My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Pembicaraan Raja Warna



Pembicaraan Raja Warna

0Di dalam gua, setelah selesai makan malam, ketiga raja warna sedang berdiskusi bersama Vectis membahas sesuatu yang tampak serius. Sementara Chleo serta Ashley duduk agak menjauh bersama dengan para binatang mistis yang kini berubah menjadi lebih kecil.     

Bahkan Alpha merubah tubuhnya menjadi lebih kecil seperti ukuran anjing dewasa normal dan berbaring tidur disebelah kaki Ashley. Sedangkan Falcon bertengger pada bahu Chleo dan Bai Yu, layaknya seekor kucing yang malas kembali tidur di atas pangkuan Chleo.     

Hanya Luna yang masih bertubuh besar sehingga kedua gadis tersebut bisa duduk bersender ke tubuhnya sementara ekornya menyelimuti tubuh kedua gadis tersebut.     

Hawa di dunia ini semakin dingin seiringnya berjalannya waktu. Langitpun tampak semakin gelap dan suara burung yang aneh dari luar gua berkicauan tidak jelas.     

Sepertinya dunia ini juga memiliki malam namun mereka sama sekali tidak menyangka suhu udara di malam hari begitu kontras dengan siang hari.     

Untungnya Chu Jung sempat menyalakan api unggun sehingga mereka semua tidak perlu kedinginan.     

Anehnya, Chu Jung serta Ashley sama-sama tidak saling menatap dan malahan saling menghindar?     

Chleo sudah tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya dan akhirnya bertanya langsung pada sahabatnya setelah membicarakan hal remeh lainnya selama beberapa menit.     

"Jadi, apa kau akan menjelaskan padaku apa yang tadi kulihat?"     

"…" seketika Ashley berubah menjadi diam seribu bahasa.     

"Ash, walaupun kita baru dekat selama beberapa hari terakhir ini, tapi aku tahu kau bukanlah perempuan yang bisa sembarangan mencium orang asing. Atau apakah mungkin kepalamu terbentur sesuatu saat kau terjatuh tadi?"     

"Ini semua gara-gara adikmu."     

"Adikku? Ah, Moni? Memangnya ada apa?"     

"Adikmu yang bilang bahwa aku harus mencium pipinya untuk menyampaikan rasa berterimakasihku karena dia telah menyelamatkanku."     

"Tapi kau mencium mulutnya."     

Tanpa perintah otaknya, seketika wajahnya memerah dan terasa panas. Dia bahkan nyaris merasakan ada asap yang keluar dari puncak kepalanya.     

"I… Itu kesalahan. Aku tidak tahu kenapa dia tiba-tiba saja memutar kepalanya berhadapan denganku. Aku sungguh tidak berniat menciumnya seperti itu." jelas Ashley dengan panik.     

Ugh! Dia sudah membuat Chu Jung menghindari matanya dan berpikir yang tidak-tidak terhadapnya. Ashley tidak ingin temannya juga ikut berpikiran yang negatif mengenainya.     

Dia bukanlah wanita murahan dan dia tidak mau direndahkan seperti itu. Apalagi yang memandangnya adalah Chleo, sahabat barunya.     

Kalau soal Chu Jung yang memandangnya rendah, dia bisa menghiraukannya.     

Toh, setelah semua ini selesai, mereka tidak akan bertemu lagi. Chu Jung akan kembali ke negara asalnya, dan Ashley akan kembali ke Seattle untuk melanjutkan kehidupannya.     

Dia akan kembali ke rencananya yang mencari calon suami idaman yang memenuhi kriterianya.     

Tapi kalau sampai Chleo juga memandangnya rendah, rasanya dia tidak rela.     

"Hm… anggap saja itu memang kecelakaan. Tapi kau tahu, kau tidak perlu mencium pipinya untuk berterimakasih. Kurasa adikku sedang mengerjaimu."     

Ashley menggigit bibir sambil melirik ke arah raja kuning dengan perasaan kesal. Beraninya gadis cilik itu menipunya!     

Namun, apa daya yang dimilikinya? Dia tidak akan bisa menang melawan raja kuning meskipun saat ini usia raja kuning yang sebenarnya masih anak-anak.     

"Aku juga penasaran akan sesuatu, kau sungguh tahu kan kalau dia itu masih anak-anak?"     

Bibir Ashley mengerucut ke depan mendengar pertanyaan ini. "Tentu saja aku tahu. Kenapa kau bertanya seperti itu?"     

