Pelayanmu Sedang Berjuang
Pelayanmu Sedang Berjuang
Ye Fei tidak tertarik mendengarkan tawaran yang diajukan. Sebelum menunggu Ye Tiancheng berbicara lebih banyak, Ye Fei menyela, "Tuan Ye, lupakan saja. Aku juga tidak terlalu tertarik pada hal-hal yang ditinggalkan ibu saat itu. Lebih baik menyimpannya di tanganmu saja. Adapun rumah ini, aku telah terbiasa hidup di sini selama delapan belas tahun. Kecuali tempat tidur di penjara, aku tidak biasa tidur di tempat lain. Satu-satunya jalan, kamu harus mengirimku kembali ke penjara. Selain itu, tak ada yang bisa mengontrol di mana aku harus tinggal!"
Ye Tiancheng mengerutkan kening dan menatap Ye Fei di depannya. "Feifei, kamu tidak boleh terlalu arogan. Jangan berpikir bahwa karena kamu tidak memiliki cukup bukti atas pembunuhan nyonya Song, kamu bisa lolos begitu saja. Aku benar-benar menyesal kamu dimanjakan hingga melakukan hal seperti itu. Itu adalah kejahatan!"
"Haha, Ye Tiancheng, apakah kamu benar-benar yakin bahwa aku adalah seorang pembunuh? Tanyakan pada dirimu sendiri, kapan kamu percaya padaku? Tidak diragukan lagi, bahkan aku saja telah ditipu oleh Jiang Huiru selama bertahun-tahun, apalagi dirimu. Tapi jangan khawatir, aku akan selalu tinggal di sini, aku harus melihat seperti apa akhir dari apa yang telah kalian lakukan!"
Nada suara Ye Fei tiba-tiba naik dengan tajam, membuat Ye Tiancheng tak lagi bisa duduk diam, lalu kedamaian di antara keduanya pecah dalam sekejap, "Baiklah kalau begitu! Tetaplah tinggal di sini, aku ingin melihat berapa lama Su Mohan bisa melindungimu!"
"Kamu tidak perlu mengkhawatirkan tentang hal itu, Tuan Ye." Ye Fei bangkit dan menoleh, kemudian berjalan pergi sambil menahan air matanya.
Begitu ia keluar dari ruang kerja, Ye Fei melihat Ye Ya yang mengenakan setelan hijau muda dan menatapnya sambil tersenyum. Ekspresinya penuh dengan rasa bangga.
Ye Ya berjalan beberapa langkah lebih dekat dan berbisik di telinga Ye Fei, "Bagaimana? Bukankah tidak nyaman? Dulu kamu adalah permata di hati Ayah, tapi sekarang, permata itu adalah aku."
Ye Fei dengan dingin melirik Ye Ya di depannya dan berkata tanpa terburu-buru, "Aku benar-benar tidak tahu apa yang kamu banggakan. Hal yang tidak aku inginkan menjadi milikmu. Apakah kamu sangat bahagia?"
Ye Ya tersedak dan menatap Ye Fei tanpa berbicara.
Ye Fei mendengus jijik, lalu kembali ke kamarnya.
Setelah kembali ke kamar, Ye Fei mencuci muka. Butuh waktu lama untuk memulihkan ketenangannya.
Melihat dirinya di cermin, Ye Fei tidak bisa menahan tawa pada dirinya sendiri. Bagaimanapun juga, ia masih manusia, tidak terbuat dari baja atau semen. Setiap kali ia melihat wajah mantan anggota keluarganya itu, ia tetap merasa terluka.
Setelah mandi, Ye Fei mengenakan piyama dan kembali berbaring di tempat tidur. Emosinya hampir normal kembali. Ia melirik ponsel dan melihat bahwa Su Mohan telah mengirimkan pesan. Wajah Ye Fei terlihat menjadi lebih baik.
Ia membuka pesan teks dan melihat apabila Su Mohan mengirimkan foto.
Ye Fei awalnya masih penuh merasa amat gembira. Tapi ketika membuka pesan itu, ia melihat tangkapan layar sebuah halaman web.
Setelah membaca teks dengan hati-hati, pipi Ye Fei sedikit panas. Ia dengan patuh bangkit dari tempat tidur dan meraih buku cara merajut syal yang diletakkan di bawah meja.
Jarum rajut sudah sejajar, benang wol juga sudah tepat pada garisnya, bukunya harus dibuka ...
Melihat semuanya sudah siap, Ye Fei dengan cepat mengambil foto dirinya dengan kamera ponsel, kemudian mengirimkan foto itu pada Su Mohan melalui pesan. Sebuah catatan tidak lupa ditambahkan: 'Pelayanmu sedang berjuang.'
Ternyata Su Mohan baru saja mengirimkan sebuah gambar tangkapan layar pada sebuah unggahan. Tidak tahu apa judulnya, tapi isi dari tangkapan layar tersebut menunjukkan bermacam-macam jenis cara menunjukkan kasih sayang.