Buka Kakimu (R18+)
Buka Kakimu (R18+)
Beberapa saat yang lalu dia memang sudah mencicipinya, tapi dia masih belum merasa puas. Ditambah lagi, Chleo sedang tertidur sehingga dia tidak bisa mendengarkan namanya dipanggil dengan suara erangan yang bagaikan alunan melodi di telinganya.
Kini gadis itu sudah sepenuhnya sadar, Axel bisa memakannya sekali lagi.
Chleo merasa bingung dengan sikap Axel yang tampak mendorongnya jauh. Dan terlebih bingung lagi saat melihat senyuman nakal terpampang jelas di wajah kekasihnya itu.
Detik berikutnya, sepasang mata coklat Chleo membulat lebar saat Axel menenggelamkan wajahnya diantara kedua kakinya.
Chleo hendak menghentikan apa yang hendak dilakukan pria itu, namun saat dia merasakan sesuatu kenyal nan basah menempel di lubang mulut selatannya, akal sehat Chleo terlempar ke lautan.
Tanpa ia sadari, Chleo berusaha menghindar dari serangan benda kenyal tersebut namun tangan Axel menahan bokong Chleo sehingga dia tidak bisa bergerak mundur lebih jauh lagi.
Axel menjilat lubang gua Chleo dari bawah hingga ke atas tanpa benar-benar masuk kedalam. Gerakan lidahnya saja sudah membuat Chleo serasa menjadi gila karena ini pertama kalinya seseorang menyentuh bagian daerah kewanitaannya.
Dia bahkan tidak pernah menyentuhnya dengan tangannya sendiri, sehingga tubuh Chleo merasakan tegangan listrik yang begitu besar mengalir keseluruh sistem sarafnya.
Chleo berusaha menopang tubuhnya dengan kedua tangannya, namun tangannya seketika menjadi lemas saat Axel menemukan sebuah tombol pada daerah kewanitaannya.
Axel menghisapnya membuat Chleo kehilangan tenaga.
Sensasi sensual serta tarian lihai dari lidah Axel membuatnya menjadi kacau dan dia sangat ingin menutup kakinya.
Pada akhirnya Chleo memiringkan tubuhnya dan mengangkat sebelah kakinya berharap Axel menghentikan ministrasinya. Saat ini tubuh Chleo telah terbaring dengan sempurna dalam keadaan posisi miring, namun Axel tidak membiarkan kakinya tertutup.
Sebaliknya, Axel meletakkan kaki Chleo yang terangkat ke atas bahunya membuat sepasang bibir selatan Chleo semakin terbuka.
Axel menggunakan kesempatan ini dengan memasukkan lidahnya kedalam gua menuju ke langit tujuh tersebut membuat Chleo mengerang dengan keras saat merasakan penyusup asing memasukinya.
Kedua kakinya gemetar hebat karena sensasi asing yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Jantungnya semakin berdebar tidak karuan membuatnya sulit untuk bernapas.
Chleo tidak berhenti-hentinya memanggil nama pria itu ingin menghentikannya. Namun bukannya menghentikannya, suara erangan erotis malah yang keluar dari mulutnya.
"Axe…ah…" Chleo hanya bisa berbaring disana sementara dia merasakan tubuhnya mengejang dilanda kenikmatan yang luar biasa.
Tidak lama kemudian, sengatan listrik dari bawah perutnya meningkat berkali lipat membuat tubuh Chleo membusur ke atas saking hebatnya sengatan listrik tersebut, lalu…
Spurt!
Chleo merasakan sesuatu keluar dari dalam mulut gua keperawanannya.
Sementara Axel menerima tumpahan cairan cinta Chleo dan menelannya dengan penuh nikmat.
"Annnnggghhhh!" Chleo mengepalkan kedua tangannya menjadi seperti bola seakan dia sedang mencengkeram sesuatu.
Tubuh Chleo kembali terjatuh ke bawah dengan dada naik turun karena napasnya tersengal-sengal.
Dia tidak mampu berpikir lagi dan hanya bisa pasrah dibawah curahan cinta Axel. Tapi setidaknya dia bisa merasa lega ketika Axel menurunkan kembali kakinya.
Dia mengira penyiksaan yang manis ini sudah berakhir. Tapi Axel membuktikan bahwa perkiraannya salah besar. Tangan kanan Axel telah tenggelam diantara kedua kaki Chleo dengan telapak tangannya yang besar menutupi lubang mulut selatan tubuh Chleo.
Chleo masih merasakan jemari Axel menekan titik sensitive pada daerah bibir selatannya. Namun dia tidak bisa memusatkan fokusnya pada pijitan bibir mulut selatannya, karena Axel kini menyerang salah satu buah dadanya.
Axel memang tidak membuka kancing kemeja putihnya, tapi karena Chleo tidak memakai bra, pria itu masih bisa menemukan puncak dada Chleo dan mengulumnya dengan hisapan yang kuat membuat sensasi menggelitik yang enak kembali menyerang seluruh tubuh Chleo.
