My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Spin Off - Raymond (2) Tempat Bordil R18+



Spin Off - Raymond (2) Tempat Bordil R18+

0Beberapa jam yang lalu, Michelle Wong sudah pasrah saat menerima takdirnya menjadi tahanan seorang master Yu.     

Dia masih berusia dua belas tahun saat orang keji itu mencegat keluarganya dan membunuh kedua orangtuanya di depan matanya. Orang jahat itu bahkan berusaha menghasutnya dengan mengatakan bahwa adik perempuannya adalah mata-mata yang sengaja dikirimkan untuk masuk ke dalam keluarganya.     

Qiao Anxia adalah mata-mata? Anak yang manis dan penurut itu adalah mata-mata orang jahat? Mana mungkin ia bisa mempercayainya?     

Tapi… kekuatan apa yang dia miliki? Dia menjadi sebatang kara dihari kedua orangtuanya mati dengan lubang di belakang kepala mereka.     

Dia merasa dia telah menemui jalan buntu saat mereka mengambil Anxia, anggota keluarga satu-satunya yang tersisa darinya. Mereka semua mengancamnya akan membunuh adik perempuannya jika dia tidak menurut.     

Pada akhirnya, Michelle memutuskan untuk menurut dan tidak memberontak. Dia bahkan duduk diam mendengarkan segala ajaran yang harus dilakukannya disaat dia akan dijual di rumah bordil.     

Michelle kecil diharuskan melihat dua orang menjalin cinta di sebuah kamar dengan minim penerangan. Michelle merasa ingin muntah tiap kali dia melihat seorang wanita tengah mengemut batang panjang yang hanya dimiliki seorang pria.     

Michelle merasa dirinya sudah menjadi kotor walaupun belum ada pria yang menyentuhnya. Matanya, pikirannya sudah dipenuhi dengan teknik-teknik vulgar yang diajarkan oleh nyonya mucikari sekaligus seorang pemilik sebuah rumah bordil.     

Pikiran-pikiran tak bermoral ini sanggup menutupi semua momen kebahagiaannya disaat dia bersama dengan kedua orang tuanya beserta adik perempuannya.     

Siapa nama ayahnya? Siapa nama ibunya?     

Siapa namanya?     

Michelle merasa dirinya kehilangan jati dirinya dan tidak bisa mengingat namanya sendiri.     

Tepat disaat dia menginjak usia enam belas tahun, nyonya mucikari yang mengajarkannya berbagai teknik tak beradab memutuskan bahwa dirinya telah siap untuk dijual.     

Malam itu, Michelle hanya berbalut bikini merah kecil yang nyaris tidak bisa menutupi buah dadanya yang masih bisa bertumbuh dan sepotong celana segitiga yang hanya menutupi daerah kewanitaannya tanpa menutupi dua buah bokongnya.     

Nyonya mucikari mendorongnya dengan paksa untuk berdiri di tengah panggung agar semua mata calon klien yang kaya raya menyelidiki semua lekukan tubuhnya.     

Michelle merasa malu tapi dia tidak bergerak untuk memberontak. Tiap otot pada tubuhnya terasa mati rasa dan dia tidak lagi memiliki motivasi untuk bertahan hidup.     

Seharusnya… dia berada di Hongkong bersama keluarganya dan bersama-sama merayakan ulang tahunnya yang ke enam belas. Seharusnya saat ini dia membicarakan masa depannya bersama orangtuanya. Membicarakan mata kuliah jurusan apa yang akan dia ambil atau seperti apa cita-citanya saat selesai berkuliah.     

Namun… semenjak dia ditangkap oleh master Yu dan dijual ke salah satu red district di Cina, Michelle tidak lagi bersekolah dan mendapatkan pendidikan seperti seharusnya. Sebaliknya, dia malah mendapatkan pendidikan berbagai macam teknik blowjob yang belum pernah ia bayangkan sebelumnya.     

Hati Michelle menangis dan rasa-rasanya dia ingin menjerit sekeras-kerasnya untuk meluapkan isi hatinya yang terpendam selama ini. Namun tidak ada air mata yang keluar. Suara isakanpun tidak keluar dari tenggorokannya.     

Dia hanya bisa memejamkan matanya saat salah satu pelanggan menyebutkan harga tertinggi untuk memetik bunga keperawanannya.     

Begitu dia sudah tidak perawan lagi, nasib kehidupannya akan terkunci. Dia tidak akan memiliki masa depan dan untuk selamanya dia akan menjadi wanita penghibur di Cina.     

Apakah ini yang diinginkannya?     

Tidak. Dia tidak menginginkannya, tapi pilihan apa yang ia punya? Dia tidak memiliki siapa-siapa dan hanyalah seorang anak perempuan yang lemah. Dia tidak melanjutkan sekolahnya dan tidak berpendidikan.     

