My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Pertemuan Pertama (2)



Pertemuan Pertama (2)

0"Air tidak sebegitu menakutkan begitu kau merasakan tubuhmu basah. Jika kau tidak menceburkan seluruh tubuhmu, kau hanya akan menggigil kedinginan dan membuatmu semakin ragu untuk bergerak. Tapi disaat tubuhmu ditutupi oleh air seutuhnya, kau akan merasa hangat. Kalau kau tidak percaya, cobalah terlebih dulu. Kalau kau tidak suka, kau bisa langsung naik. Lagipula kegagalan di ujian renang tidak akan mempengaruhi kelulusanmu. Semoga berhasil." Alexis menepuk kepala Chleo dengan lembut membuat Chleo mematung pada tempatnya.     

Chleo menyaksikan kepergian punggung pemuda itu sambil menyentuh kepalanya dengan sebelah tangannya.     

Hangat.     

Ini pertama kalinya hatinya seperti diliputi rasa kehangatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.     

Tidak. Sepertinya dia pernah merasakannya, hanya saja dia sudah melupakannya.     

Dia bahkan tidak ingat bagaimana rasanya disayang serta dimanjakan oleh kedua orangtuanya. Dia tidak tahu bagaimana rasanya berada didalam pelukan seseorang yang menyayanginya.     

"Chleo, Mr. Flynn mencarimu. Sekarang giliranmu."     

Chleo mengangguk sekali menanggapi pemberitahuan salah satu teman sekelasnya. Dia melirik ke arah pemuda yang baru saja mengajaknya mengobrol untuk terakhir kalinya.     

Alexis.     

Dia akan mengingat nama ini serta wajah pemuda itu.     

Di dalam gedung khusus untuk berenang ini, terdapat empat kolam renang yang berbeda. Dua diantaranya adalah kolam renang berbentuk melingkar serta kotak untuk para pengunjung yang ingin berenang sebagai hobi. Ada juga kolam kecil di ujung kolam renang serta selurutan air sebagai sarana tempat berenang anak-anak kecil.     

Sementara dua kolam lainnya berbentuk memajang dengan tali pembatas dihiasi bola pengapung membentuk beberapa kolom pada kolam tersebut. Kedua tempat ini digunakan untuk perenang professional. Dan kedua kolam ini tidak diperuntukkan pengunjung biasa. Jika ada seseorang yang ingin menggunakan kolam ini, orang tersebut harus menyewa satu tempat tersebut dengan harga yang fantastis karena yang menyewanya pasti hanyalah tim perenang professional untuk latihan menghadapi olimpiade renang.     

Sekolah Chleo hanya memesan tempat kolam renang biasa yang dipakai oleh para pengunjung. Karena mereka melakukan ujiannya di jam sekolah, mereka tidak perlu khawatir akan gangguan pengunjung lainnya.     

Pengunjung yang datang hanyalah para peserta ujian serta guru penguji.     

Sementara sekolah Alexis menyewa tempat dimana kolam untuk perenang professional diadakan. Karena Alexis serta beberapa temannya merupakan salah satu bintang olimpiade perenang di sekolahnya, sehingga sekolah mereka berani membayar harga mahal hanya agar Alexis beserta lainnya bisa sekalian berlatih berenang disana.     

Chleo berjalan di tepi kolam dimana salah satu guru penguji tengah menunggunya.     

Yang perlu Chleo lakukan sangat mudah. Dia hanya perlu menggunakan teknik meluncur lalu berenang ke seberang dengan gaya apapun yang ia kuasai.     

Hanya saja, Chleo tidak yakin apakah dia berhasil bisa berenang hingga ke seberang? Dia bahkan tidak ingat bagaimana caranya berenang. Tiap kali ada pelajaran renang di sekolahnya, dia selalu menyendiri di pojokan dan tidak bergabung dengan teman-temannya.     

Bahkan hanya untuk sekedar bermain air dengan duduk di tepi kolam dan merendam kedua kakinya, Chleo tidak mau.     

