Mencuri Hati Tuan Su

Berapapun itu, Aku Bersedia Membelinya



Berapapun itu, Aku Bersedia Membelinya

0Wajah Shi Xiangwan sudah sangat jelek sampai tidak bisa menjadi lebih jelek lagi. Dari sudut pandang Ye Fei, ia bahkan bisa melihat bahwa dahi Shi Xiangwan yang cantik menampilkan urat biru, yang menunjukkan seberapa banyak kemarahan di hatinya telah terkumpul.     

Tuan Su, apakah kamu benar-benar tidak berperasaan?     

Shi Xiangwan menarik napas dalam-dalam sambil berulang kali mengatakan pada dirinya sendiri untuk tidak menjadi berlebihan dan tidak marah. Jika ia marah, itu hanya akan membuat wanita itu menang.     

Su Mohan menundukkan kepalanya dan menggeser tubuhnya sedikit agar tidak menghalangi cahaya. Tetapi, ketika Shi Xiangwan melihat ke arah ponselnya, ia menyadari bahwa yang membuat pria itu menunduk pada ponselnya selama ini adalah sebuah permainan dungu.     

Setelah berdiri di sana selama dua menit penuh, Shi Xiangwan hampir tidak bisa memulihkan ketenangannya. Dengan senyum tipis di wajahnya, ia berkata lagi, "Tuan Su, dia hanya menyia-nyiakan uang. Aku harap kamu bisa memikirkannya secara rasional. Bahkan jika kamu menyayanginya, aku tidak ingin kamu menyesal suatu hari nanti."     

Sudut bibir Ye Fei tersenyum mencibir tanpa henti selagi ia melihat Shi Xiangwan berjalan dari tempat duduknya menuju ke sisinya. Ia tidak menanggapi omelannya, apalagi menjelaskannya. Ia bersikap dingin tanpa henti dan posenya seperti menunjukkan, 'Apa yang kamu inginkan?'      

Melihat Su Mohan yang tetap diam, Shi Xiangwan mengira bahwa kata-katanya tadi bisa berpengaruh dan segera meningkatkan nada suaranya, "Tuan Su, aku tahu kamu ingin memanjakannya, tapi kamu tidak bisa membiarkannya berperilaku seperti ini. Bagaimanapun, dia hanyalah seorang gadis kecil yang belum pernah melihat dunia. Dia tidak mengerti apa itu uang jutaan apalagi miliaran. Dia tidak akan mengerti bahwa kamu akan membayar semuanya ini sendirian…"     

Su Mohan meletakkan ponselnya dengan tidak sabar, menatap wanita yang berdiri dan terus berbicara di depannya, lalu mengerutkan kening sambil berkata, "Berapapun itu, aku bersedia membelinya."     

Semua orang tercengang. Shi Xiangwan tercengang dan Ye Fei juga tak kalah tercengang. Tidak ada yang mengira bahwa Su Mohan akan menjawab kalimat Shi Xiangwan yang panjang lebar itu hanya dengan kalimat 'Aku bersedia'.     

Melihat wajah suram Shi Xiangwan yang tidak bisa lagi berpura-pura, Ye Fei merasa sangat lega. Jika bukan karena terlalu banyak orang di sini, ia benar-benar ingin bergegas dan memberi Su Mohan ciuman serigala yang sengit untuk mengekspresikan haknya dan kekagumannya.     

Shi Xiangwan berdiri dengan canggung di tempat, di tengah koridor kosong. Congsamnya yang sederhana dan elegan semakin menonjolkan rasa malunya. Putri terkenal dari keluarga terpelajar ini bisa dibilang sangat dipermalukan saat ini.     

"Akulah yang terlalu banyak berbicara. Kalau begitu, Tuan Su bisa melanjutkannya. Hari ini, aku akan pergi terlebih dahulu. Jika ada kalimatku yang menyakiti, aku secara pribadi akan meminta maaf kepada nona ini dan Tuan Su."     

Setelah beberapa saat, Shi Xiangwan tersenyum dengan enggan dan berbicara. Sebelum Su Mohan dapat berbicara lagi, ia melangkah pergi dan langsung keluar dari tempat tersebut.     

Tuan Su dan nona ini? Nona ini? Ye Fei tidak percaya bahwa Shi Xiangwan tidak tahu siapa dirinya. Sejauh ini ia tidak pernah menyebutkannya. Ia pun khawatir Shi Xiangwan melakukan semua itu untuk sebuah alasan agar bisa bertemu Su Mohan lagi.     

Jika Shi Xiangwan tidak tahu Ye Fei dan ingin menebus kesalahannya, bagaimanapun juga, ia harus tetap melalui Su Mohan. Jadi, jika Su Mohan mempermalukannya seperti hari ini, Shi Xiangwan masih tidak mau menyerah. Bukan hanya itu, Shi Xiangwan juga ingin meminta maaf secara pribadi atas dirinya sendiri agar tetap bisa berhubungan dengan Su Mohan.     

Ye Fei memandang kepergian Shi Xiangwan dan menghela napas. Shi Xiangwan benar-benar seperti kecoa yang tak terkalahkan. Ia dipermalukan beberapa kali hari ini dan sudah kehilangan wajahnya, tetapi ia masih bisa tertawa. Jika yang mengalami ini adalah seorang wanita biasa, wanita itu pasti sudah tak tahan dan menangis. Tetapi, wanita ini malah mengucapkan selamat tinggal kepada Su Mohan seolah-olah tidak ada yang terjadi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.