Dua Perasaan Yang Bercampur
Dua Perasaan Yang Bercampur
Hanya saja, kenapa Diego mendengar suara tangisan?
Tidak hanya Diego, Vincent juga bisa mendengar tangisan putrinya walaupun dia tidak menempelkan telinganya ke pintu.
Kenapa Chleo menangis?
"Apakah dia bertengkar dengan Axelard?" tebak Vincent pada Diego dengan ekspresi bersiap-siap perang menantang Axel jika memang penyebab putrinya menangis adalah pemuda itu.
Diego tersenyum gugup melihat ekspresi garang ayahnya saat menyebut nama Axelard.
Sepengetahuannya, hubungan Chleo beserta Axel berjalan dengan baik. Malahan, kemarin Chleo masih tersenyum-senyum layaknya orang gila sehabis diantar pulang oleh Axelard dari kencan mereka.
Karena sekarang masih musim panas, semua sekolah serta kampus sedang libur sehingga Chleo menghabiskan waktu liburannya di New York bersama keluarganya sambil menyiapkan tesis untuk sidang kelulusannya.
Axelard juga memutuskan untuk pindah ke New York dengan alasan mengurusi cabang perusahaannya di New York. Padahal yang sebenarnya dia ingin bersama dengan Chleo.
Axelard juga menggunakan kesempatan ini untuk bertemu secara resmi dengan kedua orangtua Chleo.
Awalnya dia ragu untuk bertemu dengan keluarganya sebelum Chleo mendapatkan ingatannya kembali. Tapi, dia memutuskan untuk tidak ragu dan memilih memperkenalkan diri secara resmi pada kedua orangtua Chleo.
Untungnya, Vincent sama sekali tidak mengenalinya sebagai Vasili disaat mereka bertemu dan berbincang-bincang dengan cukup lama.
Axelard juga telah mengubah cara bicaranya serta logatnya agar dia tampak seperti orang berkewarganegaraan Inggris asli dibandingkan tampak orang Rusia yang menggunakan aksen khas saat berbicara bahasa Inggris.
Itu sebabnya Vincent sama sekali tidak curiga dan memperlakukannya seperti seorang calon ayah mertua yang berusaha mengintimidasi calon menantunya.
Biar bagaimanapun, Vincent menganggap Chleo masih terlalu muda untuk menjalin hubungan. Dan dia tidak mengharapkan putrinya akan menikah mudah, setidaknya harus menunggu anak itu hingga berusia dua puluh lima, barulah dia akan memberikan restunya untuk menikah.
Yah, istrinya berhasil membujuknya untuk membiarkan Chleo menikah di usia muda bila kedua pasangan muda itu sudah mantap akan pilihannya.
Beberapa hari terakhir ini Vincent serta Axel saling berinsiatif untuk membuka sebuah obrolan demi mendekatkan diri. Gaya bicara Axel serta wawasannya akan pengetahuan bisnis serta kemajuan perekonomian negara membuat Vincent merasa kagum terhadap pemuda itu.
Diam-diam Vincent sudah memberikan lampu hijaunya pada pria itu namun tidak menunjukkannya.
Namun, sekarang putrinya menangis? Awas saja, kalau penyebab kesedihan putrinya ternyata adalah Axelard. Vincent tidak akan melepaskan pria itu!
"Mungkin kakak sedang pms? Jadi perutnya sakit?"
Sebelah alis Vincent terangkat mendengar praduga dari putra bungsunya.
Yah, itu masuk akal sebenarnya mengingat putrinya selalu merasa kram pada perutnya tiap kali mengalami haid. Tapi, tangisannya tidak pernah semenyedihkan ini tiap kali putrinya haid.
"Tuan, sarapan telah siap." salah satu pelayan naik ke lantai dua untuk memberitahu Vincent serta lainnya bahwa sarapan telah siap untuk disantap.
Biasanya, jam segini, Vincent serta lainnya sudah akan bangun dan mengobrol ringan di ruang makan sambil menunggu semua menu sarapan dihidangkan di atas meja.
Tapi ini yang pertama kalinya semenjak sang pelayan bekerja di rumah ini, keluarga penghuni rumah belum berkumpul di ruang makan bahkan ketika semua menu sarapan telah selesai ditata rapi di atas meja makan.
Bagaimana tidak?
