Mencuri Hati Tuan Su

Perbandingan Itu Menjijikkan



Perbandingan Itu Menjijikkan

2"Apakah kalian semua buta?! Apakah kalian tidak melihatku?!" Ye Ya memarahi beberapa pelayan keluarga Ye yang berperilaku sopan pada Ye Fei.     

"Pagi, Ye Ya." Ye Fei berdiri di puncak tangga memandang Ye Ya sambil tersenyum dan menyapa.     

"Cih, jangan sombong." Ye Ya berjalan ke bawah sambil mendengus dingin.     

Ye Fei berdiri di ujung tangga sambil mengamati ke bawah dengan pandangan dalam. Saat itu, di sinilah Jiang Huiru mengulurkan tangannya untuk mendorong neneknya ke bawah, kemudian menuduh bahwa Ye Fei adalah pelakunya.     

Ye Fei mulai berpikir dalam hatinya, apakah Jiang Huiru memang berencana membunuh neneknya atau tidak sengaja melakukannya?     

Jika semua itu sudah direncanakan, akan jauh lebih mudah untuk menemukan buktinya. Namun jika itu hanya disebabkan oleh kepanikan sesaat, mungkin akan sulit untuk menemukan bukti apa pun.     

Ye Fei turun dan langsung duduk di meja makan miliknya. Meja makan mahoni yang panjang itu sangat kosong karena hanya ialah satu-satunya yang duduk di sana. Peralatan makannya terbuat dari enamel, sama persis dengan milik Su Mohan.     

Begitu Ye Fei duduk, pelayan segera datang. "Nona, pagi ini Koki Huang membuat bubur kacang hijau, bubur gandum ubi ungu, bubur kepiting bumbu kuning, bubur iga babi ubi manis …"     

"Bubur kepiting bumbu kuning saja." Ye Fei berpikir sejenak dan berkata.     

Pelayan itu dengan patuh melangkah maju untuk membantu Ye Fei menyajikan setengah mangkuk bubur. Ye Fei tidak bergerak dengan terburu-buru dan menatap meja makan di sisi lain di luar perbatasan.     

Di sisi lain adalah meja makan berwarna putih dengan gaya Eropa. Itu bukan meja yang sama dengan yang digunakan enam tahun lalu, tapi mejanya juga sangat besar. Ye Tiancheng, Jiang Huiru, dan Ye Ya semuanya duduk di meja makan, tapi jelas mereka tidak punya nafsu makan.     

Ye Fei tidak bisa menahan tawa. Mungkin itu karena rumah yang awalnya nyaman dan damai tiba-tiba memiliki tamu tak terduga seperti dirinya, sehingga membuat suasana keluarga yang tadinya harmonis kini menjadi suram.     

Namun jika ia berada di posisi mereka, ia juga pasti tidak akan merasa senang. Sebagian besar rumah disita oleh orang lain, belum lagi kamar tidur yang dipenuhi dengan barang-barang yang membuat ruangan tersebut menjadi tidak bisa ditinggali. Situasinya sama sekali tidak terlihat bagus.     

"Sepertinya nafsu makan semua orang tidak terlalu baik." Ye Fei tersenyum, tidak lupa meregangkan sumpitnya untuk mengambil hidangan bakpau goreng di meja makannya sendiri.     

Ye Ya adalah yang paling muda di sana, dan ia adalah orang yang paling mudah terpancing emosinya karena selalu dimanjakan oleh orang tuanya untuk waktu yang lama. Saat melihat bakpau goreng di tangan Ye Fei, kemudian melihat roti putih biasa yang ada di mejanya, ia segera melemparkan sumpit ke atas meja. "Ayah, apakah juru masak kita juga harus diganti? Lihatlah apa yang kita makan!"     

Wajah Ye Tiancheng menjadi semakin suram, tapi Jiang Huiru yang membuka mulutnya untuk memberi Ye Ya pelajaran, "Yaya, kamu benar-benar manja. Memangnya ada apa dengan roti ini? Kamu juga tidak mengajukan permintaan pada juru masak lebih dulu, kan!"     

Kemarahan Ye Ya tidak mereda dengan cepat. Ia menggertakkan gigi tanpa membuka mulutnya.     

Ye Fei tersenyum. Sebenarnya, hidangan sarapan milik keluarga Ye semuanya enak dan beragam. Namun, Ye Ya merasa bosan karena selalu memakan hidangan sarapan itu untuk waktu yang lama, dan sering mengajukan permintaan untuk menu sarapannya.     

Sekarang ketika Ye Ya melihat makanan yang sangat lezat di meja Ye Fei, Ye Ya merasa tidak puas. Kini Ye Fei merasa kasihan pada juru masak keluarga Ye.     

"Nona." Melihat Ye Fei hampir selesai menghabiskan makanannya, dua orang pelayan masing-masing memegang kotak yang indah sepanjang setengah meter di tangan mereka dan berhenti di depan Ye Fei.     

Ye Fei sedikit terkejut, tidak tahu apa itu.     

Ye Ya yang berada di meja lain juga memperhatikan gerakan Ye Fei. Bahkan Jiang Huiru dan Ye Tiancheng juga menoleh untuk melihat Ye Fei sesekali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.