Tinggal Menunggunya Menggigit Umpan
Tinggal Menunggunya Menggigit Umpan
Ye Fei memeluk dirinya sendiri dengan kedua tangannya, memandang pria di depannya dengan jijik, dan mencibir, "Kakakku yang baik, apakah menurutmu aku masih seorang gadis bodoh seperti yang dulu? Apakah menurutmu aku akan percaya omong kosongmu lagi?"
Li Mingwei langsung merasa tenggorokannya tercekat ketika ia melihat wanita di depannya. Ia tidak pernah tahu bahwa wanita yang dulu membosankan dan bodoh ini bisa berubah drastis menjadi begitu memesona.
"Feifei, kamu harus percaya padaku. Aku sangat mencintaimu... Aku tidak pernah bisa melupakanmu selama ini. Aku selalu memikirkanmu di dalam hatiku. Aku bahkan menyeret hubunganku untuk bisa menyelamatkanmu di penjara, tapi... Tapi, pada akhirnya aku gagal menyelamatkanmu."
Li Mingwei terlihat memiliki ekspresi yang tulus dan juga mengucapkan perkataan yang tulus. Matanya begitu hangat saat ia menatap Ye Fei.
"Benarkah? Ternyata Kak Mingwei sangat peduli padaku sampai-sampai dia tidak pernah mengunjungiku satu kali pun dalam enam tahun. Dia peduli padaku dan tidur dengan teman baikku. Ckckck… Menurutmu, jika Han Xueqian tahu tentang apa yang kamu katakan sekarang, apakah dia akan sedih?" tanya Ye Fei dengan santai.
Begitu Ye Fei selesai melontarkan kata-kata itu, ia berjalan mengelilingi Li Mingwei dan berencana untuk pergi. Sementara, Li Mingwei selalu mengikuti Ye Fei dan terus berusaha menjelaskan sekaligus membela diri sepanjang jalan, "Feifei, aku benar-benar tidak menyukai wanita jalang itu. Dia melakukan segala cara untuk naik ke tempat tidurku. Dia merencanakan semua itu."
"Feifei, aku sangat mencintaimu. Kita tumbuh bersama sejak kecil dan menjadi sepasang kekasih. Kamu tahu bagaimana aku memperlakukanmu. Aku tidak bisa melupakanmu selama kamu tidak ada di sisiku," lanjut Li Mingwei tanpa daya.
Ye Fei mengangkat tangannya dan dengan lembut menepuk debu di bahu Li Mingwei. Sudut bibirnya terangkat hingga menyunggingkan sebuah senyum yang membingungkan: "Sungguh? Aku tidak menyangka bahwa Kak Mingwei sangat merindukanku. Aku benar-benar tersanjung. Jika kamu bersedia memberikan nomor ponselmu padaku, akan lebih mudah untuk kita bisa tetap berhubungan di masa depan."
Tatapan Li Mingwei mengikuti tangan mulus Ye Fei terus-menerus. Ia selalu tahu Ye Fei memang cantik, tetapi ia tidak pernah tahu bahwa ia teramat sangat cantik.
Bagaimanapun, itu tidak lagi menjadi masalah. Li Mingwei ingat bagaimana perlakuan Ye Fei kepadanya di masa lalu. Ia percaya bahwa tidak lama lagi, wanita ini akan mengikutinya dengan patuh dan memuaskannya seperti dulu.
"Baiklah… Oke! Apa yang aku lakukan padamu di masa lalu pasti akan aku bayar seratus hingga seribu kali lipat. Kamu akan mengetahui bahwa aku tulus padamu," kata Li Mingwei bersemangat. Ia cepat-cepat menyerahkan kartu namanya kepada Ye Fei sambil tanpa lupa menyentuh tangan kecilnya.
"Kak Mingwei, Jangan khawatir, aku pasti akan menghubungimu dari waktu ke waktu, dan menyelesaikan apa yang harus kamu bayar selama bertahun-tahun," kata Ye Fei.
Jari-jari Ye Fei berulang kali menepuk dada Li Mingwei. Ia mengatakan itu tidak sambil menatap Li Mingwei dalam-dalam. Lalu, ia mengerutkan bibirnya dan langsung pergi.
Ye Fei merasa bahwa dirinya dulu buta, atau ia hanya belum melihat banyak pria sebelumnya. Jadi, ia merasa bahwa Li Mingwei itu adalah pria lembut dan polos. Sepertinya ia dulu menderita rabun dekat!
Saat ini, Li Mingwei yang berhasil mendapatkan janji itu tidak menyusul Ye Fei lagi. Ia hanya menatap punggung wanita itu dengan rakus dan ada kilatan di matanya yang merasa bahwa ia akan menang.
Bagaimanapun juga, Li Mingwei adalah seorang profesional. Ia tahu bahwa sesuatu tidak boleh diikat terlalu erat. Jika tidak, maka usahanya akan gagal. Sekarang, umpan sudah ditaburkan. Li Mingwei hanya tinggal menunggu Ye Fei menggigit umpan. Tetapi, sayangnya saat ini ia masih belum tahu siapa yang akan menggigit umpan itu pada akhirnya.