My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Memberi Kesempatan



Memberi Kesempatan

2"Kau tidak perlu takut padaku. Kau tahu aku tidak akan melukaimu." bujuk Axel dengan suara selembut mungkin berharap ketulusannya bisa mencapai ke relung hati istrinya.     

"…" Chleo tidak menjawabnya seakan dia tidak percaya bahwa pria itu tidak akan melukainya.     

"Chleo, aku akui aku telah bersalah karena telah mengancammu. Tapi apakah aku pernah melukaimu secara fisik? Apakah aku pernah membawamu ke tempat berbahaya? Aku bahkan tidak pernah menyentuh keluargamu sehelai rambutpun walau aku mengancammu dengan menggunakan mereka."     

Deg!     

'Chleo' merasa dadanya diserang rasa sakit yang luar biasa. Bukannya merasa lega mendengar ketulusan pria itu, dia malah semakin merasa bersalah.     

Pria itu memang tidak pernah sekalipun menyakitinya. Bahkan saat dia dibawa paksa ke Inggris, pria itu tidak pernah mengekangnya dan membiarkannya keluar rumah dengan bebas.     

Sebaliknya, dirinyalah yang sering kali melukai pria itu. Sudah tak terhitung berapa kali dia mengucapkan kalimat menyakitkan untuk suaminya.     

Seharusnya dialah yang meminta maaf. Seharusnya dialah yang merasa bersalah dan membujuk suaminya untuk tidak menghindarinya.     

Tapi kenapa sebaliknya? Mengapa pria itu yang meminta maaf serta merasa bersalah?     

"Karena itu," Axel mengambil napas panjang sebelum melanjutkan kalimatnya, "Kumohon jangan menghindariku."     

"…"     

Axel melangkahkan kakinya kembali menghampiri istrinya, dan kali ini Chleo tidak bergerak menghindar dan berusaha menahan diri untuk tidak bergeming dari tempatnya.     

Axel merasa lega melihat istrinya tidak bergerak dan untuk beberapa saat dia nyaris kehilangan kendali karena ingin segera merengkuh istrinya kedalam pelukannya.     

Tapi dia menahan diri dan berhenti maju disaat jarak diantara mereka cukup dekat.     

"Kita harus bicara." ungkap Axel kemudian mengundang tatapan bertanya dari sepasang mata coklat. "Apa yang kau ingin aku lakukan? Apa kau memberiku kesempatan atau kau ingin aku pergi dari kehidupanmu?"     

'Chleo' terkesiap mendengar pilihan dari suaminya. Tidak hanya dirinya, Chleo masa kini juga turut terkejut dan merasa gatal sekali ingin mengambil alih tubuhnya.     

Jika dia harus mengambilnya dengan paksa, maka dia akan melakukannya. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena Aslan menahannya untuk keluar dari tempat ini karena dia sudah berjanji untuk memberikan waktu bagi 'Chleo' berjiwa merah.     

'Chleo' bisa saja langsung memilih pilihan kedua karena dia sudah membuat keputusan untuk kembali pada Alexis. Lagipula dia yakin sekali pria ini tidak akan benar-benar pergi dari kehidupannya.     

Tapi anehnya, dia tidak bisa langsung mengungkapkannya. Entah mengapa hatinya mengatakan Axel benar-benar akan meninggalkannya bila dia mengucapkannya.     

"Kupikir kau bilang kita harus bicara. Apakah dua pilihan ini yang ingin kau bicarakan?" 'Chleo' mengubah topik pembicaraan mereka sebagai alat untuk menghindar.     

"Kita bisa bicara hal lainnya jika itu yang kau inginkan. Aku merindukan momen dimana kita bisa mengobrol dengan santai."     

"Kau sadar itu bukan aku?"     

"Itu adalah kau."     

"Kami berbeda." Chleo bersikeras menolak untuk disamakan dengan Chleo masa kini karena dia tahu betul, mereka berbeda total.     

Axel mengeluarkan sebuah koin dolar dari saku celananya lalu diberikannya pada Chleo.     

"Satu dolar? Kenapa kau memberikannya padaku?"     

"Apa yang kau lihat dari koin itu? Apakah di dua sisi memiliki kesamaan?"     

'Chleo' menghela napas dan langsung menjawab pertanyaannya tanpa perlu melihat dua sisi koin dengan seksama. "Apa kau menganggap aku anak kecil? Tentu saja berbeda. Di dunia ini tidak ada koin yang memiliki dua sisi yang sama."     

'Chleo terkesiap saat menyadari ucapannya sendiri sementara Axel tersenyum lebar mendengarnya.     

