Masuk ke Dalam Mobil Polisi Karena Ulah Anaknya Sendiri
Masuk ke Dalam Mobil Polisi Karena Ulah Anaknya Sendiri
Su Mohan sangat marah. Ia telah berusaha keras untuk mendekati anak yang berasal dari pria lain ini selama seharian penuh. Ia benar-benar menanggapi setiap permintaan dari anak ini, namun pada akhirnya anak ini membodohinya!
Melihat semakin banyak orang yang menonton dan juga banyaknya reporter, kening Su Mohan menjadi semakin berkerut. Ia menarik bajunya dan khawatir Ye Fei akan melihat adegan ini. Jika itu terjadi, Ye Fei akan berpikir bahwa ia melakukan sesuatu kepada anaknya!
Saat dua orang polisi melangkah maju, Su Mohan melirik Ye Xiaotian dengan mata berapi-api. Setelah itu Su Mohan mengikuti kedua polisi tersebut untuk masuk ke dalam mobil polisi. Untuk pertama kalinya di dalam hidupnya, ia diperlakukan sebagai seorang pelaku perdagangan manusia, benar-benar sangat memalukan!
Melihat Su Mohan dibawa ke mobil polisi, Ye Xiaotian mengeluarkan pistol mainan di tas sekolahnya dan mulai menembak Su Mohan. Su Mohan yang duduk di dalam mobil memperlihatkan mata merah dan urat biru di dahinya. Selain Ye Fei, ini adalah pertama kalinya dalam hidupnya seseorang bisa membuatnya begitu marah!
Setelah mobil polisi melaju pergi, dua orang polisi diperintahkan untuk mengantar Ye Xiaotian kembali ke TK Langit Biru. Sepanjang jalan, mereka tidak lupa untuk memuji kecerdasan dan keberanian Ye Xiaotian berulang kali.
Malam itu, Su Mohan kembali ke rumah dengan wajah gelap. Ia sedikit khawatir Ye Fei akan mengetahui semuanya.
Su Mohan sedang duduk di sofa sambil memegang surat kabar di tangannya, tetapi ia menajamkan telinganya dan mendengarkan gerakan Ye Fei yang sedang berbicara melalui telepon di balkon. Ia sedikit khawatir Ye Xiaotian akan mengeluh kepada Ye Fei tanpa pandang bulu, dan jika anak itu mengeluh, apakah Ye Fei akan mengetahui bahwa pelaku perdagangan manusia yang anak itu ceritakan sebenarnya adalah dirinya!
Namun, jarak balkon lumayan jauh, ditambah lagi Ye Fei menutup pintu balkon. Meskipun Su Mohan mencoba mendengarkan dengan saksama, ia masih tidak bisa mendengar apa yang mereka berdua bicarakan.
Lebih dari dua puluh menit kemudian, Ye Fei membuka pintu dan berjalan dari balkon tanpa melihat ke arah Su Mohan, kemudian ia berbalik dan kembali ke kamar.
Su Mohan tidak bisa menahan diri dan hanya duduk diam. Ia berkata dengan dingin dan wajah cemberut, "Kamu sangat mengkhawatirkan anak dari pria lain itu, mengapa kamu masih ingin menikah denganku?"
Ye Fei yang awalnya selalu diam mengerutkan kening, kemudian ia berbalik untuk melihat pria di sofa, dan akhirnya berkata, "Su Mohan, dia bukan anak dari pria lain."
"Atau apakah kamu begitu serakah akan kekuasaan sehingga kamu bisa menyerah dengan anakmu sendiri?" Ekspresi Su Mohan menjadi semakin dingin. Ia meletakkan surat kabar di tangannya dan berjalan menuju ke arah Ye Fei.
Ye Fei menundukkan wajahnya dan tidak ingin memperhatikan Su Mohan lagi, ia berbalik dan kembali ke kamar tidur. Lu Chuan sudah menemukan pengacara untuknya, dan kesepakatan perceraian pada dasarnya telah diselesaikan. Dalam dua hari, ia akan pergi dari sini.
Melihat wanita yang acuh tak acuh di depannya, secara tidak sadar kemarahan Su Mohan bangkit. Ia tidak mengerti mengapa selalu dirinya yang harus memakluminya setiap saat!
Melihat Ye Fei kembali ke kamar lagi, Su Mohan melangkah maju, meraih tangan Ye Fei dan berkata dengan marah, "Kapan kamu berencana akan memberi tahu tentang anak dari pria lain itu! Sampai kapan kamu ingin menyembunyikannya dariku!"
Ye Fei menatap wajah Su Mohan yang mengerikan dan tidak bisa menahan tawanya.
Apa yang Su Mohan pikirkan? Dia pikir Xiaotian anak siapa? Xiang Tianqi?
Melihat Ye Fei yang sekarang sedang menertawakan dirinya sendiri, Su Mohan menjadi semakin marah. Ia pun langsung melepaskan Ye Fei dan berbalik untuk pergi selagi masih ada kesempatan.
Selama dua hari berturut-turut, Su Mohan tidak pulang ke apartemen lagi. Ia merasa telah berusaha keras, mungkin ia memang benar-benar tidak bisa mengubah emosinya, tetapi ia benar-benar telah berusaha dengan keras.