Mencuri Hati Tuan Su

Beberapa Waktu yang Lalu Aku Bermimpi 



Beberapa Waktu yang Lalu Aku Bermimpi 

2Ye Fei menahan air mata dan menggigit bibirnya. Ia sangat ingin memiliki anak. Bahkan jika Su Mohan tidak menginginkan anak ini sama sekali, meskipun Ye Fei sangat mencintai Su Mohan, karena rasa cintanya itu, Ye Fei lebih memilih untuk pergi dengan anaknya.     

Mendengarkan kata-katanya, jantung Su Mohan berkedut dan tangannya mengepal di sisi tubuhnya. Karena Su Mohan sangat menahannya, pembuluh darah di dahinya sangat jelas terlihat, seolah menekan semacam rasa sakit.     

Ye Fei mengira Su Mohan seperti itu karena tidak menginginkan anak ini, kemudian air mata di mata Ye Fei bergulir kembali. "Aku bisa membesarkannya sendiri dan aku bisa menjamin bahwa aku tidak akan menggunakannya untuk mengganggumu. Su Mohan, sepertinya kita …"     

"Cukup! Apakah kamu menganggapku tidak bisa membesarkan seorang anak?!" Su Mohan meraung.     

Ye Fei berdiri di sana dengan linglung, namun ia tidak tahu bagaimana harus memberi respon.     

Melihat ekspresi Su Mohan yang buruk, Ye Fei membuang muka dan berkata dengan pelan, "Terima kasih."     

Su Mohan tidak bisa lagi menahan emosi saat itu juga, ia menarik lengan Ye Fei dan mendorongnya ke dinding.     

Ye Fei masih belum pulih dari akal sehatnya. Namun beberapa ciuman kasar jatuh ke bibirnya satu demi satu, bercampur dengan asinnya air mata. Seolah-olah mereka membawa semacam perasaan terharu yang disebabkan oleh sebuah tragedi.     

Ye Fei menutup matanya dengan ringan dan melingkarkan tangannya di pinggang Su Mohan. Namun air mata di mata Ye Fei masih jatuh setetes demi setetes.     

Bahkan, meskipun Ye Fei mengetahui bahwa Su Mohan benar-benar berlebihan hari ini, Ye Fei tidak berani bertanya dan tidak berani berbicara. Sepertinya cinta ditakdirkan untuk membuat orang menjadi rendah hati, sehingga membuat orang-orang lebih suka hidup di dunia mereka sendiri.     

Ye Fei sangat takut Su Mohan akan mengusirnya. Ye Fei takut Su Mohan akan memaksanya untuk membunuh anak ini. Hal itu membuat Ye Fei akhirnya mengerti bahwa ketika ia bisa merasakan manisnya cinta, ia juga harus bisa menanggung rasa sakit yang ditimbulkan oleh manisnya cinta itu.     

Tidak lebih dari sepuluh menit kemudian, Su Mohan perlahan melepaskan Ye Fei.     

Ye Fei mengedipkan matanya dengan ringan tetapi tidak berani menatap Su Mohan. Sedangkan Su Mohan menutup bibirnya yang tipis dan terus menatap Ye Fei.     

Melihat bahwa Ye Fei enggan melihat dirinya, Su Mohan menghela napas pelan dan mengulurkan jarinya untuk menyeka air mata di wajah Ye Fei, lantas berbisik pelan, "Aku akan menjadi seorang ayah, aku sangat bahagia."     

Hidung Ye Fei terasa perih, serangkaian air mata mengalir kembali. "Tapi ... Kamu jelas terlihat tidak bahagia sekarang."     

Su Mohan mengulurkan tangannya lagi untuk menyeka air mata Ye Fei. "Itu semua salahku, seharusnya aku tidak marah padamu."     

Mendengar pengakuannya, Ye Fei dengan hati-hati mengangkat matanya untuk menatap Su Mohan. Ada sorot kelelahan yang mendalam di bawah mata Su Mohan yang kemerahan. Ketika Ye Fei menatap Su Mohan, perasaan cintanya masih seperti sebelumnya, namun kali ini terdapat sorot frustasi dan ketidakberdayaan.     

"Kalau begitu kenapa kamu marah padaku?" Ye Fei membuang muka lagi, mengulurkan jarinya dan menyentuh kancing di dada Su Mohan.     

"Aku ... Aku hanya tidak menyangka kamu mengandung anak kita," kata Su Mohan lembut.     

Ye Fei sekali lagi berkata sambil menggerakkan tangannya. "Apakah kamu tidak ingin aku hamil?"     

Su Mohan membuka mulutnya dan terdiam beberapa saat, tetapi ia segera berbicara lagi, "Mengapa aku tidak menginginkannya? Jika aku tidak menginginkannya, bukankah itu akan membuat usahaku menjadi sia-sia."     

Ye Fei mengerutkan bibirnya dan berkata dengan datar, "Kalau begitu kenapa kamu …"     

"Karena beberapa waktu lalu aku bermimpi," kata Su Mohan dengan suara yang dalam.     

"Apa yang kamu mimpikan?" Ye Fei menatap Su Mohan dengan rasa ingin tahu.     

"Aku bermimpi … Kamu hamil. Kemudian seseorang ingin melawanmu dan bayi itu, tetapi aku gagal melindungimu dan bayi itu." Kata Su Mohan pelan.     

Ye Fei menatap Su Mohan dengan bingung. Ye Fei tidak menyangka hal itu menjadi penyebab kemarahannya sekarang. Ye Fei tidak bisa menahan diri untuk berbicara lagi, "Apakah karena mimpi itu, akhir-akhir ini kamu selalu berada dalam suasana hati yang buruk?"     

"Ya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.