Kamar Diego serta Chleo bersebelahan dan tiap pagi, Cathy selalu menyapa kedua anaknya sambil membangunkan mereka. Cathy akan memulainya dari Chleo untuk mengecup keningnya serta membuka tirai jendela, baru setelahnya menyusul ke kamar Diego.
Namun, Cathy tidak kunjung keluar dari kamar Chleo dan malahan, suara isakan seperti tangisan malah semakin lama semakin terdengar.
Diego yang sudah bangun dan dengan manjanya menunggu untuk dibangunkan oleh ibu tercintanya akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamarnya. Saat itulah dia melihat sang ayah berdiri di depan kamar kakaknya dengan ekspresi yang sulit dimengerti.
Samar-samar Diego mendengar sebuah isakan dari arah kamar sang kakak dan barulah dia sadar bahwa kakaknya sedang menangis. Karena merasa penasaran, Diego menempelkan telinganya untuk menguping dan itulah asal mula bagaimana dua pria dewasa berdiri selama bermenit-menit didepan kamar nona muda Regnz.
Keduanya merasa sangat penasaran kenapa Chleo menangis dan sangat gatal ingin masuk kedalam. Tapi, jika Cathy telah menutup kamar seperti ini, mereka merasa sekarang bukan waktunya untuk ikut campur.
Pada akhirnya, Vincent mengajak Diego untuk sarapan terlebih dulu sambil berharap tidak terjadi sesuatu yang buruk pada putrinya.
Jika putrinya memang kesakitan karena masalah haid, istrinya sudah pasti keluar untuk mengambil obat anti nyeri sakit haid untuk diminumkan pada putrinya.
Kalau putrinya terluka, istrinya sudah pasti akan keluar dan menggugahnya untuk membawa Chleo ke rumah sakit.
Jadi hanya ada dua kemungkinan yang menjadi penyebab utama putrinya menangis dengan semenyedihkan itu. Antara putrinya mengalami mimpi buruk yang sangat mengerikan atau baru saja dia mendapat pesan dari Axelard yang ingin memutuskan hubungan mereka.
Kalau alasan yang pertama, Vincent akan menyerahkan penghiburan putrinya kepada istrinya. Karena dalam soal menghibur Chleo, istrinya yang lebih ahli dibandingkan dirinya.
Tapi kalau ternyata alasan yang kedua, Vincent akan memburu Axelard hingga ke ujung dunia sekalipun untuk membuat perhitungan dengannya. Dalam hal ini, Vincent yang paling ahli dibandingkan istrinya.
Sementara itu didalam kamar Chleo, tangisan serta isakan Chleo mulai mereda setelah menangis selama hampir setengah jam.
Kedua matanya menjadi agak sedikit lebam serta hidungnya bewarna merah. Baju yang dipakai Cathy basah dari daerah dada hingga ke perut namun Cathy tidak memperdulikannya.
Yang ia perdulikan saat ini adalah putrinya dan dia tidak pernah merasa lelah memeluk Chleo yang bersandar pada tubuhnya sambil mengelus lembut kepala putrinya.
Cathy juga menepuk pundak Chleo memberi dukungan seakan memberitahu Chleo bahwa dia tidak akan meninggalkannya sendiri. Cathy tidak ingin Chleo menanggung beban masalahnya sendiri dan apapun yang menyebabkannya sakit hati, Cathy ingin Chleo tahu bahwa dia akan selalu berada disisinya dan mendukungnya.
Chleo memang sudah tidak menangis, tapi isakannya masih terasa serta air mata masih mengalir seakan isi air pada kantung matanya tidak pernah habis.
Dia ingat dulu ibunya tidak seperti ini. Ibunya tidak pernah berada disisinya disaat dia membutuhkan seorang teman. Ibunya tidak pernah memeluknya seperti ini disaat dia menangis sendirian.
Tapi dia juga ingat, ibu yang sama selalu mampir ke kamarnya tiap dia hendak tidur ataupun bangun pagi. Ibunya selalu menyapanya dan memberinya kecupan sayang di kening. Ibunya selalu menanyakan kabarnya dan mengkhawatirkan segala hal mengenai dirinya.
Keduanya adalah wanita yang sama namun berada di masa yang berbeda.
Keduanya adalah ingatan yang berbeda namun dia merasa dirinya mengalami kedua hal itu.
Perasaan Chleo saat ini seperti kapal pecah dan tak tertata membuat Chleo semakin kebingungan dan putus asa.
Apa yang harus dia lakukan? Kepada siapa dia bisa mencurahkan isi hatinya?