Mencuri Hati Tuan Su

Perhatikan Langkahmu



Perhatikan Langkahmu

2Ye Fei mengenakan blus putih dan rok kulit rusa selutut berwarna coklat muda. Bibir merahnya cerah seperti anggur, matanya jernih dan tegas.     

Ia menginjakkan kaki pada karpet merah dan hanya berdiri di tempat. Su Mohan yang turun dari pintu lain sudah berdiri di sampingnya, kemudian ia membungkus Ye Fei dengan mantel, lalu menarik tangan kecilnya dan berkata, "Hati-hati, cuacanya sekarang sedang dingin."     

Ye Fei tersenyum sambil memandang Su Mohan yang menjadi semakin lembut daripada sebelumnya.     

Anggota keluarga Ye yang melihatnya merasa iri. Ye Tianmei tidak bisa menahan diri untuk mengejek Ye Ya, "Lihatlah, ada orang lain yang penampilannya memang cocok untuk menjadi seorang putri dari keluarga terpandang, tidak seperti sebagian orang yang memang tidak cocok untuk menjadi anggota keluarga terpandang."     

Ye Ya menggigit bibir. Ia tidak ingin bibinya membuatnya terlihat bodoh di depan Ye Fei dan Su Mohan. Ia mencoba memasang senyuman sempurna pada wajahnya.     

"Ayah, aku pulang." Ye Fei berkata di hadapan keluarganya sambil berjalan dengan Su Mohan.     

Kalimat Ye Fei ini membuat Ye Tiancheng tidak tahu bagaimana menjawabnya.     

Ayah?     

Berapa lama ia tidak mendengar kata itu?     

Dulu ia adalah orang yang paling tidak bisa menolak ketika Ye Fei memanggilnya ayah. Tapi sayangnya, semua sudah berubah.     

"Oh, bukankah ini adalah Feifei? Sudah lama kita tidak bertemu dan kamu semakin cantik." Ye Tianmei menatap Ye Fei dan terkadang juga diam-diam melirikkan matanya ke arah Su Mohan. Ada nuansa pujian dalam nada bicaranya.     

Ye Fei mencibir di dalam hatinya.     

'Cantik?'     

'Jika kamu iri kamu juga bisa mencoba untuk masuk penjara. Mungkin nanti setelah bebas dari sana kamu juga akan menjadi cantik seperti bunga.'     

"Aku menjadi semakin cantik, tapi tetap saja aku tidak dapat mengalahkan kecantikan Bibi. Sudah bertahun-tahun tidak bertemu, Bibi terlihat semakin muda. Baru saja ketika aku melihat Bibi berdiri di sebelah Huihui, kupikir kalian adalah sepasang kakak beradik." Ye Fei tersenyum dan membuka mulutnya.     

Huihui adalah anak perempuan Ye Tianmei yang memiliki penampilan cantik. Sekarang, setelah Ye Tianmei mendengar kata-kata dari Ye Fei, ia menampilkan sebuah senyuman di wajahnya, kemudian ia berkata seperti seseorang yang sudah sangat akrab, "Feifei masih saja pandai berbicara, tidak seperti orang lain yang selalu membuatku marah sepanjang hari."     

"Anda pasti adalah Tuan Su. Tianmei, apa yang kamu lakukan? Kenapa masih tidak mempersilakan tamu kita untuk masuk?" Ye Tianwei membuka mulutnya dan memperlakukan Su Mohan dengan penuh kekaguman.     

"Ah benar, aku terlalu senang melihat Feifei sehingga aku menjadi ceroboh." Ye Tianmei buru-buru memberikan jalan.     

Su Mohan tidak mau menatap orang-orang ini, matanya selalu tertuju pada tubuh Ye Fei. Setelah Ye Tianmei membukakan jalan, ia langsung masuk bersama Ye Fei.     

Ye Ya berdiri dan menatap Ye Fei yang berjalan dengan Su Mohan. Matanya penuh dengan perasaan iri. Ketika melihat dua orang itu akan memasuki ruangan, ia segera pergi mengejar mereka. "Tuan Su."     

Setelah Ye Ya memanggil, suasana tiba-tiba menjadi hening. Semuanya menunggu reaksi dari Su Mohan, diam-diam ingin melihat seberapa banyak usaha yang masih bisa Ye Ya lakukan.     

"Perhatikan langkahmu." Su Mohan, sebagai orang yang reaksinya sangat ditunggu-tunggu, akhirnya bicara dan suaranya sangat lembut. Namun sayangnya, Su Mohan sedang mengingatkan Ye Fei, tidak ada respon untuk Ye Ya yang berada di belakangnya.     

Pada saat itu, ekspresi di wajah Ye Ya menjadi sangat buruk. Ye Tianmei menatapnya dengan senyum yang dingin. Sembari merendahkan nada suaranya, ia berkata, "Lihatlah, Tuan Su sangat perhatian pada Feifei."     

"Cukup, Tianmei!" Ye Tiancheng membentak keras.     

Ye Tianmei tampaknya sangat tidak puas. Ia tidak bisa menahan dirinya dan berkata, "Kakak, bukankah aku sudah bilang bahwa Yaya dan Feifei adalah anakmu? Kamu sangat pilih kasih dan sikapmu terlalu dingin. Bahkan jika kamu merasa kasihan pada Yaya yang tidak memiliki keberuntungan seperti Feifei, Feifei masih bisa menjalin hubungan yang baik dengan Tuan Su. Bukankah itu adalah sebuah berkah?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.