Cara Berterimakasih
Cara Berterimakasih
Dia merasa kesal mengapa harus pemuda itu yang berjalan di depan? Seharusnya Vectis saja yang berjalan didepan dan Chu Jung yang berjalan di belakang. Dengan begitu dia tidak perlu sering melihat punggung pria itu tanpa sengaja.
Pada akhirnya Ashley memilih menoleh ke samping hingga lehernya menjadi sakit. Walaupun terasa pegal, dia tetap menolak meluruskan lehernya agar matanya tidak terpaku pada punggung seseorang.
"Kak Ash, apakah kau sudah menyatakan perasaan berterima kasih pada raja merah?"
Hm?? Kenapa tiba-tiba Harmonie bertanya seperti ini?
"Aku sudah berterima kasih padanya. Memangnya ada apa?"
"Seperti apa kau mengungkapkannya?" Harmonie menolehkan kepalanya kebelakang untuk melihat mata sahabat kakaknya.
"Aku hanya mengatakannya. Memangnya apa lagi yang harus kulakukan?"
Harmonie mendesah pasrah sambil memijat pelipisinya layaknya orang dewasa yang menanggung beban tanggung jawab berat. Yah, saat ini memang tubuh anak ini sudah dewasa, tapi Ashley tidak menyingkirkan kenyataan bahwa gadis didepannya masih berusia sepuluh tahun.
"Kau tahu, cara manusia berterimakasih pada raja warna sangatlah berbeda dengan berterimakasih pada sesama manusia."
"Benarkah? Aku tidak pernah mendengarnya."
"Tentu saja kau tidak pernah mendengarnya. Kau tidak pernah bertemu dengan raja warna sebelumnya. Jadi aku akan mengajarimu cara berterimakasih yang benar."
Ashley mendesah kemudian dia mendengarkan usulan dari sang raja kuning tanpa mengetahui bahwa Harmonie tengah mengerjainya.
Sebenarnya Alpha ingin memberitahu Ashley bahwa apa yang dikatakan raja kuning hanyalah karangannya saja. Cara berterimakasih manusia terhadap bantuan raja warna tidak jauh berbeda dengan manusia biasa.
Lagipula, raja warna juga terlahir sebagai manusia juga di bumi. Yang berbeda hanyalah kekuatan supernatural mereka yang tidak dimiliki manusia biasa.
Tapi setelah mendengarkan usulan dari sang raja kuning, Alpha mengurungkan niatannya untuk memberitahu Ashley.
Mulutnya tampak menyeringai lebar menantikan apa yang akan terjadi. Jika ada manusia biasa melihat seringaian serigala raksasa bewarna merah seperti api menyala ini, tidak diragukan mereka pasti akan berlari terbirit-birit karena ketakutan.
Bayangkan jika garis bibir tipis tersenyum memanjang membentuk huruf 'V' yang lebar. Senyumannya tampak sangat mengerikan.
"EEEEHHHH!!???"
Secara serempak Chu Jung menoleh kebelakang beserta Vectis mengawasi pergerakan di depan.
Chu Jung merasa yakin mereka tidak menemui bahaya selama mereka berjalan, sementara Vectis yang mengawasi daerah belakang serta kedua sisi juga merasa yakin tidak ada ancaman bahaya yang mendatangi mereka.
Itu sebabnya, mereka berdua merasa bingung bagaimana bahaya bisa datang tanpa mereka ketahui dan membahayakan Ashley?
Tadinya mereka berpikir begitu, tadinya mereka berpikir Ashley dalam bahaya, tapi apa yang dilihat mereka membuat mereka kehabisan kata-kata.
Saat ini Harmonie tengah mengalungkan sebelah tangannya ke leher Ashley yang tinggi sedangkan tangan lainnya menutup mulut Ashley dengan rapat.
Ashley sendiri berusaha meronta sambil menepuk tangan yang membungkam mulutnya. Anehnya, tenaganya masih kalah jauh dibandingkan gadis mungil yang duduk didepannya.
Yah, apa yang kau harapkan dari seorang raja warna. Tidak peduli seberapa mungil tubuh Harmonie, kekuatan tenaganya tidak akan bisa dibandingkan dengan tenaga seorang raja kuning.
"Semuanya baik-baik saja?" kali ini Vectis yang bertanya.
Harmonie melirik ke belakang sambil mengubar senyum dengan manis sekali. "Tentu saja kita baik-baik saja. Ayo kita lanjut jalan."
Secara perlahan, Harmonie melepaskan Ashley lalu memperbaiki posisi duduknya kembali.
Chu Jung juga kembali berbalik dan melanjutkan langkah kakinya. Jarak diantara Chu Jung dengan Alpha beserta Vectis tidak terlalu dekat ataupun jauh. Sehingga mereka tidak bisa mendengar apa-apa saja yang dibicarakan kedua gadis tersebut.
