Mencuri Hati Tuan Su

Mengamuk



Mengamuk

0Ye Fei membenci dirinya karena sudah bermulut besar. Padahal ia tahu menyebutkan nama Xiang Tianqi itu tidak baik.     

Tapi ia juga benar-benar tidak bisa disalahkan. Siapa yang membuatnya tidak bisa mengenal siapapun kecuali beberapa orang yang barusan ia sebutkan? Ye Fei tidak bisa memanggil Song Zhenhai yang berada di kursi roda untuk membantunya membongkar brankas.     

Su Mohan menyipitkan matanya dan melihat sosok Ye Fei dari atas hingga ke bawah. Tatapan tajam dan berdarah itu bisa membuat Ye Fei mengerti akan situasi sekarang.     

Bagaimana bisa Ye Fei memiliki keberanian untuk semakin marah? Ia mencoba untuk menahan keluhannya dan menarik bibirnya untuk memperlihatkan senyum lebar pada Su Mohan. "Anu ... Bagaimana kalau aku memijat punggungmu?"     

Su Mohan melirik Ye Fei dengan dingin dan menutup matanya lagi.     

Ye Fei menghela napas panjang, memijat Su Mohan dengan hati-hati. Ia hanya bisa menghela napas dalam hatinya. Ye Fei menjalani kehidupan seperti seorang pelayan!     

Setelah beberapa saat, Su Mohan berbalik dan Ye Fei berkata, "Su Mohan, biarkan aku melepas pakaianmu. Tidak nyaman jika masih mengenakan kemeja."     

Su Mohan membuka matanya dan menghadapi senyum lebar Ye Fei. Kemudian pria itu bangkit untuk duduk dan membuka kancing bajunya, lalu membuang pakaiannya ke samping.     

Di sini Su Mohan merasa senang, namun Ye Fei yang ada di sisi lain menyesal karena sudah menyarankan Su Mohan untuk melepas baju.     

Membuat Su Mohan menanggalkan pakaian di siang bolong seperti ini … rasanya agak ...     

Ye Fei melihat otot-ototnya yang kokoh. Pipinya menjadi sedikit panas. Otot-otot dengan kulit seputih salju itu sangat memesona, meskipun ia telah melihatnya berkali-kali. Ye Fei masih bisa merasakan dampaknya setiap kali ia melihatnya.     

Ye Fei tampak sedikit canggung dan berkata, "Aku akan mulai memijat punggungmu lagi."     

Su Mohan berbalik dan menutup matanya dengan kepala menyamping, seluruh punggungnya terbuka. Ye Fei mengulurkan tangan untuk membantu Su Mohan memijat punggungnya, memukul-mukul dengan pelan dari waktu ke waktu. Semua itu berlangsung selama beberapa menit.     

Di sisi lain, kemarahan Su Mohan juga sedikit mereda. Ia diam-diam merasakan suhu hangat dari ujung jarinya.     

Tangan kecil Ye Fei berulang kali memijat punggung Su Mohan. Ia bekerja cukup keras. Setelah beberapa saat, tangannya menjadi panas. Kini tangan Ye Fei menjelajahi punggung Su Mohan, seperti mengeluarkan serangkaian api kecil.     

Ye Fei menyeka keringat tipis di dahinya, lalu menghela napas lega, dan mengubah cara memijatnya.     

Karena posisinya terlalu dekat, Su Mohan merasa sebagian besar tubuh Ye Fei bersandar di punggungnya hingga terasa begitu hangat. Su Mohan bahkan bisa merasakan napas hangat milik Ye Fei.     

Setelah lebih dari sepuluh menit, Ye Fei merasa tangannya sakit dan panas. Namun jelas Su Mohan masih tidak bermaksud untuk menghentikannya, membuat Ye Fei mau tak mau mengutuknya dalam hati sebanyak beberapa kali.     

Untuk mempersingkat dan menghemat tenaga, Ye Fei langsung berdiri di tempat tidur, kemudian melepas kaus kakinya dan langsung menginjak punggung Su Mohan.     

Aku akan membuatmu merasa nyaman!     

Membuatmu merasakan kekuatanku!     

Membuatmu merasakannya terus menerus ...     

Saat Ye Fei menginjaknya, Su Mohan membuka mata dan merasakan kaki kecil Ye Fei sedang mengamuk di punggungnya. Matanya terlihat tak berdaya. Su Mohan berpikir sepertinya tidak ada wanita lain yang berani memperlakukannya seperti ini.     

Ye Fei menginjak punggungnya dengan gembira, karena ia menyadari kalau metode ini jauh lebih mudah untuk menghemat tenaga daripada memijat dengan tangannya sendiri.     

Sayang sekali Su Mohan tidak pingsan atau mengerang seperti yang ia bayangkan. Pria itu masih berbaring seolah-olah ia nyaman-nyaman saja dengan peningkatan berat yang tiba-tiba di tubuhnya.     

Ye Fei menginjak punggungnya dengan penuh semangat, melihat jejak merah kakinya tercetak di punggung Su Mohan yang seputih salju. Ia tidak bisa menahan perasaan bahagia dalam hatinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.