Axel menyadari bahwa gua kenikmatan milik Chleo sudah sangat basah, sehingga dia memutuskan untuk memasukkan jari tengahnya ke dalam vaginanya.
Dan benar seperti yang diduganya, jarinya bisa masuk dengan lancar karena seluruh dinding gua Chleo telah menjadi licin akibat jus cinta pelepasan gadis itu.
Chleo mengejang kaget merasakan benda asing yang panjang menyusup masuk ke daerah privasinya. Secara refleks, Chleo mengatupkan kedua kakinya dan dinding guanya menekan hingga menghimpit jari Axel tanpa ia sadari.
Axel mengerang merasakan betapa sempitnya didalam sana. Dia tidak bisa membayangkan seberapa besar nikmatnya jika benda pustakanya yang melesat masuk.
"Axe… sudah. Hentikaaaan, aku sudah tidak kuat." Chleo memohon dengan sangat. Tanpa disadarinya dia menciptakan sebuah erangan nikmat di sela-sela kalimatnya.
Axel tersenyum geli melihat rona merah menghiasi di seluruh wajah cinta sejatinya. Mulut gadis itu berkata tidak, tapi sinar mata serta ekspresinya seakan mengatakan dia menginginkan lebih.
Bagaimana mungkin Axel bisa berhenti? Kalaupun dia ingin berhenti, dia sama sekali tidak bisa menggerakkan tangannya.
Pergelangan tangannya terhimpit antara kedua paha mulus Chleo sementara, dinding vagina gadis itu mengukung jarinya. Dalam keadaan seperti ini, Axel sama sekali tidak bisa bergerak.
"Chleo, buka kakimu. Aku tidak akan bisa bergerak jika kau tidak membukanya." bujuk Axel dengan nada merayu.
Chleo percaya bahwa pria itu akan mengeluarkan jarinya, sehingga dia mencoba membuka kakinya.
Tapi, dia masih bisa merasakan benda asing yang sangat panjang didalam tubuhnya membuatnya merasa gelenjar aneh.
Berbeda dengan lidah pria itu, jemari Axel lebih panjang sehingga bisa masuk hingga kedaerah lebih dalam.
Chleo bersusah payah membuka kakinya, tapi tiap kali dia mencoba menggerakkan otot kakinya, dinding dalam guanya yang menghimpit jemari Axel terasa berkedut membuatnya tidak berani bergerak.
"A… Aku tidak bisa menggerakkannya."
Axel tersenyum lembut mendengarnya. "Kalau kau tidak membukanya, aku tidak akan bisa mengeluarkannya." bisik Axel dengan suara serak ditelinga Chleo membuat gadis itu kehabisan napas. "Aku akan membantumu."
Chleo mengira Axel membantunya dengan membuka kakinya dengan tangannya, tapi ternyata pria itu malah membawa mereka kembali ke kamar dengan menggunakan teleport!?
Sekarang punggungnya terasa tidak sakit lagi karena tidak harus berhadapan dengan meja yang keras. Dia memang merasa lebih nyaman bila berbaring di atas tempat tidur, tapi… bukankah itu berarti dia berada dalam bahaya?
Ditambah lagi, saat tubuhnya terjatuh di atas tempat tidur, dia merasakan guncangan dari dalam gua kewanitaannya.
Chleo yakin sekali, pria itu bisa menarik tangannya karena tadi kaki Chleo sempat terbuka saat berpindah tempat.
Tapi pria itu sengaja tidak mengeluarkannya sehingga kini kedua kaki Chleo malah tertutup semakin rapat.
"Chleo, buka kakimu." bujuk Axel seperti sedang membujuk anak kecil. Tapi anak kecil sekalipun bisa melihat senyuman miring bagaikan senyuman Lucifer yang menghiasi wajah pria itu.
"…" Rasa-rasanya Chleo ingin menangis dalam hati. Dia baru ingat Axel sangat suka menggodanya dan membuatnya tidak sanggup melawannya.
Tapi dengan bodohnya dia melepaskan kurungan binatang buas dalam pria itu dan kini sikap kejahilan pria itu semakin meningkat lebih parah.
Chleo menelan ludah dengan susah payah sambil berusaha kembali menggerakkan otot kakinya.
Dia hanya perlu membukanya, setelah itu dia akan terbebas dari sensasi yang enak tapi membuatnya menderita ini.
Chleo memejamkan matanya sambil memerintah kakinya untuk bergerak ke arah berlawanan agar Axel bisa mengeluarkan jarinya.
Akhirnya, Chleo berhasil membuka kakinya dengan mengerahkan seluruh ketekatannya.
Sesuai janji, Axel mengeluarkan jarinya dari mulut selatannya, namun detik berikutnya…