Di Dalam Gua Vectis
Di Dalam Gua Vectis
"Siapa kau? Apa yang kau inginkan dariku? Kenapa kau ingin membunuhku?"
Chleo yakin makhluk didepannya ini adalah Vectis karena warna mata serta bentuk telinga yang tidak normal. Tidak diragukan lagi, sosok manusia didepannya saat ini bukanlah manusia, melainkan Vectis.
Anehnya, Vectis tersebut malah tersenyum lembut padanya saat menjawab pertanyaannya. "Bukan aku yang ingin membunuh anda, nona. Sebaliknya, saya datang untuk menyelamatkan anda. Untung saja saya datang tepat waktu."
"Datang menyelamatkanku? Bagaimana aku bisa mempercayaimu?"
"Kalau saya bilang tuan Diego yang meminta bantuan saya, apakah anda mempercayainya?"
"Diego? Kau mengenal Diego?"
"Benar. Waktu itu saya yang menyamar sebagai anda di acara gala show bulan February lalu. Saya adalah Vectis milik nona Yuna."
Yuna? Miyazaki Yuna? Itu berarti, Vectis didepannya ini berada di pihaknya?
Barulah setelah itu Chleo bernapas lega serta merilekskan ototnya. Dia melirik kearah Ashley yang masih tertidur dengan pulas lalu teringat akan ucapan gadis itu mengenai keajaiban.
"Kau benar, Ashley. Keajaiban memang terjadi lagi. Siapa yang menyangka ternyata ada Vectis yang bersedia menyelamatkan kita."
Vectis hanya tersenyum mendengar kalimat lembut Chleo. Dia merasa lega sekaligus gembira dia berhasil menyelamatkan Chleo beserta temannya tepat waktu.
"Apa kau memiliki nama?"
"Kami tidak mempunyai nama. Kami hanya disebut bangsa Vectis dan semua orang memanggil kami dengan Vectis."
"Lalu bagaimana kalian memanggil satu sama lain?"
"Kami jarang bertemu dengan bertatap muka. Biasanya kami berkomunikasi melalui tanduk kami."
"Tanduk?"
Vectis menunjuk pada tanduk di tengah kepalanya, "Tanduk ini akan menangkap informasi atau kabar apapun yang terjadi di dunia kami. Dan beberapa saat lalu aku mendengar ada dua manusia menyusup ke dunia kami, sehingga para petinggi ingin memusnahkan mereka dengan angin topan."
Apa? Para petinggi langsung memutuskan untuk membunuh penyusup daripada ditangkap lebih dulu?
"Nona, bagaimana anda bisa datang kemari? Jalan portal diantara dua dunia telah terkunci, bahkan akupun tidak bisa masuk ke dunia manusia. Jadi bagaimana anda beserta teman anda datang kemari?"
Chleo mendesah berat sebelum menjawab pertanyaannya, "Seandainya aku juga tahu jawabannya. Apakah kau bisa membawa kami kembali?"
Vectis menggeleng sedih. "Maaf, selama pintu portal dikunci, kita tidak akan bisa kembali ke dunia manusia. Kalian juga tidak boleh ketahuan oleh para warga disini. Mereka tidak pernah membiarkan penyusup berkeliaran di dunia mereka hidup-hidup."
"Bukankah itu tidak adil? Para Vectis boleh berkeliaran di dunia kami, tapi manusia tidak boleh terlihat di dunia ini?"
Vectis tersenyum tipis menanggapinya. "Yah, manusia tidak memiliki kekuatan untuk membunuh kami secara langsung. Kurasa, itu memang tidak adil."
"Lalu apa yang terjadi jika banyak Vectis yang bermunculan di dunia kami?"
"Itu tidak akan terjadi. Sudah menjadi peraturan dunia manusia hanya bisa menerima tiga Vectis secara bersamaan. Jika ada yang melanggar, akan mendapat hukuman dari penguasa dunia atas."
"Penguasa dunia atas?" Siapa lagi itu?
"Hmm…" suara gigauan mulai terdengar dari Ashley mengalihkan perhatian Chleo.
"Hei, sleepyhead, tidurmu nyenyak sekali."
Ashley berpura-pura cemberut mendengar julukan barunya. Lalu dia langsung bangun dan terkejut saat melihat Vectis dihadapan mereka.
"Di…Dia…"
"Tenang saja. Dia ada dipihak kita. Aku baru tahu kalau dia adalah kenalan adikku."
"Ah? Dimana ini?"
"Ini adalah tempat tinggalku. Untuk sementara waktu kalian aman disini."
