan air mineral.     

Saat bermain kora-kora atau kapal bajak laut, tuannya bersikap dengan baik dan akhirnya tidak membuat masalah untuk Ye Fei. Tapi, ketika permainan selesai, Su Mohan mengatakan bahwa uangnya harus dikembalikan. Mengapa? Itu karena tidak ada bajak laut di dalam kapalnya! Bajak! Laut!     

Ye Fei harus menghadapi sekelompok tatapan aneh orang-orang, membeli penutup mata bajak laut, dan berakting seolah-olah menjadi bajak laut agar bisa membujuk tuannya untuk turun dari kapal.     

Nah, saat bermain wahana Piring Oleng, Ye Fei berpikir bahwa seharusnya tidak ada masalah lagi sekarang, bukan?     

Namun pada akhirnya, ketika baru saja naik sekitar dua menit, Su Mohan mengeluarkan pisau entah dari mana dan langsung menusuk karetnya. Ye Fei pun melihat bahwa peralatan corong bundar besar sedikit bocor, dan perlahan-lahan menjadi rata, lalu orang lain mulai tenggelam dalam kebingungan. Saat itu, wajah Ye Fei langsung berubah menjadi berwarna hijau.     

Ye Fei pun dengan sabar dan baik hati segera berkata kepada Su Mohan, "Tuan Su, ada apa denganmu?"     

Su Mohan mengerutkan kening dan menjawab, "Kaki wanita itu terlalu bau, itu terus menerus mengenaiku."     

Wajah hijau Ye Fei berangsur-angsur berubah menjadi lebih baik. Ia kemudian memandangi wanita polos yang diam-diam memperhatikan situasinya. Sambil tersenyum, ia lalu meraih lengan Su Mohan dan berkata, "Sayang, kerja bagus! Tapi lain kali kita jangan naik ini lagi."      

"Meskipun uangnya tidak seberapa. Lain kali jika ada yang tidak memperhatikan langkahnya, kamu bisa langsung melempar orang itu ke bawah. Kurasa, paling tidak dia hanya akan kehilangan lengan dan kaki. Betapa lebih murah daripada naik wahana ini."     

"Aku mengerti."     

Ye Fei tersenyum dan pergi bersama dengan Su Mohan, kemudian hanya menyisakan wanita yang tadi duduk di samping Su Mohan sambil tersipu malu.     

"Apa lagi yang akan kita mainkan?" tanya Su Mohan sambil membuka mulutnya lagi, dengan harapan samar di matanya.     

Mendengarkan pertanyaannya yang awalnya adalah 'Apa yang ingin kamu mainkan?' berubah menjadi 'Apa lagi yang akan kita mainkan?' Hal itu membuat Ye Fei seketika hampir menangis. Ia lalu melihat ke langit dan berkata dengan senyum kering, "Aku pikir ini sudah larut. Ayo kembali lebih awal."     

Su Mohan melihat jam dan mengangguk gembira, "Baiklah, lebih baik kembali saja untuk melihat gadis kelinciku," ucapnya.     

Wajah Ye Fei tiba-tiba membatu. Kemudian ia mengangkat tangannya dan meremas pinggang Su Mohan. "Sayang, kamu terlalu banyak berpikir, kita punya dua tiket untuk menonton film, ayo pergi ke bioskop setelah makan malam," ajaknya setelah itu.     

Su Mohan lalu bersenandung dan meraih telapak tangan Ye Fei, "Oke, kalau begitu aku akan melihatmu berpakaian seperti kelinci setelah menonton film," katanya lagi.     

Ye Fei menggerakkan matanya dan mengendus, seolah ia tidak mendengar apa-apa.     

Saat kembali ke mobil, Ye Fei melepas bando di rambutnya dan meletakkannya di bagian kaca depan. Ia lalu bersandar di kursi, kemudian tertidur dalam waktu singkat. Tapi, ia tidak tidur nyenyak. Bahkan dalam mimpinya, Su Mohan juga bertanya padanya, "Apa lagi yang akan kita mainkan?"     

Su Mohan melirik Ye Fei yang sedang tidur, mengambil selimut dari kursi belakang dan menyelimuti Ye Fei. Pada saat yang sama, ia kemudian menaikkan suhu AC di dalam mobil.     

Terjadi kemacetan dalam perjalanan pulang. Sepertinya, kebanyakan orang sedang dalam perjalanan pulang saat ini. Mobil itu bahkan tidak bergerak selama lebih dari sepuluh menit.     

Su Mohan tidak khawatir. Ia hanya dengan sabar memandangi mobil-mobil dengan model dan warna berbeda di depannya. Cahayanya lalu jatuh di telinga kelinci merah muda. Namun, ia hanya tidak bisa menahan diri untuk tidak mengeluarkan ponselnya, dan melihat-lihat foto yang ia ambil hari ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.