Aku Akan Mengatakan Semuanya…
Aku Akan Mengatakan Semuanya…
Jiang Huiru awalnya menatap Ye Ya dengan prihatin, tetapi saat menghadapi permohonan pahit Ye Ya, ia menarik pandangannya dan menurunkan kelopak mata. "Yaya, kamu harus bersabar ... Dia tidak akan berani mengambil nyawamu. Percayalah pada Ibu, dia tidak akan berani membunuhmu!"
Tanpa perintah dari Su Mohan, Prajurit Luo terus mengoperasikan alat tersebut. Jarum perak terus masuk menuju ke dalam telinga Ye Ya, dan seluruh tubuhnya menjadi menggila, membuatnya hanya ingin menabrak dinding dan segera mati saja.
"Ibu! Katakan saja padanya ... Katakan padanya!" Ye Ya meraung saat jarum perak sedikit demi sedikit mulai menusuk, ia menatap Jiang Huiru yang masih menolak untuk mengatakan apa pun.
"Yaya, kamu harus percaya pada Ibu, Ibu seperti ini untuk kebaikanmu sendiri." Jiang Huiru masih menolak untuk menyerah, bahkan ia mulai berhenti memperhatikan gerakan Ye Ya.
Hati Su Mohan tenggelam. "He he, sepertinya Nyonya Ye sangat mencintai putrinya."
Jiang Huiru terdiam dengan kepala terkulai, sementara gerakan Prajurit Luo berlanjut. Jarum perak berangsur-angsur tenggelam sedalam setengah 15 cm. Seluruh tubuh Ye Ya kaku sekeras batu. Pada saat yang sama, karena pernapasan yang intensif, dadanya terus naik dan turun dengan tajam. Kemudian, keringatnya bercucuran ke lantai bersama dengan darah dari lukanya.
Su Mohan menurunkan matanya dan menunggu dengan sabar. Setelah tiga atau empat jam berlalu, ia telah mencoba beberapa penyiksaan, hati Su Mohan benar-benar sudah dingin.
Reaksi Jiang Huiru tidak seperti wanita normal, apalagi seperti ibu yang normal. Tidak ada ibu yang bisa melihat anaknya menderita rasa sakit seperti ini, tetapi Jiang Huiru malah acuh tak acuh, dan hanya terus-menerus membuka mulutnya untuk menghibur Ye Ya. Ia selalu menolak untuk mengatakan sesuatu yang berguna.
Bagian bawah mata Ye Ya penuh dengan noda darah, dan ia meraung dengan memilukan. "Ibu, aku tidak ingin menjadi Nyonya Su! Katakan padanya, katakan saja padanya! Aku mohon ... Aku mohon padamu!"
"Ah! Bunuh saja aku, bunuh saja aku! Jiang Huiru—dasar wanita jalang, katakan saja padanya! Aku ingin mati ... Aku ingin mati saja!"
Melihat Ye Ya yang menggila, Su Mohan sedikit mengernyit dan mengangkat tangannya untuk memerintahkan Prajurit Luo agar berhenti. Beberapa dokter buru-buru melangkah maju untuk memeriksa Ye Ya. Untuk sementara, hanya suara Ye Ya yang sedang kejang-kejang yang tersisa di ruangan itu.
"Meskipun Nyonya Ye sangat keras kepala, aku tidak terburu-buru. Jika tahun ini tidak bisa, masih ada tahun depan. Jika tahun depan masih tidak bisa, aku masih bisa menunggu ke tahun berikutnya. Bahkan jika Ye Fei sudah berusia 40 tahun untuk melahirkan seorang anak, bukan tidak mungkin aku tidak dapat menerimanya. Jadi aku ingin melihat berapa lama keras kepala Nyonya Ye dapat bertahan," kata Su Mohan dengan santai.
Tubuh Jiang Huiru kaku.
Benar, kenapa ia bisa melupakan tentang hal ini?
Su Mohan mampu melakukan hal ini, tapi bagaimana dengan dirinya? Apakah ia mampu menahan semua ini seperti Su Mohan? Ia hanya tidak menyangka bahwa pria ini akan dengan berani melakukan penyiksaan ilegal secara terang-terangan. Dia benar-benar ... tidak bermoral!
Setelah menerima sinyal Su Mohan, Prajurit Luo mengarahkan pandangannya pada Jiang Huiru. Segera, penyiksaan yang tadi dilakukan untuk Ye Ya mulai terulang pada Jiang Huiru. Ada ledakan auman yang menyayat hati di dalam ruangan. Isak tangis Jiang Huiru hanya bisa diandalkan dari suara serak pada tenggorokannya.
Di sisi lain, Ye Ya, yang memiliki sedikit kesadaran tersisa, melihat penyiksaan Jiang Huiru. Sorot kesenangan yang tak dapat dijelaskan melintas di matanya, dan ia mencibir di dalam hatinya.
Jiang Huiru jelas tidak lebih baik dari Ye Ya. Tidak sampai dua jam, Jiang Huiru meraungm "Aku akan mengatakannya ... Aku akan mengatakan semuanya!"