Walaupun dia berhasil keluar dari tempat bordil ini dan mengklaim kebebasannya, Michelle tidak memiliki uang sepersenpun untuk bertahan hidup.     

Jika seandainya dia menerima nasibnya sebagai wanita penghibur, setidaknya dia memiliki sebuah tempat untuk bernaung dan sebuah pemilik yang akan memberinya makanan.     

Itulah keputusan Michelle yang sudah putus harapan. Dia membiarkan takdir mengalir dan menjalankan kehidupannya.     

Namun disaat dia ditempatkan di sebuah kamar kecil dengan berisikan sebuah ranjang yang diselimuti dengan seprai putih, hati Michelle mulai bergetar.     

Jantungnya bergemuruh saat dia menunggu pembeli yang sudah membayarnya dengan harga mahal.     

Michelle berulang kali mengingatkan dirinya sendiri bahwa dia tidak memiliki pilihan. Tapi entah kenapa, kakinya terasa lemas dan kepalanya terasa pusing disaat jantungnya berpacu semakin cepat.     

Untungnya, saat ini Nyonya mucikari menyediakan gaun sederhana bewarna putih atas permintaan pembelinya. Sang pembeli ini memiliki selera unik yang ingin melihat bercak darah keperawanannya di atas kain putih bersih.     

Walaupun begitu, hati Michelle merasa tidak tenang dan gelisah seiringnya berjalannya waktu.     

Tepat disaat pintu terbuka dan muncul seorang pria paruh baya berjalan masuk dengan tatapan penuh nafsu, nafas Michelle tercekat seakan ada sesuatu yang menyumbat pada kerongkongannya.     

Untuk kesekian kalinya dia bertanya, apakah ini yang diinginkannya? Jawabannya masih sama. Dia tidak menginginkannya tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Dia tidak akan bisa bebas dari kejaran master Yu dan Nyonya mucikari ini. Walaupun dia berhasil bebas, dia tidak akan bisa bertahan hidup selama seminggu di luar sana.     

Michelle meyakinkan dirinya sendiri bahwa hidupnya akan lebih terjamin jika tinggal di tempat bordil ini. Selama dia menurut dan tidak membangkan, Nyonya mucikari akan memperlakukannya dengan baik dan memberikannya makanan tepat waktu.     

Benar. Dia tidak perlu gugup. Malam ini akan segera berakhir dan besok dia akan terikat dengan kehidupan semacam ini untuk selamanya.     

Selamanya?     

Selamanya dia akan menjadi budak seks tempat ini?     

"Hehehe… kau terlihat lebih menggiurkan dengan pakaian putih."     

Tanpa disadarinya, pria tersebut sudah merengkuhnya dan memeluk Michelle dengan erat. Untuk beberapa saat tubuh Michelle menjadi kaku dan tidak memberikan respon apa-apa.     

Dia hanya bisa menggigit bibirnya saat merasakan kedua tangan pria itu mulai menggerayang untuk merasakan lekukan tubuhnya. Mulai dari meremas buah dadanya hingga mengadon salah satu bokongnya.     

Michelle ingat, wanita penghibur yang sedang melayani pelanggannya disaat dia masih belajar, wanita tersebut terlihat menikmatinya. Tapi kenapa… dia malah merasa jijik dan kembali ingin muntah?     

Seluruh sistem sarafnya menyarankan otaknya untuk melarikan diri tapi otaknya menyuruh tubuhnya untuk tetap diam.     

Hanya saja…     

'Michelle, jika kau memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu, jangan pernah ragu untuk melakukannya. Walaupun saat itu kau merasa dirimu hanyalah seorang diri, percayalah, kau akan bertemu dengan orang-orang yang akan membantumu.'     

Entah kenapa, nasihat ibunya malah muncul didalam benaknya.     

Apa yang diinginkannya saat ini?     

Michelle masih memikirkan jawabannya saat tubuhnya terdorong dan terjatuh ke atas ranjang yang padat. Bibir besar dan kenyal yang menjijikkan menempel pada bibirnya, lalu menjalar ke rahangnya hingga ke lehernya membuat Michelle mengernyit dengan rasa jijik yang luar biasa.     

Apa yang diinginkan Michelle?     

Aku ingin bebas! Jerit Michelle dalam hati dan seakan seluruh sistem otot dalam tubuhnya mendengar jeritannya, sebelah kakinya terangkat dengan keras memukul bagian terpenting dalam seorang pria.     

"Ugh!!"     

Michelle mendorong tubuh pria itu yang sedang mengerang kesakitan sambil memegang 'sesuatu' tersebut dan langsung berlari menuju ke arah pintu keluar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.