My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Membebaskan Vectis Yuna



Membebaskan Vectis Yuna

0Chu Jung, Harmonie serta Ashley telah tiba di pegunungan utara. Hawa disana memang sangat panas membuat Ashley merasa gerah. Bolak-balik dia mengipasi dirinya dengan tangannya dan suasana hatinya mulai merasa buruk.     

Pada akhirnya dia memilih diam dan tidak bicara karena tahu ucapan yang akan dilontarkannya pasti merupakan kalimat pedas yang bisa menyinggung kedua raja warna ini.     

Dia mengetahui kelemahannya, yaitu berbuat seenaknya dan berbicara sembarangan kalau suasana hatinya memburuk. Itu sebabnya Ashley, menutup mulutnya rapat-rapat dan menyimpan semua keluhan serta omelan dalam hati.     

Saat ini mereka bertiga sembunyi di belakang batu besar dan mengintip kearah pemukiman para Vectis.     

"Kau bisa melihatnya?" Chu Jung bertanya pada Harmonie yang sedang mengaktifkan penglihatannya ke arah pemukiman tersebut.     

"Hm. Dia ada di ujung sana. Dia tidak seperti dipenjara, malahan dia masih dilayani dengan baik."     

"Kalau begitu mengapa mereka menangkapnya?"     

"Entahlah."     

"Bagaimana caranya kita membawa Ashley kesana?"     

"Untuk apa kita membawanya kesana?" kali ini Harmonie yang bertanya dalam kebingungan.     

"Bukankah kita membawanya kemari agar dia bisa mengkonfirmasi Vectis Yuna?"     

"Oh…" hanya itulah yang direspon oleh Harmonie. Tampaknya dia telah melupakan kenyataan bahwa dia sengaja membawa Ashley kemari. "Sepertinya tidak perlu. Lagipula yang berada didalam kayu penahan manna hanya satu Vectis."     

'Jadi untuk apa aku ada disini!?' Rasanya Ashley ingin menjerit sekuat tenaga.     

"Aku akan memancing Vectis lainnya sementara kau yang bebaskan Vectis."     

"Aku? Bagaimana caranya?"     

"Duh, ruang tahanannya terbuat dari kau." lanjut Harmonie sambil menepuk jidatnya.     

"Lalu?" tapi tampaknya raja merah ini masih belum mengerti maksudnya.     

"Maksudnya adalah kau tinggal membakar kayunya dengan apimu!" Ashley sudah tidak kuasa menahan kejengkelannya.     

Dia merasa gerah, haus, suasana hatinya semakin buruk pula melihat kedua raja warna ini masih berbincang-bincang dengan santai seolah mereka sedang berpiknik di hari yang cerah.     

Apakah mereka tidak bisa melihatnya berpeluh keringat dan wajahnya memerah karena kepanasan?     

Ashley merasa dia berada didalam sauna selama berjam-jama dan jika dia tidak keluar dari tempat ini, dia pasti akan pingsan.     

"Ooo… kurasa aku bisa melakukannya." tanpa menyadari dua pasang mata menatapnya dengan rasa kejengkelan luar biasa, Chu Jung menjawabnya dengan santai. "Kenapa kalian menatapku seperti itu?"     

"Kalian tunggu disini, dan kau raja merah… jangan tinggalkan dia!"     

Sebelah alis Chu Jung terangkat mendengar perintah ini. Tentu saja dia tidak akan meninggalkan Ashley sendiri di tempat seperti ini. Mengapa raja kuning membuat kesan kalau dia akan meninggalkan Ashley?     

Harmonie langsung pergi untuk menjadi umpan agar para Vectis yang menjaga Vectis Yuna mengejarnya. Dengan begitu Chu Jung bisa mendekat dan membebaskan Vectis Yuna.     

Hanya saja, Ashley sudah mulai terasa tidak kuat. Kepalanya terasa pusing, badannya terasa lemas dan napasnya mulai tidak teratur. Dia tidak tahu apakah dia sanggup berjalan atau tidak.     

"Hei, kau baik-baik saja?"     

Pandangan Ashley sudah mulai agak kabur dan kepalanya terasa pusing luar biasa. Dia bahkan sudah tidak lagi bisa mendengar apa yang dikatakan Chu Jung.     

Untungnya Chu Jung mengerti apa yang dialami Ashley. Gadis itu tidak kuat panas!     

Chu Jung menghembuskan napas menciptakan pusaran angin ringan lalu mengarahkannya mengelilingi tubuh Ashley. Walaupun sumber energi utama raja merah adalah api, tapi masing-masing raja warna memiliki kemampuan mengendalikan cuaca serta elemen disekitar mereka.     

Hanya saja angin yang dibuatnya tidak akan bisa sesejuk yang dibuat Harmonie, karena unsur utamanya bukanlah angin seperti raja kuning.     