"Tepat sekali. Tidak ada koin yang memiliki dua sisi yang sama. Kalaupun mirip, tapi pasti ada perbedaannya. Meskipun memiliki dua sisi yang berbeda, tapi mereka tetaplah satu koin senilai satu dolar. Sama sepertimu. Meskipun kau memiliki dua jiwa yang berbeda beserta pengalaman hidup yang berbeda, tapi kau tetaplah adalah Chleora yang kucintai."     

Axel mengambil kembali koin dari tangan Chleo lalu melanjutkan penjelasannya. "Apalah arti koin satu dolar ini? Aku bisa membuangnya karena nilainya tidak begitu berarti bagiku." Axel benar-benar melempar koin tersebut ke tumpukan salju dan tidak ada yang tahu dimana koin itu mendarat.     

Kemudian Axel melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah tanpa melepaskan pandangannya ke arah istrinya. "Tapi kau berbeda dengan koin ini. Kau jauh lebih berharga dimataku dan aku tidak akan pernah membuangmu."     

Axel tidak ingin istrinya salah paham karena dia telah menyamakan keberadaan Chleo dengan koin tak berharga itu. Dia hanya ingin membuka pemikiran istrinya mengenai dua pribadi yang berbeda dalam dirinya.     

Secara perlahan Axel mengambil salah satu tangan Chleo secara perlahan tanpa paksaan dari tiap gerakannya. Dia mendekati istrinya dengan halus serta selembut mungkin agar istrinya tidak menjadi takut dan memutuskan untuk menghindarinya.     

Kemudian Axel mengarahkan tangan Chleo menempel ke dadanya, persis dimana tempat jantungnya berdetak.     

'Chleo' merasa tubuhnya meremang saat pria itu mendekatinya menutup jarak keduanya. Dia merasa gugup luar biasa merasakan kulit dingin menyentuh tangannya. Namun dia tidak menolaknya ataupun menghindarinya.     

'Chleo' membiarkan suaminya menuntun tangannya ke tempat posisi jantung pria itu berdetak. Dia bisa merasakan denyutan di balik baju yang dikenakan pria itu dan seketika hatinya terasa hangat.     

Ini pertama kalinya dia merasakan denyutan nadi yang begitu cepat serta tegas pada telapak tangannya. Malahan, dia sudah tidak tahu lagi denyutan nadi siapa yang lebih cepat diantara jantung pria itu ataukah jantung miliknya.     

"Apa kau merasakannya? Jantungku adalah milikmu. Aku adalah milikmu. Karena itu aku menyerahkan pilihannya padamu. Jika kau menginginkan aku pergi, aku akan pergi. Setidaknya aku bisa bertahan hidup selama aku tahu kau masih ada di dunia ini. Aku tidak akan memaksamu untuk bersamaku ataupun menemuimu. Tapi, setidaknya beri aku kesempatan. Aku ingin memperbaiki kesalahanku padamu dan memulainya dari awal. Apakah kau bersedia memberiku kesempatan?"     

'Chleo' tidak menjawab karena hatinya bergejolak tak karuan sementara Chleo yang terkurung didalam lubuk hatinya terdalam merasa ingin berteriak untuk memberitahu dirinya yang bodoh ini segera memberi jawaban untuk pria itu.     

Yang sebenarnya, 'Chleo' juga ingin menjawabnya dengan suaranya, tapi anehnya dia tidak bisa menemukan suaranya seakan ada gumpalan benda padat menyangkut pada kerongkongannya.     

Pada akhirnya, 'Chleo' menganggukkan kepala tanda dia bersedia memberikan kesempatan bagi pria itu untuk mendekatinya.     

Lagipula, dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk memberikan kesempatan suaminya mendekatinya bila ada kehidupan berikutnya.     

Ini memang bukan kehidupan berikutnya yang sesuai dengan perkiraannya, tapi baginya, masa-masa sekarang ini merupakan kehidupannya yang baru.     

Melihat 'Chleo' mengangguk satu kali menjawab pertanyaannya, membuat hati Axel bersukacita dan rasanya dia ingin sekali memeluk istrinya dan mengangkat tubuh istrinya untuk berputar.     

Tapi tidak. Dia harus menahan diri karena Chleo yang ada dihadapannya saat ini adalah Chleo yang pernah membencinya dengan segenap jiwanya.     

Tadinya, 'Chleo' berharap agar Axel segera melepaskan tangannya karena dia tidak sanggup lagi menahan debaran jantungnya yang serasa akan meledak bila dia harus merasakan denyut nadi pria itu dibawah telapak tangannya.     

Namun, pria itu mengejutkannya dengan kalimatnya.     

"Apa aku boleh memelukmu?"     

APA???     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.