Mencuri Hati Tuan Su

Aku Sangat Khawatir



Aku Sangat Khawatir

2Mata Su Mohan dipenuhi dengan kegembiraan saat mendengar suara yang akrab ini. Ia dengan cepat bangkit untuk membuka pintu. Namun, ketika Su Mohan berjalan melewati meja, matanya tertuju pada ponsel Chu Zheng. Ia mengambil ponsel itu dan memasukkannya ke celah sofa.     

Su Mohan terbatuk sedikit untuk mencoba menyembunyikan kegembiraan yang datang entah dari mana. Saat pintu terbuka, wajah mungil yang sudah lama tidak terlihat itu muncul di hadapannya. Hatinya yang tadinya kesal untuk waktu yang lama akhirnya menjadi tenang pada saat ini.     

Ye Fei berdiri di depan pintu dengan agak tertahan. Ia menatap Su Mohan dengan tatapan penuh kebaikan dan berkata, "Hai, Tuan Su."     

Su Mohan menatap Ye Fei dengan dingin, berbalik, dan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Kemudian, ia langsung pergi ke kamar untuk duduk di sofa.     

Ye Fei menghela napas lega. Begitu ia melihat bahwa pria ini tidak menutup pintu secara langsung dan juga tidak membuka mulut untuk mengusir dirinya, ia langsung mengerti bahwa segala sesuatunya masih seperti semula dan itu tidak terlalu buruk.     

Ye Fei dengan cepat mengikuti Su Mohan dengan pelan dan berbalik untuk menutup pintu, "Tuan Su, aku mendengar bahwa kamu terluka."     

Su Mohan tidak menanggapi Ye Fei. Ia duduk di sofa dan membuka-buka majalah yang diambilnya entah dari mana.     

Setelah Ye Fei menutup pintu, matanya tertuju pada mantel wanita yang tergantung. Kemudian, ia melihat ke samping dan ada tas selempang wanita merk Gucci klasik yang terlihat mahal.     

Ye Fei berjalan menghampiri Su Mohan dengan tenang dan melirik ke ara dapur dengan pintu yang tertutup. Terdengar suara panci dan mangkuk yang saling bertabrakan, bercampur dengan suara langkah kaki wanita.     

Pelacur Su Mohan ada di dapur! Siapa wanita jalang itu? Chu Zheng tidak memberitahuku bahwa ada orang lain di ruangan ini! Lihat saja bagaimana nanti aku menemuinya kembali setelah ini! pikir Ye Fei.     

"Tuan Su, apakah kamu cedera serius? Aku sangat khawatir," kata Ye Fei.     

Mata Ye Fei tertuju pada tubuh Su Mohan dengan prihatin dan wajah pria itu memang sedikit lebih pucat dari biasanya. Itu adalah akibat kehilangan darah yang banyak. Ye Fei tahu bahwa luka pada tubuh pria ini memang tidak ringan, ditambah lagi dengan perban besar dan kecil yang melilitnya.     

Su Mohan mendengus dingin saat mendengar pertanyaan Ye Fei dan membatin, Apakah dia mengatakan di pesan teks bahwa dia sangat mengkhawatirkanku? Sangat khawatir? Huh! Sungguh wanita munafik! Jika dilihat dengan benar, wanita ini seperti berharap aku mati!     

Begitu Ye Fei melihat Su Mohan secara langsung mengabaikan dirinya, ia melakukan upaya gigih dan duduk di samping pria itu. Tatapannya tertuju pada perban di pinggangnya. Pada perban putih itu terdapat sedikit darah mengalir dan warna merah darah itu menyilaukan secara tidak normal. Ye Fei pun berinisiatif menawarkan, "Tuan Su, lukamu terbuka. Biarkan aku membantumu mengganti perbannya."     

Su Mohan masih tidak menatap Ye Fei lurur-lurus, seolah pria itu bertekad untuk mengabaikannya sampai akhir.     

Ye Fei bangkit dan menemukan kotak obat di dalam laci. Ia duduk di samping Su Mohan dan berkata dengan sabar lagi, "Tuan Su, izinkan aku membantumu mengganti perbannya."     

Kali ini, tanpa menunggu Su Mohan menjawab, Ye Fei dengan hati-hati memotong perban berdarah dengan gunting kecil. Begitu perban dibuka, sayatan yang lebar segera menyambut penglihatan Ye Fei. Melihat luka sayatan yang mengerikan itu membuat Ye Fei langsung berpikir, Jika Su Mohan menderita luka yang begitu parah, bagaimana dengan Tianqi...     

Su Mohan diam-diam memperhatikan Ye Fei yang menundukkan kepalanya dan dengan hati-hati merawat lukanya. Sentuhan kelembutan yang tidak ia sadari muncul di matanya. Tetapi, suasana hati yang baik ini hanya berlangsung selama dua detik. Setelah itu, semuanya benar-benar rusak.     

Ye Fei memegang kapas dan mengoleskan obat sambil bertanya, "Tuan Su, bagaimana bisa kamu terluka?"     

Su Mohan mengerutkan kening dan tidak mengatakan apa-apa. Ye Fei terdiam beberapa saat dan tidak tahan untuk tidak melanjutkan, "Tuan Su, apakah kamu dan Xiang Tianqi…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.