My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Versi Chleo Yang Berbeda



Versi Chleo Yang Berbeda

0Chleo memandangi laptopnya dengan tatapan kosong. Baru saja dia dijelaskan oleh pengawalnya mengenai alasan ayahnya yang memberi larangan itu.     

Rupanya ketika dia meminta bantuan paman Stanley memperbaiki laptopnya yang rusak, pamannya menyadari seseorang telah mengehack laptopnya dan sengaja memberinya virus.     

Paman Stanley memberitahukan hal ini pada ayahnya untuk berjaga-jaga. Tapi bukannya terlindungi, seseorang malah membuat video palsu untuk memfitnahnya. Untung saja salah satu pengawalnya langsung tanggap dan segera mengehack ponsel Ashley untuk memasukkan video sebenarnya yang tanpa editan.     

Ayahnya memang berjanji tidak akan ikut campur urusan kuliah Chleo selama berkuliah di Seattle. Tapi Chleo sendiri juga harus memastikan dia tidak akan terlibat masalah dimana ayahnya harus terpaksa ikut turun tangan. Chleo juga sudah berjanji akan hal ini.     

Jika sampai ayahnya sendiri yang harus turun tangan, itu berarti ayahnya sudah menganggap kondisi Chleo di Seattle sudah tidak lagi aman seperti yang seharusnya.     

Begitu Vincent turun tangan menangani masalah Chleo, maka Chleo harus segera pulang kembali ke New York detik itu juga.     

Untungnya, masalah kali ini hanyalah karena cemburunya seorang gadis yang tidak penting. Dan lagi Vincent masih menikmati masa honeymoonnya dengan istri tercintanya sehingga dia bersedia memberikan kesempatan kedua pada Chleo.     

Vincent tidak akan memaksa Chleo untuk pulang dengan segera, dia juga akan membiarkan Chleo menyelesaikan masa kuliahnya hingga lulus. Hanya saja, dia tidak akan membiarkan putrinya bekerja magang di perusahaan yang bukan dibawah naungan Flex grup.     

Vincent juga menambah beberapa pengawal lainnya untuk menjaga Chleo dan Diego selama mereka berdua ada di Washington.     

Chleo hanya bisa pasrah saja. Daripada dia memancing emosi ayahnya dan beliau malah mengumumkan siapa dirinya, lebih baik dia menerima persyaratan dari ayahnya. Toh, setidaknya dia masih bisa berkuliah di kampusnya dengan tenang.     

Untuk sementara waktu, sebaiknya dia menghindari Ashley dan kelompok gengnya.     

Chleo melihat jam di dinding yang kini menunjukkan pukul sembilan lebih empat puluh lima. Bis yang biasa dinaikinya akan tiba di halte sekitar jam sepuluh lebih lima belas. Jarak antara rumah dengan halte bis hanya memakan waktu lima menit saja. Karena itu dia tidak takut kalau dia akan terlambat.     

Biasanya jam segini Chleo sudah keluar untuk mampir ke market sebentar, tapi anehnya ada yang menjanggal. Dia merasa dia telah melupakan sesuatu yang penting dan sama sekali tidak ingat hal apa yang dilupakannya.     

Dia mungkin memiliki ingatan yang tajam bila berhubungan hal kesukaannya, tapi terkadang dia juga mudah melupakan sesuatu kalau adrenalinnya sedang memuncak.     

Chleo mencoba membuka agenda check-listnya untuk mengecek sekali lagi apa-apa yang harus dibawanya.     

Buku karya designnya sudah didalam tas ranselnya. Dompet, kunci rumah serta hape juga tersimpan aman didalam tasnya. Laptop serta peralatan tulis lainnya juga sudah ada didalam tasnya. Tidak ada hal yang tertinggal, lalu kenapa dia merasa ada sesuatu yang dilupakan?     

Pada akhirnya dia memutuskan untuk tidak memperdulikannya. Dia berjalan keluar untuk segera berangkat ke halte bis.     

Tepat saat dia membuka pintu rumahnya, dia melihat ada seseorang berdiri disana. Pria itu berambut hitam dengan kaos turtle-neck hitam serta mantel musim dingin bewarna coklat kulit. Pemuda itu terlihat sangat, sangat, sangat luar biasa tampan.     

"Selamat pagi." Sapa pemuda itu dengan senyuman yang sanggup membuat jantung Chleo kembali liar.     

