Mencuri Hati Tuan Su

Hal yang Kamu Harapkan



Hal yang Kamu Harapkan

2Saat mereka memasuki hotel, para tamu di sekitar juga ikut masuk bersama.      

Ye Xiaodong, yang berjalan di depan, menoleh ke arah Ye Fei dan berkata, "Aku sudah mengetahui kabar tentang tes DNA itu. Aku pasti akan membahas tentang hal ini ketika Jiang Huiru dibebaskan dari penjara. Adapun masalah tentang hukuman enam tahun penjara yang dijatuhkan kepadamu sebelumnya, ayahmu sekarang sedang mengirim seseorang untuk menyelidiki kasus itu lagi. Jika ternyata kamu diperlakukan tidak adil, kamu tidak akan bersalah."     

"Kak, ibu dan kakak kedua telah melakukan banyak hal yang merugikanmu sebelumnya. Aku mewakilkan mereka untuk minta maaf kepadamu, tapi bagaimanapun juga, mereka semua adalah keluargaku. Aku harap kakak bisa memaafkan mereka." Ye Ting juga berbicara dengan Ye Fei.     

Ye Fei sedikit mengernyit. Ia tidak menyangka Ye Xiaodong bisa berbicara dengan tidak memihak. Ia juga terkejut bahwa Ye Ting akan mengambil inisiatif untuk mengakui kesalahannya di depan umum.     

Namun, harus diakui bahwa Ye Ting layak mendapat dukungan banyak orang karena aksinya yang membawa dirinya dengan mudah dan percaya diri.     

Ye Fei mengerutkan kening dan berpikir sejenak. Ia tidak tahu bagaimana menjawab perkataan Ye Ting. Ia tidak akan pernah memaafkan Jiang Huiru dan Ye Ya. Ia memang berpikiran sempit, ia juga memang tidak memiliki toleransi.      

Namun, jika ia dengan mudah memaafkan orang yang menyakiti dirinya sendiri, maka itu artinya ia tidak menghormati dirinya sendiri. Jika ia meremehkan penderitaan yang telah ia alami, siapa lagi yang akan benar-benar menghormatinya selain dirinya sendiri?     

Tepat sebelum Ye Fei hendak berbicara, Su Mohan mendahului, "Sepertinya hal yang kamu harapkan itu tidak ada hubungannya dengan wanitaku? Apakah jika kamu berharap untuk menikah dengan presiden, harapanmu itu juga harus melalui persetujuan wanitaku?"     

Kata-kata Su Mohan langsung memecah situasi yang sebelumnya dianggap hangat menjadi sebuah kebuntuan. Ye Ting sedikit bingung, kemudian ia menatap Su Mohan yang ekspresinya jelas sangat tidak sabar dan cemberut, lalu Ye Ting berkata lagi, "Apa yang dikatakan oleh Tuan Su masuk akal, maafkan saya yang sudah bersikap tidak sopan."     

Su Mohan mengabaikan Ye Ting dan berbicara kepada Ye Xiaodong. "Tuan Besar Ye sudah repot-repot pulang ke Tiongkok, tetapi sayang sekali saya sangat sibuk hari ini. Silakan buat diri Anda nyaman dan anggap sebagai rumah sendiri."     

Menanggapi perkataan sederhana Su Mohan, Ye Xiaodong tersenyum dan berkata, "Tuan Su dapat menaikkan karirnya hingga ke level sekarang, tentu saja Tuan Su tidak boleh membuang waktu untuk orang seperti saya."     

Su Mohan mengabaikan Ye Xiaodong, lalu berbalik dan mengajak Ye Fei untuk menyapa berbagai pejabat politik penting. Tentu saja, jangan berharap Tuan Besar Su kita untuk tersenyum. Setidaknya ia masih bersedia maju untuk berbicara dengan wajah datarnya itu.     

Terlepas dari identitas lawan bicaranya, Su Mohan hanya mengangguk dan sesekali menyapa dengan beberapa kata. Postur tubuhnya masih terlihat mulia seperti biasanya, tetapi tidak ada yang peduli sama sekali dengan penampilannya. Sebaliknya, orang-orang merasa bahwa Su Mohan memang harus seperti itu.     

Mata Su Mohan tertuju pada sosok di kerumunan, kemudian Su Mohan mengajak Ye Fei untuk menyapa orang tersebut. Orang itu tidak lain dan tidak bukan adalah Xiang Tianqi, yang sudah lama tidak bertemu dengan Ye Fei.     

Xiang Tianqi memandang Ye Fei dan Su Mohan yang terlihat sangat glamor, kemudian berkata dengan asal-asalan, "Lama tidak bertemu."     

Tatapan Su Mohan tidak dapat diartikan dengan jelas dan ia juga tidak berbicara, namun Ye Fei menjawab sambil tersenyum, "Benar, lama tidak bertemu."     

"Selamat bertunangan." Suara dingin lainnya terdengar, kemudian Ye Fei memandang Lu Chuan di sebelah Xiang Tianqi dan menjawab dengan ringan, "Terima kasih."     

Su Mohan menyipitkan matanya dan menatap mereka berdua, kemudian ia memberikan sebuah senyuman sebagai sapaan. Tetapi Su Mohan tanpa sadar meletakkan tangannya di pundak Ye Fei, seolah-olah sedang menyatakan kepemilikannya.     

Lu Chuan menutup mata untuk hal ini. Ia menanggapi hal itu tanpa ekspresi, seolah-olah tidak keberatan sama sekali. Tetapi sebaliknya, mata Xiang Tianqi dipenuhi dengan kemarahan dan keengganan.     

Sejak Su Mohan merancang rencana agar Xiang Tianqi menembak Su Mohan terakhir kali, Ye Fei dengan sengaja tidak lagi memedulikan Xiang Tianqi. Meskipun Ye Fei masih sopan pada Xiang Tianqi, Ye Fei tampak sedikit dingin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.