Dia terlalu takut. Dia sama sekali tidak berani mendekati air yang tampaknya siap menenggelamkannya kapanpun.     

"Chleo, aku sudah dengar kau tidak pernah ikut pelajaran berenang. Bagaimana kalau aku mempermudah ujian kali ini? Kau hanya perlu meluncur untuk menunjukkan kau telah berenang, kemudian kau boleh pulang setelah ini. Bagaimana?"     

"Aku boleh melakukannya?"     

"Tentu saja. Aku tidak bisa menolak permintaan tuan besar Regnz yang mengkhawatirkan putrinya."     

Chleo terkesiap mendengar penjelasan pengujinya. Apakah itu berarti ayahnya telah berbicara dengan pihak sekolah mengenai ujian ini?     

Chleo menghapus jejak air mata yang menggenang di ujung matanya. Dia tidak tahu kenapa hari ini hatinya merasa sensitive sekali. Tiba-tiba saja dia menemukan keberanian yang dia tidak pernah tahu masih ada didalam dirinya.     

Mendapat tepukan dukungan lembut dari pemuda asing, serta mendengar bahwa diam-diam ayahnya membantunya membuatnya merasa dia tidak sendiri di dunia ini.     

Chleo berjalan ke arah tangga kolam renang lalu memijakkan kakinya secara perlahan-lahan. Tubuhnya seketika bergidik saat merasakan betapa dinginnya air yang membasahi kakinya. Namun dia berusaha bertahan dan terus berjalan menuruni anak tangga tersebut.     

Dia juga tidak menggubris teman-temannya yang memandangnya dengan tatapan penuh penasaran karena ini pertama kalinya mereka melihat Chleo akan berada di dalam air.     

Chleo tetap fokus pada pijakan kakinya agar dia tidak terjatuh karena lantai didalam air ini sangatlah licin baginya. Dia juga menolak memejamkan matanya karena takut bayangan akan ketidakberdayaannya didalam arus sungai muncul didalam pikirannya begitu matanya tertutup.     

Apa yang dikatakan Alexis memang benar. Ketika air menyelimutinya hingga ke lehernya, tubuhnya terasa hangat didalam air. Dia tidak lagi merasa kedinginan dan mulai berani berjalan lebih dalam lagi.     

Namun langkahnya berhenti saat kakinya sudah nyaris berjinjit diatas dasar kolam. Debaran jantungnya bergemuruh kencang saat air mulai masuk kedalam mulut serta hidungnya. Keberanian yang tadi dimilikinya kini tiba-tiba menghilang digantikan rasa takut yang besar menjalari seluruh otot sarafnya.     

Ternyata tidak bisa.     

Dia tidak bisa melakukannya.     

Seketika Chleo menjadi panik dan berbalik untuk kembali naik ke permukaan. Tapi tiba-tiba saja kedua kakinya terasa seperti diplintir dan rasa sakit yang luar biasa menyerang kedua kakinya.     

Chleo semakin panik dan air malah semakin masuk kedalam mulut serta hidung dan telinganya membuatnya tersedak dan sulit bernapas. Melihat situasi Chleo yang tiba-tiba kesakitan membuat semua teman-temannya terkesiap panik dan guru penguji langsung berjalan untuk menyelamatkan Chleo.     

Namun sebelum penguji sempat tiba ke posisi Chleo, orang lain telah melompat jauh dan langsung terjun ke tempat terdekat Chleo. Orang tersebut telah menggendong tubuh Chleo hingga kepala Chleo keluar dari air sambil terbatuk-batuk.     

Chleo bahkan mengerang kesakitan hingga menangis sambil mencengkeram bahu siapapun yang telah menggendongnya. Dia tidak kuat menahan rasa sakit pada kedua kakinya dan menyalurkan luapan teriakan sakitnya dengan mencengkeram hingga kukunya menembus kulit orang yang menolongnya.     

