Mencuri Hati Tuan Su

Hidup Dalam Mimpi Selamanya



Hidup Dalam Mimpi Selamanya

0Su Mohan, maukah kamu berjanji padaku akan satu hal?" kata Ye Fei dengan lembut.     

"Iya."     

"Jika suatu hari aku terbangun dari mimpi ini, tolong beri aku satu tembakan. Aku ingin … hidup dalam mimpi ini selamanya." Ye Fei berkata lembut, ada kebahagiaan di matanya.     

Su Mohan terkejut, kemudian dengan ringan mencium kening Ye Fei dengan mata merahnya, "Bodoh."     

Entah karena mereka telah menghilangkan keluhan masa lalu, mereka berdua tidur sangat nyenyak malam itu. Matahari menembus tirai saat jam menunjukkan pukul sepuluh pagi, membawa sentuhan yang hangat. Suara bising petasan di luar seolah-olah seperti meledakkan rumah keluarga Su yang biasanya sangat sunyi itu. Gelak tawa suara orang dewasa dan anak-anak tidak ada habisnya terdengar, membawa sedikit perasaan antusias.     

Ye Fei menutupi telinganya dan mengerutkan kening sambil menutupi kepalanya dengan selimut, seolah-olah ia tidak menyukai kebisingan di luar dan sama sekali mengabaikan matahari.     

Su Mohan juga mengerutkan alisnya dan terus tertidur. Ia mengulurkan tangan untuk menarik Ye Fei ke dalam pelukannya, namun yang ia temukan hanya lah sebuah bola selimut. Ia pun segera menarik Ye Fei keluar dari selimut dengan perasaan tidak puas.     

Su Mohan menjadikan Ye Fei sebagai gulingnya. Ia menekan pahanya erat-erat ke tubuh Ye Fei, kemudian kembali tidur dengan tenang.     

Namun, Ye Fei menyeringai sedikit kesakitan karena ulah Su Mohan, dan rasa sakit yang membara di bahunya hampir memaksa air matanya untuk jatuh, membuatnya langsung kehilangan rasa kantuknya.     

Setelah berjuang untuk waktu yang lama, Ye Fei tidak bisa menggerakkan kaki Su Mohan yang berada di atas tubuhnya. Ye Fei pun mengangkat kepalanya dan memelototi Su Mohan yang masih tertidur, dan sedikit mengusap-usap lengan Su Mohan.     

Sampai tangan kecilnya bisa menyentuh betis Su Mohan, Ye Fei secara acak menyentuh bulu kaki Su Mohan dan menariknya dengan keras!     

Su Mohan yang bulu kakinya ditarik pun langsung terduduk dari tempat tidur sambil mengusap kakinya, kemudian ia menatap Ye Fei dan menggertakkan gigi sambil meneriakkan namanya, "Ye Fei!"     

Ye Fei menenggelamkan leher dan menunduk, lalu bermain dengan jari-jarinya sendiri, seolah-olah ia tidak bermaksud memberikan penjelasan apa pun.     

Su Mohan mendekati Ye Fei dan mencubit hidung kecil Ye Fei, tidak lupa mengecup bibirnya dua kali. Lalu ia berjalan ke ambang jendela dengan celana pendek untuk membuka tirai.     

Mungkin karena cuaca yang semakin cerah dan salju di luar yang mulai mencair, ranting-ranting di luar seperti memiliki tenaga, seolah-olah hanya memerlukan beberapa hari dan beberapa malam untuk mereka menumbuhkan tunas.     

Ye Fei mengangkat tangannya untuk menutupi sinar matahari yang hangat, dan ia melihat pantat Su Mohan dari celah di antara jari-jarinya. Su Mohan mengenakan celana pendek warna biru tua, memperlihatkan kulit putih mulusnya yang tidak dapat dideskripsikan.     

Ye Fei langsung mendengus dan sedikit membuang muka.     

Setelah melihat pantat Su Mohan, Ye Fei menatap ke arah punggung kirinya dengan tatapan kosong. Masih ada bekas luka yang panjang dan lebar, serta lubang pada kulitnya yang halus dan kencang itu. Beberapa dia dapatkan saat pemotretan untuk foto pernikahan, kemudian setelah itu disebabkan oleh kecelakaan mobil. Meskipun bekas lukanya sekarang tidak terlihat berat, bekas luka itu masih sedikit mengejutkan pada tubuhnya yang sempurna.     

Ye Fei bangkit dan berjalan ke arah Su Mohan, kemudian ia memeluk Su Mohan dari belakang dan dengan lembut mencium bekas luka di bahu kiri Su Mohan, lalu berkata dengan sedih, "Pasti sangat menyakitkan ..."     

Su Mohan memegang tangan kecil Ye Fei dan berkata dengan lega, "Bantu aku untuk menciumnya lagi."     

Ye Fei segera mencium bekas luka itu lagi. Su Mohan melihat Ye Fei melakukan itu pada pantulan di jendela kaca, sudut bibirnya pun melengkung kegirangan.     

"Tidak terasa sekarang sudah tiba pada hari ketiga puluh bulan ini," kata Su Mohan lembut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.