Mencuri Hati Tuan Su

2"Apa yang kamu bicarakan? Aku tidak percaya ... Kamu dengan jelas mengatakan bahwa kamu mencintaiku!" Zhang Xiaoli menatap pria yang berpaling dengan kejam di depannya dengan tidak percaya. Ia tidak percaya bahwa rasa manis sebelumnya adalah palsu.     

"Ya, aku mencintaimu, tapi itu sebelum kamu melakukan hal bodoh seperti ini." Xia Kai berkata dengan dingin.     

Zhang Xiaoli tercengang. Setelah bereaksi, ia berbalik untuk melihat Su Mohan yang berdiri di depan pintu. "Hal ... hal bodoh? Ka ... kamu ... siapa?"     

Su Mohan berbicara dengan ringan, "Kenapa kamu ingin bertemu denganku tapi tidak mengetahui siapa aku?"     

"Bukankah kamu hanya seorang profesor? Kenapa Xia Kai bisa datang bersamamu … Apa yang kamu lakukan padanya?" Zhang Xiaoli mengerutkan kening dan berkata dengan sedikit kesedihan dalam kata-katanya.     

Xia Kai mengingatkan dengan sedikit tidak sabar, "Dia adalah Su Mohan, pemimpin dari perusahaan Grup Su! Sekarang aku akan mengatakannya padamu, foto-foto yang kamu unggah di situs web ... mobil-mobil mewah itu semuanya adalah milik Tuan Su seorang!"     

Zhang Xiaoli masih tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Xia Kai. "Tuan Su apa? Hanya dia seorang …? Itu tidak mungkin. Jelas-jelas dia hanya seorang profesor … Apa yang kamu bicarakan?"     

Zhang Zhijun, yang sejak tadi berada di samping tanpa membuka mulutnya, tiba-tiba bereaksi saat ini. Badannya gemetar dan berbalik untuk melihat Su Mohan di pintu. "Ka ... ka ... kamu adalah Su Mohan?"     

Su Mohan sangat kejam sehingga ia bahkan tidak repot-repot menatap Zhang Zhijun, apalagi menjawab pertanyaannya.     

Meskipun Su Mohan tidak memberikan tanggapan apapun, para mahasiswa di kelas meledak karena kalimat ini. "Dia ... dia bilang dia adalah Profesor Su? Profesor Su adalah Su Mohan!"     

"Aku mengerti—! Dia mengajar di kelas ini untuk Ye Fei!"     

"Ya Tuhan ... Ternyata dia adalah Su Mohan … Pantas saja aku merasa dia terlihat begitu tidak asing."     

"Ternyata dia benar-benar Su Mohan! Aku sempat berpikir seperti itu sebelumnya, tetapi pada saat itu dia mengenakan kacamata dan aura di tubuhnya relatif ringan. Aku bahkan tidak mengenalinya …"     

Semua orang di sekitar masing-masing mengambil kesimpulan sendiri.     

Semua anak laki-laki mengambil napas dalam-dalam. Mereka tidak pernah menyangka bahwa pemuda yang telah mengajar di kelas mereka beberapa minggu sebenarnya adalah kaisar dari Kekaisaran Su yang legendaris.      

Sedangkan para gadis menutupi wajah mereka dan tidak bisa menahan diri untuk berteriak dan merasa cemburu. Pria legendaris seperti itu bersedia merendahkan diri untuk mengajar di kelas perguruan tinggi demi seorang wanita!     

Jika satu menitnya Zhang Zhijun dapat diukur dengan ratusan hingga jutaan yuan, tidak ada yang tahu betapa berharganya waktu Su Mohan. Namun, saat ini, ia telah benar-benar mengajar di kelas mereka selama beberapa minggu, yang membuat setiap orang harus memeriksa kembali posisi Ye Fei di hati Su Mohan.     

Zhang Xiaoli masih berdiri di tempatnya dengan bodoh. Ia belum pernah mendengar tentang Su Mohan. Ia juga tidak tahu siapa Su Mohan, namun ia masih tidak percaya bahwa orang desa bernama Ye Han ini adalah putri keluarga Ye dan tidak menyangka bahwa profesor yang tampan dan lembut itu sebenarnya adalah kekasih Ye Fei!     

Zhang Xiaoli tersadar kembali, wajahnya pucat seperti selembar kertas putih tanpa jejak darah.     

Adu kekuatan ayah?     

Bagaimana mengadunya?     

Zhang Xiaoli hanyalah anak tidak sah dari Zhang Zhijun yang tidak sengaja dilahirkan, sedangkan Ye Fei adalah putri keluarga kaya yang dirawat oleh Ye Tiancheng sejak ia baru lahir. Bagaimana ia bisa berkompetisi?     

Ingin adu kekasih?     

Pria yang Zhang Xiaoli banggakan hanyalah putra dari seorang pejabat pemerintah dan pedagang, sedangkan Ye Fei adalah wanita milik Su Mohan dari Kekaisaran Su yang legendaris. Zhang Xiaoli sebelumnya selalu mengira bahwa ia akan dapat mencapai kemakmuran dengan Xia Kai dalam segala hal. Namun, Ye Fei dapat melakukan itu dengan caranya sendiri dan duduk di tangan pria yang seperti dewa.