Selama beberapa saat Chleo terjebak dari rasa syoknya dan mematung pada tempatnya. Tanpa disuruh, tangannya yang masih memegangi knop pintu langsung bergerak menutup pintu dengan cepat. Kini keduanya sama-sama dihalangi oleh sebuah pintu rumah.     

Axel mengernyit tidak mengerti kenapa gadis yang dijemputnya tiba-tiba menutup pintu kembali? Apakah gadis itu tidak menyukai kehadirannya? Dia bisa melihat betapa kagetnya Chleo saat melihatnya berdiri disini.     

Seharusnya, Axel menghubungi Chleo terlebih dulu untuk mengkonfirmasi dia akan menjemput Chleo. Hanya saja, dia tidak punya nomor kontak Chleo karena dengan bodohnya dia lupa memintanya kemarin.     

Dia bisa saja meminta nomor Chleo dari Dexter, tapi dia tidak ingin Chleo akan memandanginya aneh karena memiliki nomor ponselnya tanpa sepengetahuannya. Karena itu dia memilih untuk memintanya secara langsung hari ini.     

Sementara itu, gadis yang dikira tidak suka akan kehadirannya, sedang panik sendiri di dalam rumahnya.     

'Aaaa! Sudah kuduga ada sesuatu yang kulupakan!' keluh Chleo dengan panik.     

Dia langsung kembali ke kamar dan berdiri di depan cermin untuk memastikan tidak ada yang aneh pada penampilannya.     

Dia bahkan memutuskan berganti mantel yang lebih feminim untuk menunjukkan kesan yang baik. Dia juga mengoleskan lipstik bewarna merah jambu ke bibirnya. Padahal biasanya dia paling malas kalau disuruh berdandan. Tapi khusus hari itu entah kenapa dia sangat ingin berdandan agar terlihat lebih cantik.     

Begitu selesai, dia kembali memeriksa penampilannya di cermin lalu tersadar sesuatu.     

"Aku pasti sudah gila. Untuk apa aku melakukan semua ini? Aku pasti kerasukan!"     

[author: Chleo, reaksimu terlalu berlebihan, ah :face_with_hand_over_mouth::face_with_hand_over_mouth:]     

"Ah, biarkan saja. Tidak masalah sekali-kali kerasukan kalau orang yang kutemui adalah snow white versi pria."     

[author: speechless :woman_facepalming::woman_facepalming:]     

Sekali lagi Chleo membuka pintu rumahnya. Hanya saja kali ini dengan gerakan lembut dan tidak tergesa-gesa seperti sebelumnya.     

Dia juga tidak berani menatap langsung kearah sepasang mata biru safir yang indah itu. Entah kenapa tiap kali dia menatap sepasang mata tersebut, dia merasa dirinya seperti hanyut ingin terbenam oleh mata birunya.     

"Apakah terjadi sesuatu?" tanya Axel dengan lembut. Meskipun tidak terlalu kentara, tapi Chleo masih bisa merasakan nada suara pemuda ini tersirat khawatir.     

Ah, sekarang dia merasa menyesal. Seharusnya dia tidak menutup pintu begitu saja begitu sadar dari keterkejutannya. Setidaknya dia harus menyapanya terlebih dulu atau mempersilahkannya masuk. Bukannya malah membanting pintu dan membiarkan pria ini menunggu di luar di cuaca dingin seperti ini.     

Tapi apa daya yang dia miliki? Yang tadi itu dia sungguh tidak sanggup menahan debaran jantungnya dan rasa syoknya. Sehingga pikiran pertama yang keluar adalah menutup pintu dan langsung melarikan diri.     

"Ti.. tidak ada apa-apa. Hanya saja... ah, aku baru ingat ada barang yang kulupakan." Chleo menggigit bibirnya berharap Axel tidak menyadari kebohongannya.     

Ugh! Kenapa pula dia harus berbohong? Eh, dia tidak berbohong, kan. Chleo memang melupakan mantelnya dan memberi lipstik pada bibirnya.     

[author: dobel speechless :woozy_face::woozy_face:]     

Baiklah. Itu sungguh merupakan alasan yang konyol sekali.     

"Apakah sudah tidak ada lagi yang ketinggalan?"     

Chleo menggelengkan kepalanya. "Tidak ada. Ayo kita berangkat."     

