Mencuri Hati Tuan Su

Anak Baik, Jangan Menangis



Anak Baik, Jangan Menangis

0Pada saat ini, ponsel di atas meja berdering, Ye Fei pun bergegas meraih ponselnya dan mengangkat telepon itu, "Halo?"     

"Ada sarapan di atas meja. Chu Zheng sedang menunggumu di bawah. Setelah makan, dia akan mengantarmu pulang," kata orang di sisi lain yang adalah Su Mohan.     

"Oh, baiklah."     

"Kamu dapat menggunakan nomor ini. Ini adalah nomormu yang sebelumnya."     

Ye Fei tertegun, kemudian ia teringat bahwa ponselnya jatuh ke tanah sebelumnya. Mungkin ponselnya sudah berserakan dan terpisah-pisah. "Baik, aku mengerti," jawabnya. Namun, tidak ada suara di sisi lain untuk sesaat, dan ia tidak berbicara lagi.     

Ye Fei mengangkat ponselnya. Namun, ia tidak tahu mengapa dirinya tidak menutup teleponnya dan malah menahannya. Lalu, lima menit kemudian, akhirnya Ye Fei berkata, "Halo, apakah kamu masih di sana?"     

"Ya."     

"Apa… Kamu sedang sibuk?"     

"Iya, akan ada rapat nanti."     

"Kalau begitu jangan lupa makan dan jangan lupa istirahat," ucap Ye Fei yang berbicara dengan lembut. Setelah mengatakan itu pada Su Mohan, ia langsung menutup telepon. Kemudian, dengan ringan ia menarik napas. Namun, ia semakin tidak mengerti dengan pikirannya.     

Tapi, ketika telepon baru saja ditutup, beberapa menit kemudian ponsel berdering lagi. Ye Fei melihat nomor yang tak dikenal di ponselnya, lalu mengangkat telepon itu, "Ye Fei, Ayah bangun!"     

Ye Fei berpikir sebentar saat mengangkat telepon, kemudian ia menyadari bahwa ini adalah suara dari pamannya, Song Zhiguo.     

"Kakek… Sudah sadar?"     

Mendengar berita mengejutkan ini, ponsel di tangannya tiba-tiba tergelincir ke atas sofa. Mata Ye Fei menjadi berkaca-kaca. Kakek bangun, iya, kakek sudah sadar! Segera, tanpa melanjutkan sarapan paginya, ia segera mengganti pakaiannya dan lari ke bawah.     

Chu Zheng melihat penampilan bingung Ye Fei dan terkejut, "Nona Ye, ada apa?" tanyanya.     

"Cepat, bawa aku ke rumah sakit. Kakek sudah sadar. Dia sudah bangun," kata Ye Fei sambil menggenggam tangan Chu Zheng menjadi sangat bersemangat. Air mata di rongga matanya pun beberapa kali meluncur ke bawah.     

Chu Zheng dengan cepat berbalik dan pergi ke Rumah Sakit Umum Nomor 6.     

Sepanjang jalan, Ye Fei sangat bersemangat. Bahkan, terkadang tidak tahu harus berbuat apa. Sebab, berita itu datang terlalu tiba-tiba. Tanpa diduga, ia kembali dan menerima kabar itu dari kakeknya yang telah sadar. Ini bagus, sangat bagus!     

Sejak ia keluar dari penjara, Ye Fei tidak pernah begitu bersemangat seperti ini. Kakek bisa dikatakan adalah satu-satunya orang yang tidak menyerah padanya saat itu. Menurut Ye Fei, kakek lebih berarti baginya daripada yang lain.     

Setelah setengah jam lebih, dua orang dengan cepat masuk ke rumah sakit. Kemudian Ye Fei langsung pergi ke bangsal, lalu langsung mendorong dan membuka pintu.     

"Kakek!"     

Ada seorang lelaki tua yang kurus duduk di tempat tidur. Lalu ada banyak kerutan di wajahnya dan ia terlihat bersemangat. Matanya yang agak basah penuh dengan kebijaksanaan.     

"Feifei," Lelaki tua itu membuka mulutnya dengan suara lembut dan penuh kasih, seolah mereka baru bertemu kemarin.     

Dengan air mata di matanya, Ye Fei tidak bisa memercayai apa yang ia lihat. Ketika ia datang mendekat, dirinya malah menjadi penakut. Alih-alih berlari seperti sebelumnya, ia justru berjalan perlahan di setiap langkahnya. "Kakek, apakah benar kamu adalah kakek?" tanyanya.     

"Iya, Ini aku. Apakah Feifei tidak ingat dengan kakek?" Sebuah senyuman muncul dari sudut mulut lelaki tua itu, dengan penuh kasih dan lembut.     

Ye Fei menangis kegirangan dan mendatangi lelaki tua itu selangkah demi selangkah. Ia dengan lembut memeluknya, seolah-olah takut jika ia tidak berhati-hati, dirinya akan kehilangan orang di depannya. Jadi ia memeluknya dengan sangat berhati-hati.     

"Anak baik, jangan menangis. Jika kamu diganggu lagi, kakekmu ini akan melampiaskan amarahnya untukmu," kata orang tua itu yang kemudian mengangkat lengan tuanya, dan menepuk punggung Ye Fei terus menerus. Seperti seorang ibu yang membujuk bayinya untuk tidur ketika ia masih kecil.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.