"Untuk berapa lama? Apa kau tahu ada orang diluar sana mengincar Chleo? Dia tidak boleh ada disini terlalu lama dan harus kembali saat ini juga. Bagaimana kalau mereka menemukan Chleo disini? Apa yang akan terjadi padanya jika sampai kejadian seperti tadi menimpa Chleo? Dia beruntung karena seseorang berhasil menolongnya tepat waktu, tapi bagaimana dengan yang berikutnya? Bagaimana kalau tidak ada yang menolongnya?"
"Whoa! Tenanglah Ashley, ada apa denganmu?" Chleo agak merasa geli melihat perubahan sikap Ashley yang tiba-tiba seperti seekor induk yang berkoar-koar untuk melindungi anaknya.
"Tenang? Bagaimana aku bisa tenang?! Kau tahu sudah berapa kali kau nyaris dijemput maut? Dan kejadian tornado tadi adalah yang paling terburuk. Chleo, sebenarnya, kenapa para Vectis mengincarmu? Apakah kau melakukan kesalahan di kehidupanmu sebelumnya?"
Kehidupan sebelumnya? Apakah Ashley percaya akan hal-hal seperti itu?
"Memangnya ada kehidupan sebelumnya? Aku tidak percaya hal-hal seperti itu."
"Tapi kau percaya soal raja warna dan makhluk Vectis." sindir Ashley sambil melipatkan kedua tangannya kedepan dadanya.
"…"
Baiklah Chleo tidak bisa membantahnya. Bagaimana mungkin dia tidak percaya? Dia sudah bertemu langsung dengan raja merah serta raja biru, ditambah lagi binatang mistis milik para raja warna. Tentu saja dia percaya pada mereka dan percaya bahwa Vectis memang ada. Tapi soal kehidupan sebelum dan sesudahnya… rasanya sulit untuk mempercayainya kalau dia tidak mengalaminya sendiri.
Yah, lagipula, kalaupun memang ada kehidupan sebelumnya, mana mungkin dia bisa meningat kehidupannya yang dulu?
"Sudahlah. Yang penting kan aku masih hidup. Sekarang apa yang harus kita lakukan?" Chleo bertanya pada Vectis yang masih berdiri dengan tenang.
"Saat ini kalian tinggal disini terlebih dulu dan jangan keluar dari tempat ini. Usahakan tidak ada warga sekitar melihat wajah kalian agar tidak ada yang tahu ada manusia di tempat ini. Saya akan mencari tahu apa tujuan para Vectis yang mengincar nona Chleo dan juga mencari cara untuk membawa kalian kembali ke dunia kalian."
"Kurasa itu ide yang cukup bagus. Kami janji tidak akan keluar dari sini." sahut Chleo mencegah Ashley untuk berbicara lebih lanjut.
Sebenarnya Ashley tidak ingin hanya diam menunggu saja. Dia juga ingin keluar mencari cara dan mencari tahu siapa lawan mereka sebenarnya. Tapi apa yang dikatakan Vectis memang benar. Saat ini dia bukan berada di dunia manusia sehingga dia tidak mungkin bisa bergerak bebas di tempat ini.
Ashley hanya bisa pasrah saja dan menuruti Vectis untuk tidak keluar dari tempat ini.
Vectis memberitahu mereka bahwa ada makanan seperti sayuran serta ikan di dalam peti besi. Sayuran yang dimaksudkan berbeda jenis seperti sayuran di dunia manusia, tapi masih tampak terlihat bisa dimakan. Sementara ikan yang dibekukan di peti es ciptaan Vectis tidak tampak seperti ikan di dunia manusia.
Ikan tersebut memiliki dua kaki serta bentuk mulutnya lancip seperti bentuk ikan pedang.
Vectis juga memberikan batu berisi energi api pada mereka untuk menyalakan api jika mereka ingin memasak. Di dunia ini tidak ada kompor gas ataupun kulkas karena masing-masing Vectis bisa menciptakan api sendiri dan menjaga suhu dingin di suatu peti.
Karena manusia tidak memiliki kekuatan untuk menciptakan api dengan jentikan jari, Vectis memberi beberapa bongkah batu berisi energi api. Kedua gadis tersebut hanya perlu memukulkan batu tersebut ke tanah sebanyak tiga kali, lalu dilempar ke tempat kayu barulah api keluar dari batu tersebut.
Batu api serta simpanan makanan untuk saat ini setidaknya cukup untuk dua manusia bertubuh kecil selama tiga hari kedepan. Setelah memastikan dia bisa meninggalkan dua gadis di kediamannya selama tiga hari, Vectis pergi melakukan perjalanannya untuk mencari tahu siapa yang telah membawa Chleo ke dunianya serta mencari cara untuk membuka portal menuju ke dunia manusia.