"Tidak apa-apa. Aku hanya khawatir kalau kau akan lupa usianya yang sebenarnya. Yah, kurasa tidak masalah sih kalau kau jatuh cinta padanya. Lagipula bibi Meisya juga empat tahun lebih tua daripada paman Stanley. Sepertinya cinta memang tidak memandang usia. Tapi kupikir kau akan lebih suka jatuh cinta pada pria yang lebih dewasa darimu. Jadi…"     

"Tunggu dulu! Apa yang sedang kau bicarakan? Kenapa kau berbicara seolah aku ini jatuh cinta pada anak ingusan itu?"     

"Memangnya bukan?"     

"Tentu saja bukan!" tanpa disadarinya suaranya agak meninggi saat menjawab Chleo.     

"Kenapa kau marah? Membuatku kaget saja."     

"…" Ashley melotot jengkel kearah Chleo yang tampaknya malah menggodanya. "Hmph!" Dia mendengus lalu memutuskan untuk memutar badannya dan berbaring dengan menggunakan punggung Luna sebagai bantalnya.     

Chleo terkekeh geli melihat sahabatnya cemberut kepadanya lalu mengerling ke arah kelompok yang masih saja memasang wajah serius sambil membahas sesuatu.     

Kemudian Chleo memandang keluar gua yang kini gelap gulita tanpa adanya penerangan sedikitpun. Tidak lama kemudian rasa kantuk mulai menyerangnya dan kelopak matanya tertutup sempurna membawanya ke negeri impian.     

Dua gadis manusia telah tertidur lelap dengan berbantal bulu empuk milik Luna serta selimut hangat dari ekor serigala merah. Bai Yu juga telah tertidur diatas ekor Luna beserta Alpha yang kini kepalanya berada dibawah lengan Ashley.     

Entah sejak kapan Alpha kecil menyusup masuk kedalam pelukan Ashley yang tertidur membuat sepasang mata merah yang melihat adegan ini merasa iri.     

Sepasang mata merah tersebut tidak lain adalah milik raja merah yang kini berdiri mengamati wajah tidur gadis cantik didepannya.     

Di sebelahnya Axel juga turut berdiri hanya untuk memastikan calon istri mungilnya bisa tidur dengan nyenyak. Kemudian dia melirik kearah Alpha kecil yang tampak tidur dengan puas didalam pelukan Ashley membuat dia tersenyum kecil.     

"Sepertinya Alpha menemukan jodohmu."     

"Apa maksudnya?"     

"Kau akan mengetahuinya begitu kau berulang tahun ke enam belas."     

"Kalau begitu aku berharap aku tidak pernah berulang tahun ke enam belas."     

"Kenapa?"     

"Aku sudah cukup merasakan bagaimana rasanya menjadi orang dewasa. Dan ini sungguh melelahkan. Aku harap aku tidak akan pernah menjadi dewasa. Aku rasa, aku cukup menikmati masa-masa kecilku, walaupun tidak ada satupun yang menyenangkan."     

Axel tertawa kecil mendengar penjelasan anak muda disampingnya. "Saat ini kau bisa bicara seperti ini, tapi kau akan berubah pikiran begitu kau mencapai usia dewasamu. Kau mungkin tidak menyadarinya, tapi hatimu sudah terpikat pada gadis itu."     

"Maksudmu, aku akan menyukainya?"     

"Memangnya kau sekarang tidak menyukainya?"     

"Aku menyukainya…" Chu Jung segera mengatupkan mulutnya rapat-rapat sadar akan kesalahannya.     

Memang dia mengakui dia menyukai gadis cantik ini, tapi apakah rasa sukanya itu sama seperti perasaan seorang pria terhadap wanita? Dia sama sekali tidak tahu.     

Selama ini dia tidak pernah didekati banyak orang apalagi dengan lawan jenis. Yang ada, mereka semua malah berlari ketakutan begitu melihat mata merahnya. Tidak peduli tua muda, semuanya akan takut dan berusaha menghindarinya sejauh mungkin di pertemuan pertama mereka.     

Tapi Ashley… hanya kakak cantik ini yang tidak menghindarinya saat mereka bertatap muka pertama kali.     

Mungkin gadis itu memang takut, tapi gadis itu sama sekali tidak menghindarinya atau menjerit histeris seperti kebanyakan yang dilakukan para gadis seusianya.     

"Apakah aku aku boleh bertanya sesuatu?"     

"Tanyakan saja."     

"Seperti apa rasanya saat kau bertemu dengan kak Chleo pertama kali?"     

Axel tersenyum lembut mendengar pertanyaan ini. Dia mencoba mengenang masa-masa pertama kali saat dia melihat seorang gadis berambut merah yang sedang duduk sendirian sambil meminum bir.     