Yang bisa mendengar pembicaraan antara raja kuning beserta Ashley hanyalah Alpha dan Bai Yu saja. Tapi mereka tidak bersuara dan hanya diam mendengarkan. Sama seperti Alpha, Bai Yu juga tertarik untuk melihat apakah Ashley akan mengikuti saran Harmonie atau tidak.
Sementara Vectis, dia samar-samar mendengar pembicaraan mereka karena pendengarannya cukup tajam. Namun dia tidak peduli dan tidak memfokuskan pendengarannya pada pembicaraan kedua gadis muda tersebut.
Saat ini dia memusatkan seluruh inderanya untuk waspada terhadap ancaman bahaya di sekitarnya.
"Aku tidak bisa melakukannya." desis Ashley berbisik pada Harmonie karena tidak ingin kalimatnya terdengar oleh sang raja merah.
"Kenapa?" Harmonie bertanya dengan ekspresi bingung serta polos layaknya anak kecil bertanya pada sang ibu mengapa langit bewarna biru atau mengapa ikan tidak bisa berjalan.
Melihat ekspresi tampang dosa pada wajah Harmonie membuat Ashley semakin kesulitan untuk menjelaskan kenapa ia tidak bisa melakukan apa yang disarankan gadis itu.
"Dengar, aku tidak mau melakukannya terhadap orang asing. Dan lagi aku tidak ingin dia berpikir tidak-tidak terhadapku."
"Percayalah padaku dia tidak akan berpikir yang tidak-tidak terhadapmu."
"Bagaimana kau bisa yakin?"
"Dah, dia memang terlihat seperti pemuda lainnya, tapi mentalnya serta cara berpikirnya masih sama seperti anak remaja umumnya. Dia masih berusia empat belas tahun kalau seandainya kau lupa."
"…"
"Anggap saja dia masih anak kecil. Kau tidak keberatan kan kalau melakukannya kepada anak kecil?"
Ashley menggigit bagian pipi dalamnya mendengar pertanyaan ini. Rasanya dia ingin menangis dalam hati. Mengapa dia merasa dia telah dibohongi oleh orang dewasa? Dalam kasusnya, yang membohonginya adalah anak kecil tapi memiliki ingatan orang dewasa.
Selama sisa perjalanan Ashley tidak berbicara dan hanya menatap ke sebelah sisinya secara bergantian. Dia masih menolak melihat ke arah punggung Chu Jung dan memutuskan untuk tidak merespon segala ucapan Harmonie.
Harmonie hanya mendesah sadar dia tidak akan bisa mengubah keputusan Ashley lalu memutuskan untuk ikut diam juga.
Sebelah tangannya mengelus-elus bulu lembut yang tebal pada Bai Yu yang kini tertidur dalam gendongannya. Yah, Bai Yu tidak benar-benar tidur karena ekornya bergoyang ke kanan dan ke kiri sambil mendengkur nikmat saat punggungnya dielus sayang oleh Harmonie.
Harmonie memandang lurus ke depan dengan menggunakan penglihatannya yang tembus pandang. Hanya tinggal sedikit lagi mereka akan tiba ke gua dimana Chleo serta Axel tengah menunggu mereka.
Sebenarnya akan lebih cepat jika Harmonie serta Bai Yu terbang bersama lainnya, tapi untuk saat ini Harmonie memilih untuk menyimpan tenaga dulu dan membiarkan Bai Yu beristirahat.
Tiba-tiba saja langkah Chu Jung, Alpha serta Vectis berhenti membuat Ashley kebingungan.
"Chu Jung!!"
Tanpa perlu mendengar kalimat Harmonie yang berikutnya, Chu Jung langsung mengerti dan berlari kearahnya dan dengan cekatan dia langsung mengangkat tubuh Ashley membuat Ashley semakin bingung. Sebelum dia sempat protes, tanah pada pijakan mereka bergetar dan tiba-tiba saja retak dan jatuh menciptakan sebuah jurang besar.
Ashley membelalak lebar dan tanpa sadar tangannya segera mengalung ke leher Chu Jung dengan erat.
Tanah pijakan mulai berjatuhan dan hanya Harmonie, Vectis serta Bai Yu yang bisa terbang. Sementara Alpha serta Chu Jung mendapat bantuan dari angin ciptaan Harmonie serta Vectis.
"Kalian baik-baik saja?" Harmonie bertanya sambil mengerling ke teman-temannya tanpa menyadari ada sesuatu yang muncul dari bawah.
Sesuatu itu berbentuk seperti akar tanaman namun sesuatu ini tidak bisa dilihat oleh mata biasa. Bahkan Vectis Yuna sekalipun tidak bisa melihatnya karena hanya Vectis bertanduk tiga yang bisa melihat jenis tanaman akar ini.
