Mencuri Hati Tuan Su

2Ye Fei masih menundukkan kepalanya dan diam-diam memakan hidangan yang ada di atas meja. Sesekali menyisihkan dua roti ukuran kecil atau kue kering untuk Su Mohan, kemudian terus menundukkan kepalanya untuk memakan makanannya sendiri tanpa mengucapkan sepatah kata pun.     

Su Mohan sedang dalam suasana hati yang sangat baik. Urusan pekerjaannya hari ini berjalan dengan sangat efisien. Ditambah lagi Ye Fei sudah tidak menolak untuk bicara dengannya. Ketika Su Mohan bertanya, Ye Fei akan menjawab. Lalu jika Su Mohan bicara lebih banyak, Ye Fei akan menanggapi dengan jawaban singkat.     

Untuk sesaat, ada sentuhan kehangatan di antara keduanya, sangat berbeda dengan kehangatan mereka sebelumnya di masa lalu. Sensasi kehangatan di antara keduanya kali ini seperti aliran air yang panjang.     

Satu minggu sudah berlalu. Karena Su Mohan takut Ye Fei menjadi bosan, ia mengajaknya ke dua jamuan makan malam dan menonton dua macam film. Jika ada acara yang harus dihadiri, Su Mohan selalu mengajak Ye Fei dan selalu berada di sisinya. Semua orang semakin yakin bahwa Ye Fei adalah wanita baru Su Mohan. Karena itu pula, bersama dengan saudara tirinya, Ye Ya dan Ye Fei sekali lagi menjadi topik pembicaraan di antara orang-orang.     

"Bersiap-siaplah, akan ada jamuan makan di malam hari." Su Mohan yang sedang menunduk untuk menangani dokumen di tangannya berbicara kepada Ye Fei yang sedang berbaring di sofa sambil membaca buku.     

"Jam berapa?" Ye Fei meletakkan bukunya dan mendongak ke atas untuk melihat jam.     

"Acaranya dimulai jam 6 sore, kita berangkat jam 4. Aku akan mengajakmu untuk makan sesuatu terlebih dahulu, karena jamuan makan kali ini diadakan di atas kapal, aku khawatir kamu akan mengalami mabuk laut." Su Mohan menjelaskan.     

"Aku tidak pernah mabuk laut sebelumnya." Ye Fei berpikir sejenak dan merasa bahwa ia tidak pernah mabuk laut ketika ia masih kecil. Tapi sepertinya ia juga sudah tidak pernah naik kapal selama bertahun-tahun.     

"Meskipun kamu tidak mabuk laut, tetap saja kamu harus makan terlebih dahulu. Saat naik kapal nanti, kamu mungkin tidak bisa makan apapun." Su Mohan bangkit dan berjalan ke arah Ye Fei, kemudian membantunya menyalakan lampu yang lebih terang, mencegah Ye Fei berbaring di sofa sambil membaca buku.     

Ye Fei hanya mengangguk dan tidak mengatakan apa-apa.     

Akhir-akhir ini, tidak tahu sejak kapan Ye Fei tidak pernah lagi memberikan sanjungan untuk Su Mohan seperti sebelumnya. Kalimat serta sikapnya menjadi alami. Su Mohan juga tidak memikirkan hal ini, tapi ia merasa sikap Ye Fei yang seperti ini terasa lebih nyata.     

Oleh karena itu, meski tidak satu pun dari mereka yang telah membuka lapisan tirai pertahanan di antara keduanya, mereka tampaknya telah mengetahui hubungan cinta satu sama lain dengan baik.     

Begitu keduanya selesai makan, pengemudi mengantarkan mereka langsung ke tepi pantai. Garis pantainya berkelok-kelok seperti pita panjang, sementara langitnya bertahtakan bintang-bintang yang terang.     

Setelah pengemudi memarkirkan mobil, ia langsung turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Su Mohan dan berdiri di samping dengan sopan, dengan kemunculan mobil Rolls-Royce ini, banyak orang penasaran ingin melihat akhirnya mengerumuni mereka.     

Banyak orang yang mengetahui bahwa Rolls-Royce edisi terbatas ini baru dirilis sebanyak tujuh unit, dan Su Mohan sepertinya adalah satu-satunya orang di ibiukota yang memiliki mobil tersebut. Oleh karena itu banyak orang yang ingin melihat.      

Banyak juga yang sudah mengetahui kabar beberapa waktu lalu, tentang Su Mohan yang mencari-cari keberadaan Ye Fei di seluruh kota. Meskipun semua orang tidak tahu apa yang terjadi selama itu, berita tentang Ye Fei, yang merupakan wanita baru Su Mohan, menyebabkan semua orang membicarakannya satu per satu.     

Setelah pintu mobil dibuka, sepasang sepatu kulit hitam menginjakkan kakinya di tanah terlebih dahulu. Sepatunya mengilap, tidak ternoda oleh debu sama sekali, semakin menegaskan dugaan dari semua orang bila orang itu adalah orang yang mereka bicarakan.     

Tanpa mengecewakan semua orang, Su Mohan yang mengenakan mantel wol abu-abu keluar dari mobil dengan wajah datar, masih menjadi seseorang yang tak dapat dijangkau seperti sebelumnya.     

Tapi kemudian semua orang terkejut melihat Su Mohan mengulurkan tangannya kepada orang yang ada di dalam mobil, membuat kasak-kusuk orang-orang yang ada disana berhenti secara tiba-tiba. Untuk sementara waktu, di pantai yang sunyi itu hanya terdengar suara ombak dan musik di kapal pesiar. Tidak ada lagi suara berisik yang mengganggu.