Mencuri Hati Tuan Su

Ye Fei mengambil kontrak dan memeriksanya. Ekspresi tenang tetap dipertahankan pada wajahnya, tapi ia sudah berada dalam badai di dalam hatinya. Properti dalam kontrak tidak lain adalah tiga tempat yang ditinggalkan ibunya, dan lima tempat yang ditinggalkan kakeknya.     

"Sepertinya Nona Shi benar-benar datang dengan persiapan," kata Ye Fei sembari meletakkan kontraknya.     

Shi Xiangwan terkekeh dan berkata lembut, "Aku tahu bahwa Nona Ye dulunya adalah anggota dari keluarga terkenal. Itu hanya 200 juta. Tentu tidak akan memperhatikannya. Tapi bagaimanapun, Nona Ye masih harus mempertimbangkan kenyataan. Lagi pula, tidak ada yang bisa menjamin masa depan yang aman saat kamu bersama Tuan Su."     

"Terlebih lagi, kakek Nona Ye masih sakit parah di rumah sakit dan akan menghabiskan banyak uang di masa depan. Itu bukan jumlah yang kecil, dan Nona Ye ingin menghidupkan kembali bisnis keluarganya. Bagaimana Nona Ye bisa mendapatkan pijakan tanpa dana awal? Apakah kamu harus bermain di antara semua jenis pria sepanjang hari?"     

Hati Ye Fei tenggelam. Tampaknya Shi Xiangwan telah menyelidiki latar belakangnya dengan sangat detail. Namun, ia harus mengakui bahwa kata-katanya sangat menyentuh hatinya. Membuat posisi awalnya yang kokoh, tiba-tiba goyah pada saat ini.     

Apa yang coba aku tekankan? Untuk apa aku naik ke tempat tidur Su Mohan? Aku tidak hanya ingin mengambil kembali warisan ibuku, bukankah aku juga ingin membalas dendam pada keluarga Ye? Bati Ye Fei.     

Melihat Ye Fei tergerak, membuat Shi Xiangwan segera berkata lagi, "Aset ini cukup untuk Nona Ye kembangkan. Selama kamu memiliki kemampuan, bukan tidak mungkin untuk menghidupkan kembali keluarga Song dan bersaing dengan keluarga Ye dalam beberapa tahun."      

"Apakah Nona Ye benar-benar lebih suka berurusan dengan pria dan dalam keadaan terhina. Daripada mengandalkan kemampuannya sendiri untuk membuktikannya kepada dunia?"     

"Kenapa Nona Ye tidak meninggalkan sebagian dari harga diri, dan mengambil uang ini untuk pergi ke luar negeri, lalu melanjutkan studi lebih lanjut. Kemudian mendirikan perusahaan, lalu kembali setelah beberapa tahun," kata Shi Xiangwan yang masih berbicara.     

Ye Fei menampilkan ekspresi bingung, tetapi secara bertahap kembali sadar, dan ia harus mengakui bahwa Shi Xiangwan benar-benar bukan lawan yang sederhana. Meskipun telah mempersiapkannya dengan baik, ia masih hampir tersesat dalam beberapa kata.      

Bahkan pada saat itu, Ye Fei benar-benar bimbang dan bertanya pada dirinya sendiri lagi dan lagi, mengapa ia tidak membawa semua ini ke luar negeri untuk melanjutkan studi dan mendirikan perusahaan. Setelah beberapa tahun, ia akan kembali dengan kepala terangkat.     

"Nona Shi benar-benar orang yang baik. Setiap kalimatnya menunjuk tepat ke hati orang lain. Pantas saja Nona Shi bisa bertahan bersama Tuan Su selama bertahun-tahun," kata Ye Fei dengan sinis.     

Shi Xiangwan melihat bahwa maksud dari Ye Fei sudah jelas, dan itu membuat hatinya tenggelam. Tampaknya, persuasi hari ini tidak ada harapan. Karena wanita ini benar-benar sangat sulit untuk dihadapi.     

"Bukankah Nona Ye tidak tahu malu?! Apakah Nona Ye lebih suka terikat dengan seorang pria daripada harus bekerja keras sendirian? Kamu perlu tahu bahwa bahkan sekarang Tuan Su menyayangimu, tetapi dia bertekad untuk tidak mencintai wanita yang tidak memiliki harga diri dan bersedia untuk menjadi rendah hati!"      

Kali ini, Shi Xiangwan meningkatkan serangan, tidak lagi menjadi tidak jelas dan berbelit. Tetapi malah mempertanyakan secara langsung.     

Ye Fei mencibir, untuk pertama kalinya ia menatap lurus ke arah wanita yang telah dipermalukan berkali-kali ini sebelumnya. "Mengapa Nona Shi mengajukan pertanyaan seperti itu? Nona Shi tahu, bahkan jika aku bersama dengan Tuan Su, aku mungkin tidak dapat melanjutkan studi, dan aku juga tidak dapat mendirikan perusahaan."      

"Di dunia ini, apakah ada guru yang lebih baik dari Tuan Su? Apakah kamu benar-benar berpikir bahwa aku bersedia meninggalkan Tuan Su dan pergi ke luar negeri untuk melanjutkan studi? Itu benar-benar sebuah lelucon!"