My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Harmonie Versi Dewasa



Harmonie Versi Dewasa

1Apa kalian percaya akan ada kehidupan sebelumnya? Chleo tidak percaya.     

Kalaupun memang ada, Chleo yakin dia tidak mungkin bisa mengingat hal-hal yang terjadi pada kehidupan sebelumnya.     

Kini Axel memberitahunya bahwa sebelum ini dia memiliki kehidupan yang jauh berbeda dengan sekarang.     

Yah, bisa dibilang Chleo memang memiliki kehidupan sebelumnya, tapi dengan identitas yang sama. Sama-sama merupakan putri sulung pemilik sekaligus pendiri Flex group.     

Walaupun Chleo bersedia mempercayai kenyataan ini dia masih berpikir dia tidak akan mengingat kehidupannya sebagai Chleora berambut merah gelap.     

Waktu kehidupan telah diputar ulang, bisa dibilang, kehidupannya telah direset. Itu berarti apa yang dialaminya setelah mengalami reset, adalah hal yang diingatnya, sementara kehidupannya yang sebelumnya sudah lama menghilang karena ikut tereset.     

"Chleo, saat kau berulang tahun ke dua puluh satu nanti, kau akan mengingat semua kehidupanmu sebelumnya."     

Karena itulah Chleo sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan sang kekasihnya ini.     

Untuk apa dia harus mengingat kembali masa-masa kehidupannya yang memilukan? Dia bahkan tidak pernah mengalaminya setelah reset time. Jadi untuk apa dia mengingatnya?     

Chleo menegakkan tubuhnya lalu menatap sepasang mata biru yang sangat indah namun memancarkan kesedihan yang mendalam. Dia sama sekali tidak mengerti mengapa sinar mata biru yang dulunya tampak ceria dan penuh dengan kejahilan tiba-tiba berubah menjadi sendu.     

"Kenapa aku akan mengingatnya?"     

"Itu adalah syarat kuterima saat raja violet menawarkan untuk memutar ulang waktu dunia manusia. Kau akan mengingat semuanya saat berusia dua puluh satu tahun."     

"Baiklah. Anggap saja aku akan mengingatnya, lalu kenapa kau terlihat sedih?"     

Untuk beberapa saat Axel tidak menjawab pertanyaannya. Tangannya bergerak menggenggam sebelah tangan Chleo lalu mengeluskan ibu jarinya ke kulit tangan gadis itu dengan lembut.     

Sentuhan ringan nan lembut ini membuat Chleo tersenyum dan merasa nyaman. Ah, dia sungguh merindukan sentuhan lembut pria ini. Dia bisa saja menikmatinya dan berpelukan dengan Axel selama berjam-jam sambil menunggu yang lainnya datang.     

Tapi Chleo menyingkirkan keinginannya karena dia tidak ingin melihat Axel terlihat sedih seperti saat ini. Malahan, tampaknya pria itu sedang tertekan dan Chleo sama sekali tidak tahu alasannya.     

"Aku rasa, aku takut."     

"Takut? Kenapa?"     

"Waktu itu kau sangat membenciku dan pikiranmu dipenuhi dengan Alexis. Aku takut kau juga akan menjadi bimbang begitu mendapatkan ingatanmu kembali."     

Chleo kehabisan kata-kata mendengarnya. Jadi selama ini pria itu tertekan karena khawatir Chleo tidak akan mencintainya lagi begitu ingatannya kembali?     

"Axel, apakah hanya segitu kau mempercayaiku? Aku akui, aku memang tidak tahu bagaimana rasanya membencimu. Aku juga tidak tahu bagaimana bisa aku jatuh cinta pada Alexis. Tapi aku yang berambut merah mengalami semua masa kecil yang kelam dan tidak bahagia. Kau sendiri yang bilang kau telah merubah masa kecilku menjadi lebih indah. Aku yang sekarang bertumbuh sebagai Chleora Regnz yang hidup dengan dilimpahi kasih sayang dari orangtua serta kedua pamanku. Aku sangat bahagia dan tidak pernah sekalipun aku berhenti menantikan pertemuanku dengan pangeran esku.     

Kalaupun ingatanku kembali, aku yakin perasaanku tidak akan berubah. Karena aku yang sekarang jauh berbeda dengan Chleo yang membencimu. Aku sangat menyukaimu."     

Chleo mengangkat kedua tangannya menangkup pipi Axel lalu mendekatkan wajahnya untuk memberikan kecupan pada bibir pria itu. "Aku mencintaimu." bisiknya tanpa menjauhkan wajahnya dan menatap lurus mata biru kekasihnya.     

Chleo ingin meyakinkan pria itu bahwa perasaannya tidak akan berubah walaupun ingatan akan kehidupan masa lalunya kembali.     

