Mencuri Hati Tuan Su

Membicarakan Tentang Kehidupan dan Cita-cita



Membicarakan Tentang Kehidupan dan Cita-cita

2Ye Fei masuk dan melihat sekitar. Ia kemudian merasa sedikit malu untuk sementara waktu.     

Ternyata, ia berpikir terlalu berlebihan.     

Di dalam ruangan itu ada kolam berbentuk persegi, panjangnya sekitar lima meter dan lebarnya juga lima meter. Di dalamnya ada mata air jernih berwarna biru. Tampaknya ada dua mata air di bawahnya, terus berputar dan mengepul, seperti kolam air panas buatan manusia.     

Ada banyak bunga mawar terendam di kolam, sementara uap panas mengepul di atasnya. Ada juga beberapa sandaran batu giok di tepi. Tidak perlu memikirkannya lagi, sekali lihat saja sudah bisa mengetahui bahwa itu pasti sangat nyaman.     

Su Mohan meletakkan Ye Fei di lantai, lalu mengambil handuk mandi dan melemparkannya ke arah Ye Fei. "Ada baju renang di belakang."     

Ye Fei tersipu dan berjalan ke kamar ganti di belakang, kemudian ia melihat satu set baju renang warna merah muda dan putih yang tertata rapi dengan label yang masih tergantung. Ye Fei lantas mengganti pakaiannya dengan patuh.     

Baju renangnya adalah jenis bikini, yang membuat Ye Fei masih sedikit malu. Tapi untungnya, ada handuk mandi yang melilit dadanya, sehingga tidak akan terlihat oleh Su Mohan. Membuat Ye Fei menghela napas dengan lega.     

Ia tadi benar-benar berpikir bahwa Su Mohan mengajaknya mandi bersama di kamar mandi. Tapi ternyata pikirannya sendiri yang kotor.     

Setelah Ye Fei berjalan keluar dari ruang ganti, ia menemukan bahwa Su Mohan telah masuk ke dalam kolam dan bersandar pada sandaran batu giok dengan tubuh bagian atasnya yang terlihat kekar, sambil menurunkan sedikit pandangan matanya.     

Ye Fei meregangkan kakinya untuk memeriksa suhu air. Airnya sedikit panas, tapi itu masih bisa diterima oleh tubuhnya.     

Setelah membiasakan kakinya berendam di air panas untuk beberapa saat, Ye Fei akhirnya juga turun ke dalam kolam sepenuhnya, lalu bersandar di sandaran seperti Su Mohan. Hanya dalam beberapa menit, ia merasa nyaman dan mau tak mau segera menutup matanya.     

Setelah lebih dari sepuluh menit kemudian, dua pelayan masuk dengan memegang nampan di tangan mereka. Di atasnya terdapat beberapa botol dan kaleng kecil, lalu mereka menuangkan isi botol dan kaleng itu ke dalam kolam.     

Ye Fei melihat gerakan kedua pelayan itu dengan heran. Sebagian besar cairan yang keluar dari botol berwarna coklat kemerahan hingga warna kuning. Begitu cairan itu masuk ke dalam air, Ye Fei bisa mencium aroma samar ramuan khas Tiongkok. Setelah cairannya bercampur di kolam selama beberapa saat, airnya berangsur-angsur berubah menjadi merah pucat, dan terlihat jauh lebih kental.     

Setelah mengetahui apa yang mereka berdua lakukan, Ye Fei tidak peduli lagi, karena pasti menambahkan beberapa ramuan Tiongkok ke kolam air panas bukanlah hal baru. Jadi ia hanya bersandar di sandaran kolam untuk kembali menutup matanya.     

Perlahan-lahan, tidak tahu apakah karena terlalu nyaman, Ye Fei merasa sedikit mengantuk. Adegan yang terjadi hari ini bagaikan lentera yang berputar di dalam pikirannya. Hal-hal yang tidak ingin ia terima atau bahkan ia takuti bertahap membuatnya menjadi tenang.     

Namun, ketika Ye Fei sedang merasa linglung, pinggangnya tiba-tiba menegang. Ketika ia membuka matanya, Su Mohan sudah ada di depannya tidak tahu sejak kapan.     

"Ka ... kamu …"     

Dada mereka saling berdekatan, dan kulit mereka berdua saling menempel. Tapi kulit Ye Fei lebih merah dari kulit Su Mohan. Mungkin karena uap air yang terlalu panas di kolam itu.     

Kaki kecil Ye Fei secara tidak sengaja bergerak, akhirnya menekan setengah dari punggung kaki Su Mohan. "Su Mohan, a … aku ... aku sedang tidak dalam suasana hati yang bagus hari ini, bisakah kita menggantinya di hari lain …"     

Su Mohan mengangkat alisnya. "Mengganti ke hari lain untuk apa?"     

Ye Fei menjilat bibirnya yang sudah merah, ia menghindari tatapan mata Su Mohan. "Menggantinya ke hari lain … Ke … kemudian …"     

"Kemudian apa?" Su Mohan mencondongkan tubuh lebih dekat, mengunci pinggang Ye Fei dengan kuat dengan tangannya yang besar, membuat Ye Fei yang bersandar pada sandaran batu giok tidak bisa bergerak sama sekali.     

"Kemudian … membicarakan tentang kehidupan … Tentang cita-cita!"     

Ye Fei tersipu dan akhirnya mengeluarkan kalimat itu. Wajah Su Mohan yang tegang akhirnya tidak bisa menahan tawa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.