Spin Off - Ashley (5) \'Calon Suami Ashley\'
Spin Off - Ashley (5) \'Calon Suami Ashley\'
"Semuanya beres, komputermu siap digunakan." ungkap Dario dengan senyuman menawan membuat para perempuan yang bekerja di ruangan yang sama dengan Ashley meleleh.
Termasuk Ashley.
"Ah, terima kasih."
"Kau berhutang makan siang denganku. Apa aku bisa menagihnya sekarang? Atau…" Dario bangkit berdiri membuat Ashley berdebar-debar karena jarak tubuh mereka yang dekat. "Aku harus menunggu?"
"Ash, kau pergi saja. Dokumen yang harus kau selesaikan hari ini serahkan padaku." sahut salah satu rekan kerja Ashley yang sudah seperti temannya sendiri membuat Ashley merona.
"Tapi…"
"Tidak ada tapi. Pergi saja dan nikmati kencanmu." lanjut temannya sambil menaikkan kedua alis matanya dengan gerakan menggoda.
Ashley segera berjalan menghampiri teman kerjanya lalu mencubit lengan gadis itu sambil berbisik. "Jangan bicara sembarangan. Dia dari keluarga Hernandez"
Stacy Williams terkesiap begitu mendengar nama 'Hernandez'. Dengan tatapan penuh penasaran dan memuja, Stacy sekali lagi melirik ke arah pria tampan berambut chestnut.
Ah, betapa tampan dan kayanya orang ini. Ashley beruntung sekali karena berhasil memikat pria tampan ini.
Ashley berdehem dengan canggung sambil kembali berjalan menghampiri Dario.
"Maafkan temanku. Dia tidak bersungguh-sungguh mengucapkannya."
"Tidak masalah. Jadi apa jawabanmu?"
Ashley mengerling ke arah Stacy untuk memastikan apakah temannya serius dengan tawaran bantuannya. Saat melihat Stacy mengacungkan kedua jempolnya ke arahnya, Ashley mengiyakan ajakan makan siang bersama.
Kemudian keduanya pergi di sebuah restoran dan Ashley membiarkan pria itu yang memimpin pembicaraan mereka. Pada dasarnya Ashley sudah terlatih untuk menjawab pertanyaan serta bersikap menyenangkan, sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama bagi keduanya untuk menjadi akrab.
Dario merasa dia semakin tertarik dengan gadis cantik nan cerdas dihadapannya. Dia yakin sekali rumor yang didengarnya enam tahun yang lalu pasti adalah rumor yang palsu.
Cara gadis itu berbicara, memandangnya dan bersikap sama sekali tidak sama dengan rumor yang didengarnya.
Sementara Ashley, dia sengaja menjaga sikap karena berpikir Dario Hernandez bukanlah salah satu suami pilihan ibunya.
Itu sebabnya dia tidak bertanya hal-hal yang begitu pribadi seakan menunjukkan dia tidak tertarik untuk mengenal Dario. Justru inilah yang membuat Dario semakin merasa penasaran dengan gadis itu.
Tanpa mereka sadari, mereka telah menghabiskan makanan pesanan mereka, namun tidak ada satupun yang merasa gerah ataupun ingin pergi.
Dengan caranya sendiri, Dario membuat Ashley merasa nyaman hingga melupakan bahwa jam istirahatnya telah habis.
Yah, dia tidak perlu khawatir dia akan dimarahi atasannya, karena direktur utamanya sudah menyuruhnya untuk menemani Dario makan siang. Rasanya tidak akan sopan jika Ashley terlebih dulu yang pamit pergi. Karena itu dia tetap bertahan disana dan menjadi teman mengobrol pria itu.
Lagipula, Dario adalah pemuda yang sangat menyenangkan membuatnya tidak merasa bosan.
Baik Dario maupun Ashley selalu menemukan bahan obrolan entah itu adalah hobi atau musik favorit dan sebagainya.
Tiba waktunya Ashley harus kembali ke kantor karena jam sudah menunjukkan pukul empat sore.
EMPAT SORE!?
Itu berarti mereka sudah berada disini selama lebih dari tiga jam?
Mau tidak mau, Ashley yang terlebih dulu harus mengakhiri obrolan mereka.
"Maaf, sudah saatnya aku kembali."
Dario sadar, dia tidak bisa menahan gadis itu lebih lama lagi mengingat Ashley sudah keluar dari kantornya selama tiga jam.
Walaupun Ashley merupakan keponakan direktur utama dan bebas datang pergi di jam berapapun, gadis itu tidak ingin terlihat menggunakan jabatan keluarganya dan bersikap seenaknya.
Tidak semua orang tahu bahwa Ashley adalah keponakan Tuan Aaron Grey, dan hanya beberapa kepala manajer serta Stacy yang mengetahui identitas sebenarnya.