Chleo hendak kembali mencium bibir dingin pria itu karena tampaknya Axel sama sekali tidak bergerak ataupun membalas ciumannya. Namun belum kedua pasang bibir merah tersebut saling bersentuhan, sebuah suara deheman keras terdengar dari luar.     

"Ehem… ehem…"     

Chleo serta Axel langsung terkesiap mendengar suara deheman dari seseorang. Dengan sekali hentakan, Chleo langsung bangkit berdiri dari pangkuan Axel lalu menundukkan wajahnya yang kini semerah kepiting rebus.     

Axel hanya tersenyum geli melihat Chleo yang salah tingkah dan merasa malu karena kepergok oleh tiga orang yang baru saja datang.     

"Apakah kita datang terlalu cepat? Sepertinya kita harus berlama-lama bermain bersama para Vectis."     

Harmonie memukul Chu Jung di bahunya sambil tertawa ringan lalu berlari menghampiri Chleo dan langsung memeluknya dengan erat.     

"Ah, syukurlah kau baik-baik saja. Kau tidak tahu betapa takutnya aku dan papa begitu mengetahui kakak menghilang ke dunia ini. Kak Diego bahkan marah-marah dan itu pertama kalinya aku mendengar kak Diego mengucapkan kata-kata kasar mengutuki semua Vectis. Kakak pasti tidak akan pernah menyangkanya."     

Chleo mengernyit kening mendengar serentetan kalimat gadis remaja asing yang memeluknya. Dia yakin dia tidak pernah bertemu dengan gadis remaja ini, tapi kenapa cara bicaranya yang cerewet begitu familiar?     

"Uhm… apa aku mengengalmu?"     

Harmonie langsung melonggarkan pelukannya dan seketika baru sadar, Chleo pasti tidak akan mengenalinya karena saat ini tubuh fisiknya telah berubah menjadi versi dewasa.     

Harmonie tersenyum miring lalu mencium pipi Chleo dengan menggunakan cara khas Chleo sewaktu masih kecil.     

"Muach, muach, muuuuuaaaaccchh!!"     

Chleo membelalak lebar saat gadis remaja didepannya selesai mencium pipinya. Secara reflex sebelah tangannya menyentuh pipinya yang baru saja dicium gadis tersebut sambil mengingat-ingat dimana dia merasakan ciuman khas seperti ini.     

Bukan. Ciuman khas ini adalah miliknya. Dia terbiasa memberi ciuman pada semua orang yang disayanginya saat dia masih kecil. Dia juga mengajarkannya pada dua adik perempuannya yang paling muda.     

Dua anak perempuan berwajah serupa tersebut selalu menciumnya bersamaan tiap kali mereka bertemu. Melodie akan menciumnya di pipi kanannya, sementara Harmonie mencium di pipi kirinya.     

Dan barusan gadis didepannya mencium pipi kirinya membuatnya bertanya-tanya, siapa gadis ini sebenarnya? Mengapa dia menciumnya seperti ciuman khas miliknya?     

Chleo menatap ke arah gadis dihadapannya dengan tatapan menyelidik.     

Rambut coklat kemerahan, serta warna mata coklat gelap. Wajahnya juga mirip dengan seseorang, tapi Chleo tidak tahu mirip dengan siapa. Dia mencoba menggali ingatannya dan mencari kemiripan wajah ini dengan seseorang yang pernah ditemuinya.     

Rambut coklat kemerahan… bukankah rambut gadis didepannya merupakan ciri khas yang dimiliki keturunan keluarga Paxton?     

Apakah mungkin gadis ini adalah saudara sepupunya? Saudara sepupu yang mana?     

Seingatnya, dia tidak memiliki sepupu perempuan yang seusia dengan Diego.     

Sementara itu Harmonie mengerucutkan mulutnya karena sadar Chleo masih saja tidak mengenalinya. Kedua tangannya terlipat didepan dadanya lalu menghentakkan sebelah kakinya layaknya seorang anak kecil yang sedang ngambek pada kakaknya.     

"Hu-uh… masa kakak tidak mengenaliku?"     

Seketika mata Chleo melebar saat memikirkan seseorang yang mirip dengan gadis didepannya.     

Caranya cemberut, caranya saat mengambek, serta wajahnya… walaupun yang ini tampak lebih cantik dan dewasa, tapi wajah gadis ini mirip dengan Harmonie!     

"Ha… Harmonie??"     

Harmonie tersenyum lebar puas membuat Chleo terasa pusing.     

Bagaimana bisa Harmonie bertumbuh begitu cepat?! Bukankah dia hanya pergi selama beberapa minggu??     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.