Tanpa rasa jijik ataupun segan, Chu Jung mengelap keringat di dahi Ashley dengan lengan bajunya. Tindakan Chu Jung sangatlah spontanitas dan sama sekali tidak tahu bahwa kelakuannya ini malah membuat suhu tubuh gadis dihadapannya semakin meningkat.     

Ashley baru saja bisa bernapas lega saat merasakan udara disekitarnya terasa sejuk dan tidak sepanas seperti sebelumnya. Tapi wajahnya kembali memanas saat tubuh Chu Jung mendekat dan tiba-tiba saja sebelah tangan pemuda itu menempel pada dahinya, lalu turun mengelap di pipinya serta lehernya!?     

Ashley langsung bergeser mundur dan menempis tangan Chu Jung dengan kasar.     

"Kau… apakah tidak ada yang mengajarimu kalau kau tidak boleh menyentuh gadis sembarangan?"     

Chu Jung memiringkan kepalanya dengan polos serta ekspresi terheran. "Ada, tapi aku tidak menyentuhmu. Aku hanya membantumu…"     

"Dengan menyentuhku!" desis Ashley dengan geram.     

Chu Jung berkedip beberapa kali sama sekali tidak mengerti mengapa kakak cantik didepannya ini marah-marah. Apakah mungkin…     

"Itu… apakah jangan-jangan kau sedang pms?"     

Saat itu juga Ashley berhenti bernapas dan sepasang matanya membulat lebar, lalu…     

PLAK!!     

Sebuah tamparan keras terdengar akibat telapak tangan bertabrakan dengan pipi namun anehnya yang berteriak malah yang menampar.     

"Aaaaaa… sialan! Sakit sekali!" keluh Ashley sambil mengomel-ngomel dan mengibaskan tangannya keatas bawah.     

Tulang macam apa yang dimiliki raja warna? Kenapa wajahnya keras sekali? Tangannya terasa sakit dan panas sekarang gara-gara menampar pemuda itu. Dia merasa seperti telah memukul pintu besi yang sangat keras.     

Chu Jung menganga lebar saat melihat Ashley melompat-lompat sambil mengebaskan tangannya. Dia sama sekali tidak mengerti mengapa gadis itu memukulnya, tapi pukulan gadis itu terasa bagaikan gigitan semut, jadi dia tidak merasa sakit.     

Tapi tampaknya, malah gadis itu yang kesakitan.     

Chu Jung hanya diam berdiri menyaksikan kakak cantik dihadapannya marah-marah. Sepertinya apapun yang dilakukannya akan memperburuk suasana hati gadis itu, jadi dia memilih untuk diam.     

'Ah, sepertinya dia kesakitan sekali.' pikirnya dalam hati.     

Sekarang dia merasa serba salah. Dia bisa saja menghilangkan rasa sakit pada tangan Ashley, tapi dia harus bersentuhan dengan tangan yang terluka itu untuk mengalirkan energinya agar bisa menyembuhkannya secara langsung.     

Tapi tampaknya Ashley membenci sentuhannya mengingat kalimat gadis itu sebelumnya. Apa sebaiknya dia membiarkannya?     

Kenapa pula dia merasa tidak tega melihat gadis itu yang mengibaskan tangannya dan mengernyit kesakitan?     

Setelah beberapa menit Ashley bereaksi berlebihan untuk meredakan rasa nyeri pada tangannya, akhirnya dia mulai bisa tenang. Dengan menggenggam tangan kanannya yang masih terasa nyeri, Ashley menatap Chu Jung dengan penuh amarah.     

Hanya saja, sepasang matanya tidak bisa terlihat mengintimidasi seperti yang diinginkannya. Malah sebaliknya, matanya malah terlihat berkaca-kaca dan saat Chu Jung melihat matanya, sesuatu yang seperti menahannya tiba-tiba terputus dengan suara 'snap'.     

Chu Jung melangkah maju menghampiri Ashley dengan langkah lebar dan mantap. Dia sudah tidak peduli lagi kalau seandainya gadis itu akan membencinya.     

"A…apa yang kau lakukan?" Ashley sama sekali tidak bisa berkutik saat tiba-tiba Chu Jung mengambil tangan kanannya lalu menggenggamnya dengan erat.     

Bzzt! Whoosh!     

"Ah, itu sinyal dari raja kuning. Kita harus segera membebaskan Vectis."     

Tanpa mendengar respon dari Ashley, Chu Jung menarik tangan Ashley dan mengangkat tubuhnya ke atas punggung Alpha. Ashley terlalu syok hingga kehabisan kata-kata. Dia bahkan belum sempat membantah ataupun meronta karena kini, Chu Jung telah duduk di belakangnya dan Alpha telah melompat berlari dengan kecepatan tinggi.     

Namun matanya melirik ke arah tangan kanannya.     

Aneh sekali, kenapa sekarang dia tidak merasa sakit lagi?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.