Seolah tahu siapa saja yang sedang melayang di tengah udara, akar ini memiliki kecerdasan sehingga menghindari Vectis serta raja warna. Dia memilih untuk menjadikan Ashley, yang hanya seorang manusia biasa sebagai targetnya.
Tiga akar yang lain muncul dan kini mengepung Chu Jung namun tidak menyentuh pemuda itu agari tidak ada yang curiga.
Keempat akar itu bersiap pada kedua pergelangan kaki Ashley dan dua pergelangan tangan gadis itu.
Akar tersebut menunggu dengan sabar hingga saat semua orang lengah, lingkaran yang telah siap pada pergelangan tangan serta kaki Ashley langsung mengerat mengikat targetnya membuat Ashley terkejut setengah mati.
Ashley merasakan ada sesuatu seperti tali besar mengikat pergelangan tangan serta kakinya, tapi anehnya dia tidak melihat apa-apa yang mengikatnya. Ditambah lagi, tidak terjadi sesuatu yang drastis sehingga Ashley tidak terlalu memikirkannya.
Hanya saja, ikatan pada pergelangannya mengerat membuatnya mengernyit kesakitan. Rasanya seperti ada sesuatu yang menjempit pergelangan tangan serta kakinya hingga sanggup meremukkan tulangnya.
"Ada apa?" tadinya Chu Jung memang fokus pada diskusi raja kuning serta Vectis karena dia tidak tahu apa-apa mengenai dunia ini.
Namun saat dia mendengar suara erangan kesakitan dari gadis yang digendongnya, fokusnya menjadi teralihkan memperhatikan gadis itu yang tampak pucat.
"Aku… tanganku sakit."
Sebelah alis Chu Jung terangkat mendengarnya. "Coba kulihat."
Dengan patuh Ashley membuka tautannya dengan tangannya yang lain dan menunjukkannya pada pemuda itu. Namun itu merupakan sebuah kesalahan besar karena saat inilah yang dinantikan keempat akar yang mengikatnya.
Begitu tautan telapak tangan Ashley terbuka, dan gendongan Chu Jung melonggar untuk membiarkan Ashley bergerak dengan leluasa, keempat akar tersebut langsung menarik Ashley turun kebawah membuat Chu Jung serta lainnya merasa syok.
"AAAAAAAAAA!!"
Dasar raja merah brengsek! Dia menjatuhkanku!!!
[author: Bukan Ashley, bukan Chu Jung yang menjatuhkanmu.]
Sayangnya tidak ada satupun dari mereka yang menyadari ada empat akar yang melilit keempat pergelangan tangan serta kaki Ashley, sehingga mereka bersama-sama berpikir bahwa Chu Jung yang menjatuhkan Ashley.
Hanya saja, mereka tidak sempat memarahi Chu Jung karena tanpa sengaja melepaskan gendongannya dan menjatuhkannya karena pria itu sudah melompat turun untuk berusaha menolong Ashley.
Pada akhirnya Vectis serta Bai Yu menyusul mereka untuk menyelamatkan Ashley. Sementara Harmonie dan Alpha menunggu di luar dan mendarat di pijakan dataran yang tidak retak.
"Aku tidak percaya ini. Dengan bodohnya dia menjatuhkan kak Ash!!"
BOOM!!
Tiba-tiba saja terdengar sebuah ledakan dari arah jurang dan luapan asap muncul dari bawah membuat Harmonie bertanya-tanya apa yang sedang terjadi di bawah sana.
Raja merah tidak mungkin mengamuk di dasar jurang kan? Apakah mungkin pemuda itu gagal menyelamatkan Ashley?
Coba lihat saja kalau sampai pria itu gagal. Dia sendiri yang akan menghajar raja merah!
~~~~~♡♡♡~~~~~
Halo para pembacaku tercinta. Mungkin kalian bertanya-tanya Awas papa kok menghilang dari webnovel ya?
Sebenarnya ga hilang, tapi disembunyikan. Dari pihak webnovel ada pemeriksaan dari pihak ketiga dan disarankan untuk semua author menghilangkan kata2 yg berbau vulgar. Contohnya seperti judul, kover dan tag.
Nah, saya sudah pastikan judul serta kover n sinopsis tidak vulgar, tapi saya lupa hilangkan tag R-18. Padahal saya uda cek berkali2 toh mata saya kelewatan juga nih :sad_but_relieved_face::sad_but_relieved_face::sad_but_relieved_face:
Jadinya disembunyikan dulu sementara waktu. Entah kapan akan muncul lagi. Mungkin tgl 1 oktober atau besok sudah muncul (semoga :folded_hands::folded_hands::folded_hands:)
Happy reading!