Mencuri Hati Tuan Su

Tergantung Suasana Hati



Tergantung Suasana Hati

2Su Mohan tidak tahan melihat Ye Fei yang menyalahkan diri sendiri. Kemudian ia menariknya dan berkata, "Sudah enam tahun berlalu, bahkan jika ada sesuatu, Ye Tiancheng tidak akan memasukkannya ke dalam laci meja. Jika tebakanku benar, dokumen yang ada di dalam laci adalah dokumen penting terbaru."     

"Kalau begitu di mana dia menyimpan semuanya?" Ye Fei hanya bertanya dengan asal-asalan dan tidak berharap Su Mohan menjawabnya. Tapi ini adalah satu-satunya cara untuk menanyakan jalan keluar. Kemudian ia langsung tercengang, dan kedua orang itu berbicara serempak, "Brankas!"     

Su Mohan mengangguk. "Tidak salah lagi. Karena Ye Tiancheng mencari agensi detektif swasta, itu akan membuktikan bahwa hal-hal yang ingin dia selidiki pasti sangat rahasia dan tidak baik untuk dipublikasikan. Oleh karena itu, jika dia tidak menghancurkan dokumen penyelidikannya, dia pasti akan menyimpannya di dalam brankas."     

Ye Fei menyipitkan mata dan mengangguk, karena ia ingat Ye Tiancheng memang memiliki brankas. Hanya saja brankas itu tidak ada di ruang kerjanya, melainkan di salah satu dinding kamar tidurnya, dibalik lukisan yang tergantung di dinding. Ketika ia masih kecil, ia tidak sengaja menemukannya. Namun ia juga tidak tahu apakah brankas itu telah berpindah tempat atau masih di tempat yang sama, karena kejadiannya sudah berlalu selama bertahun-tahun.     

Lupakan masalah tentang letak brankas itu, sekarang masalahnya adalah apakah ia bisa masuk ke kamar Ye Tiancheng? Bahkan jika ia berhasil masuk ke kamarnya, ia tidak tahu kata sandi dari brankas itu sama sekali. Jika seperti itu, Ye Fei jelas tidak bisa mendapatkan isi di dalamnya.     

Selain itu, jika dilihat dari level teknologi saat ini dan aset yang ada di tangan Ye Tiancheng, brankas di kamar tidurnya pasti memiliki sistem keamanan yang sangat canggih. Ia khawatir begitu memasukkan kata sandi yang salah, brankas akan segera mengirim pemberitahuan kepada Ye Tiancheng, yang akan menyebabkan alarm berbunyi. Berarti Ye Fei hanya memiliki satu kesempatan.     

Jika ia gagal dalam satu kali kesempatan, Ye Tiancheng pasti akan memindahkan barang-barang itu dari brankas, bahkan bisa saja menghancurkan isinya, dan Ye Fei akan gagal.     

"Masalahnya adalah kita tidak bisa membuka brankas ini sama sekali sekarang." Ye Fei mengerutkan kening dan membuka mulutnya, seolah-olah ia sedang berbicara pada dirinya sendiri.     

Su Mohan berkata dengan ringan, "Kita? Hanya kamu saja."     

Ye Fei tercengang, kemudian ia berbalik untuk melihat pria yang melihatnya tanpa ekspresi. "Kamu bisa membuka brankas?"     

Su Mohan mengangkat alisnya. "Tergantung dengan suasana hati."     

Wajah Ye Fei menjadi kaku. Tergantung suasana hati katanya ...     

Apa maksud dari tergantung suasana hati?     

Dalam hal membuka brankas, jika bisa, maka jawab saja bisa. Jika tidak bisa maka jawab tidak bisa. Ini pertama kalinya Ye Fei mendengar seseorang akan membuka brankas bisa tergantung dengan suasana hati!     

"Su Mohan, kalau begitu kapan suasana hatimu bagus?" Ye Fei berhenti tersenyum dan bicara.     

"Tergantung dari kinerjamu."     

Ye Fei menarik napas dalam-dalam. Ia sudah tidak tahan. Sekarang ia harus meminta pertolongan dari Su Mohan. Ia tidak mampu membuka kunci dengan kata sandi, dan kebetulan pria ini bisa melakukannya!     

Ye Fei bangkit dari tubuh Su Mohan menuju ke atas sofa, kemudian ia berjalan mengitari sofa dan mulai memainkan peran sebagai anjing penjilat dengan cermat.     

"Tuan Su, apakah seperti ini nyaman?" Ye Fei berdiri di belakang sofa dan memijat punggung Su Mohan.     

"Terlalu pelan."     

Ye Fei mengatupkan bibirnya erat, kemudian melakukan pijatan yang sedikit lebih kuat. "Bagaimana dengan sekarang?"     

"Kamu belum makan, ya?" Su Mohan bertanya.     

Ye Fei menarik napas. 'Terlalu pelan, lah. Mengira aku belum makan lah.' Ye Fei kemudian diam-diam memberikan dua pukulan, dimaksudkan agar Su Mohan merasakan kekuatannya.     

Tiga, dua, satu!     

Ye Fei mengangkat tinjunya yang lembut dan membenturkannya pada bahu Su Mohan dengan keras.     

"Ah!"     

Teriakan nyaring menembus ruangan dan menyebar ke luar jendela dengan pantulan suara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.