Mencuri Hati Tuan Su

Aku Masih Waras



Aku Masih Waras

0"Hm." Ye Fei menjawab tanpa mengucapkan sepatah kata pun.     

"Jangan sembarangan berhubungan dengan orang lain." Su Mohan menambahkan lagi.     

Ye Fei membalas tatapan peringatan Su Mohan dengan pandangan sedik, lalu mengangguk. "Aku mengerti."     

"Kamu harus meneleponku setiap hari untuk melaporkan situasi." Alis Su Mohan menegang.     

"Aku tahu." Ye Fei mengangguk lagi.     

Su Mohan mengambil sumpit dan menepuk kepala Ye Fei dengan ringan. "Kamu tahu segalanya. Awas saja jika kamu lupa, aku akan ..."     

"Kamu akan mematahkan kakiku? Haha … Su Mohan, apakah kamu bisa mengatakan hal lain? Aku sudah mendengarnya berkali-kali. Kaki ini sudah patah, jadi jangan khawatir." Ye Fei menunjukkan senyumnya, membuat ruangan itu penuh dengan hawa yang manis.     

Su Mohan mengangkat alis. "Jika kamu lupa, aku akan membuatmu tidak bisa bangun dari tempat tidur selama satu minggu."     

Ye Fei memasukkan sesuap nasi ke dalam mulutnya dan lupa cara untuk mengunyah. Ia merasa kakinya mulai bergetar lagi dan pinggangnya mulai terasa sakit.     

Dua hari kemudian, Ye Fei meninggalkan rumah Su Mohan dan berencana kembali ke rumah keluarga Ye.     

Tentu saja, jangan mengira ia akan kembali dengan suasana yang suram. Su Mohan pergi ke rumah keluarga Ye dengan membawa lebih dari dua puluh pelayan juga berbagai macam koper dari yang besar hingga kecil.     

Ye Fei sedikit tercengang saat duduk di dalam mobil dan melihat deretan mobil yang mengikuti. Ia tidak bisa menahan untuk berkata, "Su Mohan, kamu sudah gila? Kenapa ada begitu banyak orang yang pergi ke rumah keluarga Ye bersamaku?"     

"Aku masih sangat waras," balas Su Mohan ringan.     

"Tapi ... tapi tidak perlu membawa orang sebanyak ini …" Ye Fei masih sedikit tidak bisa menerima ini. Masalah tentang apakah ia sendiri bisa pindah ke rumah keluarga Ye sudah selesai. Tapi permasalahan sekarang adalah ia harus membawa lebih dari dua puluh orang pelayan ke rumah keluarga Ye. Bukankah ini seperti mimpi yang bodoh?     

"Dua juru masak, dua sopir, empat pengawal, delapan pembantu, dua tukang kebun, satu kepala pelayan, satu dokter, dua pelayan cadangan, total 22 orang pelayan. Tidak terlalu banyak." Su Mohan membantu Ye Fei mengikatkan syal di lehernya.     

"Bahkan jika aku bisa membawa mereka ke rumah keluarga Ye, aku tidak bisa membayar mereka." Ye Fei mengecilkan nada suaranya dan melirik kepala pelayan barunya yang duduk di kursi penumpang.     

"Tidak perlu bayar, aku sudah membayarnya," kata Su Mohan dengan enteng.     

"Baiklah …" Ye Fei mengangkat bahunya tak berdaya, namun masih merasa sedikit tidak nyaman.     

Su Mohan mengambil tas dari samping dan menyerahkannya kepada Ye Fei. Ye Fei melirik tasnya dan tidak bisa untuk tidak terkejut. Apakah pria ini gila? Dia masih tidak lupa menyuruhnya merajut sweater? Oh, bukan, terakhir kali mereka sepakat mengubahnya menjadi syal.     

Ya, benar. Karena Su Mohan juga di ambang batas kewarasannya. Bahkan jika pikirannya dipenuhi dengan kebijaksanaan dunia selama ribuan tahun, ia masih belum berhasil mengajari Ye Fei cara merajut sweater dengan rajutan yang berubah-ubah. Namun Su Mohan tetaplah Su Mohan. Pada akhirnya ia mengajari Ye Fei metode rajutan yang sama. Tapi tujuan yang awalnya adalah sweater diubah menjadi syal.     

"Satu bulan lagi, aku ingin melihat syal hasil rajutannya." Su Mohan melirik Ye Fei.     

Ye Fei mengangguk dan berjanji, "Aku akan berusaha dengan keras."     

Saat dalam perjalanan, Ye Fei tiba-tiba melihat dua truk besar di belakang mobil, sedang mengikuti konvoi mereka. Tanpa bisa menahan rasa penasarannya, Ye Fei bertanya, "Su Mohan, apakah kamu melihat dua truk itu mengikuti kita?"     

"Aku memesan perabot rumah."     

Dagu Ye Fei seolah-olah akan jatuh ke bawah. Bahkan Su Mohan memesan perabotan rumah untuknya?!     

Su Mohan berkata dengan tenang, "Kamu telah berada di penjara selama enam tahun, menurutmu apakah masih ada sesuatu yang kamu miliki di rumah keluarga Ye?"     

Mata Ye Fei seketika menjadi gelap. Ya, bahkan peninggalan ibu dan barang-barang yang ia gunakan selama hidupnya pasti telah dibuang. Bahkan jika barang-barangnya tidak dibuang, ia khawatir semuanya sudah sejak lama diambil alih oleh Jiang Huiru dan Ye Ya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.