My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Berjalan Di Atas Air



Berjalan Di Atas Air

2Sebelum ini Axel telah mengecat rambutnya menjadi hitam agar disaat dia muncul di mata publik bersama Chleo, tidak akan ada yang bertanya-tanya dan merasa curiga akan rambut platinumnya.     

Selama beberapa jam, Axel menahan 'napas' untuk menjaga suhu dingin tidak menyebar didalam tubuhnya. Itu sebabnya orang-orang yang menyapanya dan bersalaman dengannya tidak akan merasakan suhu dinginnya yang tidak normal.     

Hanya disaat bersama Chleo saja, barulah Axel membiarkan suhu dingin didalam tubuhnya mengalir. Lagipula, kulit dinginnya yang menyentuh punggung serta tangan Chleo sanggup mengurangi rasa kegugupan gadis itu dan Chleo merasa lebih tenang saat merasakan hawa dingin disekitarnya.     

Karena itulah masing-masing dari mereka sama sekali tidak keberatan pasangannya menempel tanpa mau berpisah barang hanya sedetik saja.     

Disaat mereka tiba di penthouse, Axel menyadari raut muka Chleo yang kelelahan sementara dirinya sendiri juga merasa tidak enak badan karena harus sering menahan 'napas'.     

Pada akhirnya, dia memutuskan untuk tidur dan baru akan berangkat besok pagi.     

Tepat jam lima pagi, Axel terbangun dan menggendong Chleo untuk berpindah tempat dengan menggunakan kemampuan teleportnya.     

Begitu dia tiba di tempat tujuan, Chleo sudah berganti pakaian dan tidak memakai baju tidurnya. Dia memakai baju terusan warna putih dengan seutas tali di atas bahunya.     

Sama seperti Chleo yang telah berganti pakaian, Axel juga telah berganti pakaian. Dia memakai kaos V-neck bewarna putih dengan lengan panjang dipadu dengan celana kain bewarna senada.     

Keuntungan menjadi seseorang yang memiliki kemampuan teleport, dia bisa mengganti baju mereka tanpa harus melepasnya. Dia hanya perlu memindahkan baju yang melekat pada tubuh mereka dan memindahkan pakaian yang sudah disiapkannya langsung pada tubuh mereka.     

Dengan penuh perhatian dan berhati-hati, Axel membaringkan Chleo ke ranjang yang ukurannya lebih kecil daripada kamarnya, namun cukup untuk ditempati dua orang.     

Setelah itu Axel turut berbaring disebelah gadis itu untuk menunggunya bangun.     

Tidak lama setelahnya, Chleo menggumam dan merenggangkan ototnya.     

Axel tersenyum senang menyadari 'istri' mungilnya telah bangun. Dia tidak sabar melihat reaksi gadis itu begitu tahu ada dimana mereka sekarang.     

Axel menyapanya dengan lembut dan dia mendapat balasan dengan sapaan yang sama serta senyuman lebar dari gadis itu. Ah, seandainya mereka bisa saling menyapa seperti ini tiap bangun pagi, betapa sempurnanya kebahagiaannya.     

"Apakah sekarang terjadi gempa bumi? Kenapa aku merasa kita sedang bergoyang-goyang?"     

Axel sengaja tidak langsung menjawab pertanyaannya dan hanya memberikan senyumannya yang misterius.     

Kemudian Axel menggandeng tangan Chleo untuk berjalan mengikutinya. Dia tersenyum geli saat melihat kebingungan menghiasi wajah jelitanya yang baru bangun tidur.     

Ekspresi gadis itu tampak berpikir dengan serius seakan sedang menerka-nerka tempat apa yang didatangi mereka.     

Setelah Axel keluar dari kamar, dia menuntun gadis itu menaiki beberapa anak tangga menuju ke kabin atas. Saat itulah mereka mendengar suara ombak serta bau laut yang khas.     

Begitu mereka berdiri di atas dek yacht milik Axel, sepasang mata coklat Chleo berkilauan dengan indah. Tampaknya kejutannya berhasil dan terlihat jelas sekali gadis itu sama sekali tidak menyangka Axel akan membawanya kemari.     

"Kau masih mengingatnya?"     

"Tentu saja. Aku tidak akan pernah melupakan tempat favorit kita. Lagipula aku masih berhutang janji padamu untuk membawamu kembali kesini."     

Chleo tertawa mendengarnya sambil menghapus jejak air mata haru pada ujung matanya.     

Axel mengelus sayang puncak kepala Chleo lalu berjalan ke ujung yacht dan turun dari kapal. Dengan begitu santai, Axel turun dan kedua kakinya tanpa alas kaki mendarat dan berdiri tegak di atas air seakan ada benda padat disana.     

"Mau menemaniku jalan-jalan?"     

