Mencuri Hati Tuan Su

Karena Kamu Sudah Berada di sini, Keluarlah



Karena Kamu Sudah Berada di sini, Keluarlah

2Sepertinya tadi malam tidak sia-sia. Meskipun makhluk kecilnya itu dalam suasana hati yang buruk, dia tidak jatuh sakit karena kehujanan.     

Mengetahui bahwa Ye Fei sedang tidak dalam suasana hati yang baik, Su Mohan jadi sengaja menemani selama dua hari terakhir. Ye Fei juga tidak kembali ke rumah Keluarga Ye dan memutuskan menginap di Hotel Dinasti.     

Sampai tiga hari kemudian, pada malam hari, Su Mohan melihat bahwa Ye Fei akhirnya memulihkan energinya dan Su Mohan berencana untuk mengajak berjalan-jalan di luar.     

"Su Mohan, apakah aku akan mulai pergi ke kampus dalam beberapa hari lagi?" tanya Ye Fei.     

Su Mohan mengangguk. "Jangan takut, jika kamu merasa disana tidak menyenangkan, aku akan menjemputmu. Bagaimanapun, tidak peduli seberapa keras orang-orang di institut itu, mereka tidak akan bisa lepas dari 'Gunung Lima Jari'[1] milikku."     

"Jika kamu memiliki 'Gunung Lima Jari', apakah aku seekor kera sakti? Karena kamu ingin menahanku seumur hidup dibawah tekananmu," kata Ye Fei tidak puas.     

Su Mohan mengangkat alis dan melingkarkan lengannya di pinggang Ye Fei yang indah, lalu tersenyum. "Jika kamu tidak suka ditekan olehku, maka kamu saja yang menekanku, itu tidak masalah."     

"Su Mohan! Kenapa aku baru menyadari bahwa kamu selalu tidak serius!"     

"Belum terlambat untuk menyadarinya sekarang." Su Mohan menjawab dengan sungguh-sungguh.     

Ye Fei melirik dan tidak menggodanya lagi. Ia hanya berkata, "Aku tidak mengkhawatirkan tugas-tugas kuliah yang tidak bisa aku ikuti. Meskipun IQ milikku tidak setinggi milikmu, aku tidak bodoh, oke? Aku hanya khawatir, kita menjadi sulit untuk sering bertemu."     

Su Mohan terkejut, seperti tidak menyangka bahwa Ye Fei mengkhawatirkan tentang hal ini. Su Mohan mengulurkan tangannya dan mencubit wajah Ye Fei sambil berkata, "Tidak akan. Jika kamu ingin bertemu denganku, aku pasti akan datang."     

Ye Fei sedikit tidak percaya, berpikir bahwa Su Mohan hanya berkata seperti itu untuk menghiburnya. "Apakah kamu akan menunggangi awan keberuntungan yang berwarna-warni[2] untuk menjemputku?"      

"Tidak ada awan keberuntungan yang berwarna-warni, yang ada hanya tujuh pesawat."     

Ye Fei tersenyum kecil dan tidak berbicara lagi, kemudian meraih tangan Su Mohan dan berjalan di malam yang gelap itu, berharap bisa terus berjalan seperti ini sampai ke ujung dunia.     

Su Mohan yang berjalan di sebelahnya tidak berbicara lagi,.Su Mohan berpikir apakah ia harus menyewa rumah di dekat kampus Ye Fei? Sehingga ia bisa lebih mudah untuk menjemput Ye Fei dan membantunya mengerjakan tugas kuliahnya, sekaligus meringankan penderitaan karena dimabuk cinta.     

Tapi setelah berjalan sebentar, mata Su Mohan menjadi suram, dan alisnya sedikit mengernyit.     

Merasa aura di sekeliling menjadi sedikit dingin, Ye Fei tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya, "Ada apa?"     

Su Mohan tampak seperti biasa, kemudian berkata, "Rokokku habis. Ada minimarket di depan sana, bantu aku untuk membeli sebungkus rokok."     

Ye Fei mengerutkan kening dan melihat sekeliling. Meskipun Ye Fei tidak melihat gerakan apa pun, ia masih merasa ada sesuatu yang salah. "Apakah ada bahaya? Jadi kamu sengaja mengalihkan perhatianku?"     

"Jika ada bahaya, seharusnya aku menjagamu untuk tetap berada di sisiku. Jika tidak, kamu yang sangat bodoh ini bisa jatuh ke tangan musuh, dan aku juga akan dikalahkan." Su Mohan menjelaskan.     

Ye Fei mengangguk, merasa bahwa ada beberapa kebenaran di dalam kalimat yang Su Mohan katakan. Tapi ia masih merasa tidak nyaman dan hendak berbicara lagi. Namun sebelum Ye Fei sempat bicara, ia sudah didorong oleh Su Mohan. "Pergi saja."     

Ye Fei melihat sekeliling lagi. Ia masih sedikit gelisah. Tapi setelah berpikir bahwa jarak minimarket tidak terlalu jauh, seharusnya tidak ada masalah.     

Setelah Ye Fei baru saja memasuki minimarket, enam hingga tujuh pria berpakaian hitam muncul di sekitar Su Mohan.     

Ekspresi Su Mohan tetap tidak berubah, dan ia berkata dengan lemah, "Xiang Tianqi, karena kamu sudah berada di sini, keluarlah."     

Segera setelah Su Mohan mengatakan itu, Xiang Tianqi, yang mengenakan jaket kulit berjalan keluar dari sudut. Ia mengenakan rantai silang di leher. Cincin berduri yang ada di jarinya tampak bisa melukai orang lain.     

[1] Gunung Lima Jari pada legenda Kera Sakti     

[2] Kesan banyak orang tentang awan keberuntungan yang berwarna-warni ada dalam drama film dan televisi, terutama "Journey to the West" (Kera Sakti), awan keberuntungan yang berwarna-warni didefinisikan sebagai awan yang ditunggangi para pahlawan dunia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.