Bahkan Masuk ke dalam Mimpiku
Bahkan Masuk ke dalam Mimpiku
Su Mohan meraba-raba sebentar dan menyalakan lampu kecil berwarna jingga remang-remang. Setelah lampu kecil itu menyala, lingkaran cahaya jingga agak gelap muncul dan menerangi ruangan kecil ini. Cahaya jingga ini membuatnya merasa sedikit hangat dan tidak bisa dijelaskan.
Su Mohan dengan ringan duduk di sofa dan melihat ke ruangan kecil. Ruangan itu tidak besar. Ada meja kecil di depan sofa yang juga kecil dan televisi besar di seberangnya. Terdapat sebuah komputer kuno di sebelah televisi itu. Tempat tidurnya terpisah setengah meter. Perabotannya tidak terlalu banyak dan sudah cukup memenuhi ruangan.
Su Mohan melihat tempat tidur kecil Ye Fei. Boneka dengan berbagai bentuk menempati sebagian besar area, tetapi terlihat sangat cocok dengan sosok di tempat tidur. Pemandangan itu terlihat harmonis.
Su Mohan melihat posisi Ye Fei yang terbalik di tempat tidur, lalu melangkah maju dan membalikkan badannya. Ia memeluk Ye Fei dan mengangkatnya untuk berbaring di atas bantal. Ye Fei mengigau pelan, lalu tidak ada gerakan.
Su Mohan berdiri di samping tempat tidur dan ragu-ragu sejenak. Saat ia memandangi gaun Ye Fei yang sangat membatasi geraknya, ia bertanya-tanya apakah ia harus membantu wanita ini untuk melepas gaunnya.
Ye Fei masih tertidur dengan nyenyak dan sama sekali tidak menyadari kedatangan Su Mohan saat ini. Su Mohan mengulurkan tangannya beberapa kali dan akhirnya menariknya kembali. Ia tidak mengerti apa yang ia ragukan, padahal itu hanya melepas baju Ye Fei.
Setelah Su Mohan mengulanginya beberapa kali, pada akhirnya ia perlahan membuka kancing pakaian dalam Ye Fei. Lalu, ia menutupi wanita itu dengan selimut dan berbalik untuk pergi ke toilet.
Toilet di kamar Ye Fei sangat sempit dan hampir tidak memungkinkan untuk berputar. Tetapi, meskipun dindingnya sudah usang, semuanya sangat bersih baik itu wastafel, toilet, dan lantai. Toilet ini memancarkan aroma sabun cuci bubuk yang samar dan terlihat sangat rapi.
Su Mohan mengambil handuk merah muda dengan pola kartun, membasahinya dengan air panas, lalu kembali ke kamar lagi. Ye Fei masih tertidur. Mungkin karena terlalu banyak menangis di siang hari, matanya menjadi sangat lelah dan sekarang ia tidur sangat nyenyak.
Su Mohan dengan lembut duduk di sisi tempat tidur dan menyeka wajah Ye Fei. Begitu handuk hangat menyentuh kulitnya, Ye Fei mendengus. Bulu matanya bergetar beberapa kali dan kemudian membuka matanya.
Su Mohan memegang tangannya. Setelah ia melakukan itu, ia sepertinya khawatir akan membangunkan Ye Fei. Tetapi, setelah Ye Fei berkedip beberapa kali, mata yang cantik itu akhirnya terbuka. Su Mohan tiba-tiba menjadi sedikit gugup.
Jika dia bertanya mengapa aku tiba-tiba muncul di sini, bagaimana aku bisa menjelaskannya? pikir Su Mohan.
Ye Fei membuka matanya dengan bingung dan memandang Su Mohan yang duduk di sampingnya dengan samar. Ia berpikir bahwa mimpi ini benar-benar aneh. Setelah Ye Fei menutup matanya lagi, mulutnya bergumam pelan, "Dasar pengganggu. Bahkan kamu masuk ke dalam mimpiku."
Gerakan tangan Su Mohan menegang dan ia melempar handuk ke wajahnya dengan marah. Tampaknya karena handuk menghalangi udara masuk ke hidungnya, napas Ye Fei berangsur-angsur menjadi lebih berat. Su Mohan terkejut dan menurunkan handuk itu, kemudian menggantungnya di balkon.
Setelah Su Mohan menyelesaikan pekerjaannya, ia tidak pergi, tetapi mematikan lampu jingga kecil dan duduk di sofa. Malam yang sunyi membuat indranya lebih sensitif dan hatinya menjadi tenang.
Hari ini Su Mohan tidak lagi ingin menyangkal bahwa perlakuannya memang berbeda terhadap wanita ini. Tetapi, ia tidak mengerti apa arti dari semua ini, Mainan baru? Hewan peliharaan yang aku cintai? Atau, semacam wanita yang spesial?
Su Mohan duduk sendirian di malam yang gelap untuk waktu yang lama, tetapi banyak pertanyaannya yang gagal mendapatkan jawaban. Ia sendiri tidak tahu mengapa dirinya bisa berada di sini dan ia tidak tahu berapa lama perlakuan khususnya dengan wanita ini bisa bertahan.
Tetapi, Su Mohan tahu bahwa meskipun ia mengerti bahwa banyak hal yang menyimpang dari jalur seharusnya, ia tetap memilih untuk tidur di sofa kecil sepanjang malam.