Chleo tersenyum lebar dan segera menggapai uluran tangan kekasihnya. Hati Chleo semakin melonjak senang saat merasakan air dingin dibawah telapak kakinya.     

Keduanya saling melempar senyuman lalu berjalan santai diatas laut dengan ditemani matahari yang tidak terlalu menyengat.     

Mereka berdua tampak bahagia dan seseorang akan melihat mereka seperti dua orang malaikat yang sedang berjalan di atas air.     

Axelard serta Chleo memutuskan untuk berbaring di atas air sambil menikmati pemandangan langit yang dipenuhi dengan burung-burung yang sedang bermain bersama dengan Falcon.     

Dari arah bawah, Chleo merasakan sundulan lembut yang ternyata merupakan mulut dari hewan mamalia lucu dan menyenangkan.     

Chleo membalikkan tubuhnya dan kini dia mengkurap diatas air untuk menyapa ikan lumba-lumba yang mengeluarkan suara tawa kearahnya.     

"Halo, lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?"     

Axel tersenyum geli mendengar Chleo mengajak bicara ikan lumba-lumba tersebut.     

Tentunya, ikan lumba-lumba tidak bisa bicara untuk menjawab pertanyaannya. Tapi hewan mamalia laut itu sangat pintar dan seakan bisa mengerti apa yang ditanyakan Chleo, ikan lumba-lumba tersebut menyundulkan ujung mulutnya ke pipi Chleo memberikan sebuah kecupan.     

Chleo tertawa geli, lalu dia duduk dengan menekukkan kedua kakinya dibawah bokongnya. Lalu dia merapatkan kedua tangannya di atas pangkuannya layaknya seperti anak yang manis dan penurut sebelum bicara,     

"Tuan, bisakah aku berenang bersama mereka?"     

Pertanyaan yang sama ketika Chleo masih kecil dulu dan diajak pergi ke laut oleh pangeran esnya untuk menghilangkan traumanya akibat penculikan di Jerman.     

"Kau ingin berenang?"     

"Tentu saja! Bagaimana mungkin aku bisa bertahan hanya berdiri saja diatas air? Air adalah kehidupanku, aku akan bosan setengah mati jika tidak berenang sekarang."     

Sinar mata biru Axel menunjukkan sinar jahil membuat Chleo waspada. Apa lagi rencana nakal yang akan dilakukan pria ini?     

Axel turut bangkit untuk duduk dengan menekuk lutut kanannya di depan dadanya. Tangan kanannya disandarkan diatas lututnya yang tertekuk, sementara tangan kirinya menyilang melewati Chleo membuat tubuh keduanya menjadi sangat dekat.     

"Kali ini aku tidak akan melakukannya secara gratis."     

"Kau ingin aku membayar?"     

"Hm." jawab Axel sambil menganggukkan kepalanya.     

"Tapi aku tidak punya uang sekarang."     

Axel tertawa geli mendengarnya. "Untuk apa aku butuh uang? Aku menginginkan yang lain."     

Chleo mengedipkan matanya beberapa kali merasa bingung dan menerka-nerka apa yang diinginkan pria itu.     

Namun disaat Chleo melihat bibir Axel agak maju kedepan sedikit tanda minta dicium, rona pipi Chleo memerah dan seketika wajahnya terasa panas.     

Aiya, pria ini sungguh tidak membuang kesempatan untuk menggodanya.     

Demi bisa berenang bersama dengan para binatang laut seperti saat dia masih berusia tujuh tahun, Chleo memajukan kepalanya untuk mengecup singkat bibir pria itu.     

Karena kedua tubuh mereka sudah dekat dan jarak wajah mereka tidak jauh, Chleo bisa mengecup bibir pria itu dengan mudah tanpa harus bergerak merubah posisinya.     

"Sudah." ujar Chleo begitu selesai memberikan kecupan singkat pada bibir kekasihnya.     

"Hanya segitu? Hhhh… Kenapa kau pelit sekali?"     

Chleo melongo kehabisan kata-kata mendengar tuduhan absurd ini. Pada akhirnya Chleo kembali maju untuk menempelkan mulutnya pada bibir Axel. Hanya saja kali ini dia meniru pria itu dengan menyecap dan menghisap bibir bawah Axel.     

Axel tersenyum senang lalu mengangkat tangan kirinya ke belakang leher Chleo untuk memperdalam ciuman mereka.     

>>>>> From author     

Halo para pembaca tersayang. Saya mulai mengenalkan kisah perjalanan asmara Vincent-Cathy ke global nih. Jadi saya mohon bantuan kalian semua untuk pindahkan vote disini ke novel sebelah. Judulnya 'My Only Love: The Targeted Princess'     

Terima kasih atas dukungan dan bantuan cinta kalian semua :face_blowing_a_kiss::face_blowing_a_kiss::face_blowing_a_kiss:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.