Chleo tidak bisa melihat jelas pemuda yang menolongnya karena matanya telah kabur tertutupi dengan air mata. Dia merasakan pemuda itu mendudukkannya di tepi kolam dan langsung meluruskan kedua kakinya.     

Chleo merasakan salah satu teman sekelasnya memeluknya sambil menghiburnya sementara dua pasang tangan menekan kedua kakinya yang saat ini merasakan sakit akibat kram.     

Semua orang bisa melihat jari kaki Chleo menempel antara satu sama lain dan tertekuk ke bawah membuat semuanya menjadi merasa simpati dengan Chleo. Rasanya pasti sakit sekali, pikir mereka.     

Mereka bertanya-tanya, apakah Chleo tidak melakukan pemanasan terlebih dulu sebelum menjeburkan diri kedalam air?     

Mereka juga bertanya-tanya siapa pemuda itu yang telah menolong Chleo? Darimana pemuda itu muncul?     

Yang sebenarnya, Alexis sama sekali tidak bisa fokus pada ujiannya karena mengkhawatirkan gadis manis yang baru disapanya beberapa saat lalu. Pada dasarnya Alexis tidak membutuhkan nilai ujian renang ini. Dia hanya membutuhkan daftar hadir saja, namun tidak benar-benar harus melakukan ujian karena pada dasarnya dia merupakan atlet perenang andalan sekolahnya.     

Itu sebabnya, dia menyelinap keluar dari kolam renang khusus yang disewa sekolahnya dan kembali ke kolam ini.     

Untungnya dia datang tepat waktu dan berhasil menolong anak remaja mungil ini. Dia tidak tahu apa yang menyebabkan anak ini begitu takut berenang, tapi dia tahu, dia merasa sangat tertarik pada anak remaja ini dan ingin berteman dengannya.     

Tadinya dia datang kemari hanya untuk menanyakan nama anak ini dengan alasan mengkhawatirkannya. Tapi siapa yang mengira, kekhawatirannya menjadi kenyataan dan melihat dengan mata sendiri anak ini nyaris tenggelam dihadapannya.     

Setelah melakukan pertolongan pertama pada kedua kaki Chleo yang kram, akhirnya rasa sakit Chleo mereda dan gadis remaja itu mulai berhenti menangis.     

Chleo masih menyandarkan kepalanya di bahu salah satu temannya yang bahkan dia tidak yakin apakah dia dekat dengan temannya ini sebelumnya atau tidak.     

Chleo selalu menjaga jarak dengan teman-teman sekelasnya dan tidak pernah memulai obrolan. Tapi dia selalu menjawab serta merespon teman-temannya dengan ramah dan menolak ajakan bermain bersama secara halus.     

Chleo selalu berpikiran negatif dan mudah merasa curiga jika ada yang mendekatinya. Karena itulah dia membuat garis pembatas antara dirinya dengan teman-temannya.     

Tapi kini, dia bisa melihat ada beberapa anak yang turut bersedih melihatnya kesakitan, ada juga beberapa yang terlihat tampak puas melihatnya menderita.     

Dari sini, Chleo bisa melihat siapa yang benar-benar menganggapnya sebagai teman dan siapa yang bukan.     

Lalu bagaimana dengan pemuda ini?     

Chleo baru sadar, pemuda bernama Alexis ini yang telah menyelamatkannya dan meredakan rasa sakit pada kakinya. Dia melihat ke arah bahu pemuda itu yang menunjukkan beberapa titik merah gelap akibat cengkeraman kukunya. Chleo menjadi merasa bersalah dan tanpa ia ketahui, dia meruntuhkan dindingnya khusus untuk pemuda itu.     

Itulah awal pertemuan Chleo berambut merah dengan Alexis Peskhov. Bibit cinta diantara mereka muncul dan perasaan mereka akan satu sama lain semakin kuat hingga tidak ada yang sanggup memisahkan keduanya.     

Hingga suatu hari…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.