Imagenya akan menjadi tidak baik jika Ashley keluar dari kantor dalam waktu yang lama, ditambah lagi menemani seorang dari keluarga Hernandez.
"Aku akan mengantarmu."
"Tidak perlu. Aku bisa naik bis dari sini. Terima kasih atas bantuanmu tadi siang." Ashley bangkit berdiri sebelum membungkukkan tubuhnya sedikit untuk memberi hormat.
Dia sengaja tidak mau diantar karena takut orang-orang kantor salah mengira dia sengaja keluar lama untuk menggaet orang kaya. Dia masih menikmati masa-masa dimana dia tidak diperlakukan sebagai Ashley Grey, sehingga dia tidak mau membongkar identitasnya terlebih dulu kalau tidak terpaksa.
Begitu kembali ke kantor, Ashley bersikap normal dan melanjutkan tugas yang sudah dikerjakan oleh Stacy. Untungnya, tidak ada yang mempertanyakan ketiadaannya karena Stacy membantunya menutupi kepergiannya.
Sebagai gantinya, gadis itu tidak berhenti menggodanya dan menginterogasinya mengenai kencannya dengan pemuda tampan dari Hernandez tersebut.
"Sudah kubilang, itu bukan kencan." bisik Ashley nyaris sudah melewati batas kesabarannya karena dia tidak bisa konsentrasi mengerjakan tugasnya.
"Aiya, mana mungkin? Pria itu jelas mengklaim kau berhutang makan siang dengannya. Itu adalah jenis ajakan kencan lainnya. Dia sudah terpikat denganmu, Ash. Anak kecil saja bisa melihatnya."
"Ssst… Pergi ke mejamu sana. Kau mengganggu pekerjaanku."
Stacy cekikikan dan dengan patuh kembali ke meja kerjanya sendiri untuk kembali mengerjakan tugasnya yang tertunda.
Tepat pukul enam sore, semua pegawai telah bersiap-siap memasukkan barangnya kedalam tas mereka dan mematikan komputer kerja mereka.
Sebagian besar telah bangkit berdiri dan memakai mantel serta jaket mereka, sementara yang lain masih mengetik di komputer mereka memutuskan untuk lembur demi menyelesaikan tugasnya hari itu juga.
Salah satu yang memutuskan untuk lembur adalah Ashley dan dia baru menyelesaikan tugasnya saat jam menunjukkan pukul tujuh malam dimana kebanyakan orang telah pulang ke rumah.
"Ash, kau belum pulang?"
Ashley sedang mengangkat kedua tangannya ke atas kepala untuk merenggangkan ototnya yang duduk di posisi sama selama berjam-jam saat mendengarkan suara pamannya.
"Sudah selesai, paman. Sekarang aku mau pulang."
Aaron Grey melirik ke arah jam tangannya sambil mengernyitkan keningnya dengan tidak suka.
"Sudah malam. Tuan Hernandez, apakah kau keberatan mengantarkan keponakanku pulang?"
HAAA!? Tuan Hernandez? Maksudnya adalah Dario Hernandez?
Tapi…
Bukankah seharusnya pria itu sudah pulang??
"Dengan senang hati, tuan Grey."
Ternyata belum pulang!!
"Baiklah kalau begitu. Aku titip keponakanku." sahut Aaron sambil menepuk lengan atas Dario satu kali sebelum beranjak pergi meninggalkan keponakannya yang bengong dengan sikap pamannya.
'Paman, kenapa aku merasa kau mencoba mendekatkanku dengan orang asing?'
Hanya Ashley yang bisa mendengar keluhan hatinya.
Dia merasa heran dengan perintah pamannya yang tidak lazim. Pertama, dia disuruh untuk menyambut kedatangan Dario Hernandez ditempat ini. Lalu kedua, pamannya menyuruh Dario untuk memperbaiki komputernya kemudian membiarkan mereka berdua makan siang bersama.
Sekarang, pamannya meminta pria itu untuk mengantarkannya pulang??
Sebenarnya, ada apa ini? Kenapa pamannya bersikap aneh seperti ini? Apakah ada perjanjian rahasia yang tidak diketahuinya antara pamannya dengan Dario Hernandez?
Dario Hernandez…
Ashley memang pernah mendengar nama Hernandez, tapi… kenapa dia merasa ada sesuatu yang spesial dengan nama Dario Hernandez??
Ashley mencoba mengingat-ingat kembali dimana dia pernah mendengar nama Dario Hernandez.
Lalu teringatlah dia, kakeknya pernah menjodohkannya dengan seorang pemuda enam tahun lalu.
Kalau tidak salah ingat, nama pemuda itu adalah…
Dario Hernandez!