"Rasanya sangat sempurna. Saat aku melihat wajahnya pertama kali, aku seperti melihat matahari terbit menghangatkan bumi. Saat aku menatap matanya pertama kali, aku merasa aku seperti berada di puncak gunung dan tenggelam dalam keindahan di bawah kakiku. Saat aku mendengar suaranya pertama kali, aku seperti mendengar kicauan burung di pagi hari. Kira-kira seperti itu rasanya."     

"Apa aku boleh muntah?"     

Baik Axel serta Chu Jung segera menoleh ke arah sumber suara dan melihat Harmonie duduk dengan menopang dagunya ke kedua telapak tangannya yang bersandar diatas lututnya.     

"Silahkan. Tapi jangan muntah disini. Aku tidak mau istriku terbangun karena bau tidak sedap."     

Harmonie memutar kedua matanya dengan malas sementara Chu Jung membelalak lebar terhadap kalimat terakhirnya.     

Istri? Jadi raja biru sudah menikah dengan Chleo? Sejak kapan?     

"Belum. Dia belum menikah dengannya di kehidupan yang sekarang." seolah bisa mendengar pertanyaan dari dalam hati Chu Jung, Harmonie menjawab dengan santai. "Aku baru ingat sekarang. Apa yang akan kau lakukan begitu kak Chleo ingat kembali?"     

Axel tersenyum sedih tanpa memberikan jawaban. Dia merasa dia dibangunkan dari mimpi indahnya untuk dihadapkan dengan kenyataan yang kejam ini.     

"Aku akan memikirkannya nanti setelah kita keluar dari dunia ini."     

Chu Jung yang tidak tahu apa-apa merasa kebingungan dengan perubahan topik pembicaraan mereka yang menjadi mendung. Akhirnya dia memutuskan untuk diam dan beristirahat dengan berbaring di sebelah kepala Luna dimana Ashley berbaring.     

Dia masih belum mengerti apa itu cinta, tapi dia tahu satu hal. Dia ingin berada dekat dengan gadis itu.     

Sementara Harmonie duduk bersender dinding gua disebelah Chleo dan Axel tidak tidur untuk berjaga-jaga.     

Karena sedari tadi Axel yang paling sedikit mengeluarkan tenaga, jadi setidaknya dia membiarkan kedua raja warna lainnya tidur untuk mengembalikan energi kekuatan mereka.     

Sedangkan Vectis yang kini duduk dengan kaki bersila, matanya terpejam sementara tanduknya bersinar-sinar dengan redup.     

Saat ini Vectis memang tampak seperti sedang tertidur, tapi sebenarnya, dia berusaha menangkap informasi apa saja yang telah menyebar di seluruh penjuru dunia Vectis ini.     

Vectis tidak tahu device apa yang telah merusak dunia astral raja violet, tapi setidaknya dia tahu alasan para Vectis yang mengincar jiwa Chleo.     

Rupanya ada kelompok rahasia yang berisi Vectis pemberontak untuk melawan Aslan, sang penguasa dunia atas. Mereka semua sudah muak dengan segala peraturan yang diberikan Aslan seakaan Aslan adalah penguasa dunia mereka.     

Namun mereka tahu mereka tidak akan bisa menang melawan Aslan dengan kekuatan mereka sendiri. Karena itulah mereka mengumpulkan jiwa-jiwa manusia yang pernah mendapat bantuan aliran energi para raja warna.     

Mereka berhasil mendapatkan jiwa dari energi raja kuning, biru serta violet. Yang tersisa adalah raja merah.     

Kala itu, kebetulan target mereka adalah Chleora Regnz yang mendapatkan transfusi energi kehidupan dari raja merah membuat para Vectis bersukacita.     

Aliran energi beserta transfusi energi kehidupan sangat berbeda karena range presentase kekuatannya juga berbeda.     

Itu sebabnya mereka menggunakan tangan manusia yang kebetulan sangat membenci Alexis Peshkov dengan memberikan sebuah racun mematikan. Mereka telah memperhitungkan sifat serta karakter Chleo kala itu dan tahu Chleo pasti akan turut memakan pil racun tersebut untuk membunuh Alexis.     

Semua manusia pasti mengira target pembunuhan ini adalah Alexis, apalagi dalang pembunuhan tersebut adalah seorang manusia yang sangat membenci Alexis.     

Tapi yang sebenarnya, target mereka sedari awal adalah Chleo. Vectis juga ikut campur dalam menghilangkan jejak manusia yang memberikan Chleo racun tersebut agar raja biru tidak menyadari kehadiran Vectis yang telah mempengaruhi pikiran manusia tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.