Kemudian keduanya berjalan santai menuju ke tempat parkiran.     

"Sejak kapan kau berdiri didepan rumahku? Kenapa kau tidak mengetuk pintu atau membunyikan bel? Apa aku membuatmu menunggu?"     

"Tidak. Aku juga baru datang."     

Yang sebenarnya Axel meninggalkan mobilnya di tempat parkiran ini sejak kemarin. Lalu dia pulang dengan menggunakan teleportnya. Dan baru setengah jam lalu, kata kunci 'setengah jam yang lalu', Axel baru kembali dengan teleportnya dan menunggu Chleo keluar dari rumah ini selama setengah jam.     

Bayangkan. Setengah jam berdiri di depan rumah seorang gadis tanpa melakukan apapun. Chleo pasti akan memandanginya aneh jika mengetahuinya. Karena itu Axel tidak memberitahukan hal sebenarnya.     

Apalagi, selama setengah jam ini dia sedang dalam pergumulan yang hebat. Dia merasa sebuah ketertarikan terhadap Chleo mulai muncul dihatinya. Tapi disaat bersamaan dia masih memikirkan seorang gadis berambut merah maroon.     

Hingga detik ini, dia masih belum menemukan bukti bahwa gadis didalam ingatannya dengan gadis yang ada disebelahnya merupakan orang yang sama.     

Meskipun sedikit demi sedikit ingatannya telah kembali, dia masih belum bisa melihat dengan jelas seperti apa wajah gadis berambut merah gelap tersebut.     

Tapi satu hal yang dia tahu. Gadis didalam ingatannya fobia air dan tidak banyak bicara. Gadis itu bahkan takut gelap dan ketinggian sementara Chleo...     

Dia tidak tahu apakah Chleo juga takut gelap atau ketinggian atau tidak. Tapi yang jelas dia tidak melihat sinar ketakutan apapun pada sinar mata gadis itu.     

Axel mulai merasa dua orang wanita ini bukanlah orang yang sama.     

Padahal Fye terus-menerus mengatakannya bahwa Chleo adalah anak yang dulu pernah ditolongnya saat Chleo diculik di Jerman. Sayangnya, Fye tidak bisa memastikan apakah Chleo adalah perempuan yang sama dengan cinta sejatinya yang memliki rambut merah.     

Fye tidak pernah bertemu dengan sosok Chleo berambut merah gelap, sosok Chleo yang dipenuhi trauma dan mimpi buruk, serta sosok Chleo yang begitu membenci seorang Harry McKenzie. Dia hanya tahu deskripsi gadis itu karena Axe sendiri yang menceritakannya padanya sebelum Axel 'meninggal'.     

Chleo yang ini sangat berbeda dengan deskripsi Chleo yang diceritakan Fye padanya membuatnya yakin, keduanya memang orang yang berbeda. Justru inilah yang sangat mengkhawatirkan.     

Bagaimana kalau suatu saat nanti wanita berambut merah muncul dihadapannya? Apakah perasaannya akan berubah? Lalu bagaimana ketertarikannya terhadap Chleo?     

Seorang raja biru hanya bisa jatuh cinta pada orang yang memiliki hubungan erat dengan raja warna.     

Kalau dia jatuh cinta pada wanita berambut merah didalam ingatannya itu adalah hal yang wajar. Karena dia tahu wanita itu menerima transplantasi energi kehidupan dari raja merah.     

Lalu bagaimana dengan Chleo? Gadis muda ini tidak menerima transplantasi energi kehidupan apapun didalam tubuhnya, tapi mengapa dia memiliki ketertarikan pada gadis ini?     

Axel memandang ke arah tangannya yang kini mengeluarkan uap dingin karena dia membiarkan energi dinginnya mengalir.     

Sejak kemarin dia menahan energi dinginnya agar Chleo tidak mengetahui suhu tubuhnya yang sebenarnya. Dia merasa takut kalau gadis itu akan langsung menghindarinya begitu mengetahui suhunya yang tak tertahankan.     

Semua perempuan yang tidak ditakdirkan bersama raja biru, pasti tidak akan merasa nyaman dan jatuh sakit bila bersentuhan dengan kulit dinginnya.     

Pertanyaannya... apakah Chleo sanggup bertahan?     

Axel masih belum siap untuk mencari tahu. Karena itu dia menahan energi dinginnya tiap kali bersama gadis itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.