Bertemu
Bertemu
X berhasil memperbaiki kesalahannya dan semuanya berjalan sesuai harapannya. Bahkan Katalina van Oostven berhasil diselamatkan dan menjadi manusia biasa.
Sayangnya, sesuatu tak terduga terjadi menyebabkan 'kematian' raja biru yang seharusnya tidak 'mati'. Dan kini entah kenapa, ingatan raja biru akan kehidupannya bersama dengan istrinya serta ingatan saat bertemu dengan Chleo kecil menghilang dari benaknya.
Hingga saat ini tidak ada yang tahu penyebab amnesia raja biru. Hampir tiap hari Fye membujuknya untuk segera berangkat ke Amerika yang selalu tidak didengarnya. Mungkin Fye merasa kasihan.
Chleo akan mengingat masa-masa yang seharusnya terjadi bersama Harry ketika gadis itu berulang tahun ke 21. Jika gadis itu ingat kembali sementara X tidak ingat dan tidak menemui gadis itu, lalu untuk apa alam mengembalikan ingatan Chleo? Untuk apa alam memberi kesempatan kedua untuk raja biru?
Karena itu Fye merasa senang akhirnya X memutuskan untuk ke Amerika setelah selesai berpetualang di Asia menemani raja merah yang masih muda.
Secara kebetulan sekali kekasih Dexter adalah saudara sepupu Chleora Regnz. Tiap kali Dexter datang ke Amerika mengunjungi kekasihnya, diam-diam Dexter mengambil foto Chleo sesuai permintaan Fye. Lalu dia akan menunjukkannya pada X guna membujuk pria itu untuk mengunjungi Amerika.
"Master, apakah master mulai tertarik pada nona Chleo?" Dexter yang duduk sebelahnya tidak bisa menahan rasa penasarannya. Dia tahu sejarah para raja biru sebelumnya dan dengan tulus mendoakan kebahagiaan tuannya yang sudah dia temui bahkan semenjak dia lahir.
"Wanita yang ada didalam bayanganku berambut merah. Aku tidak mengerti kenapa gadis yang kalian tunjukkan ini tidak memiliki warna rambut yang sama."
"Nona Fye bilang mungkin karena waktu itu nona Chleo menerima energi raja merah, itu sebabnya warna rambutnya berbeda. Kini rambut Tuan besar Alvianc yang bewarna merah karena dia yang menerima transplantasi energi kehidupan."
"Kalau begitu, ada kemungkinan aku tidak akan tertarik padanya. Mungkin aku akan tertarik pada keturunan Kinsey." Sahut X dengan cuek sembari mengembalikan foto tersebut pada Dexter.
"Bagaimana bisa begitu?"
"Semenjak dari awal raja biru hanya bisa jatuh cinta pada pasangan yang memiliki hubungan erat dengan raja warna lainnya. Nenekku adalah mantan raja kuning, ibuku adalah cucu dari raja violet, nenek dari ibuku menerima sebagian kecil dari energi raja merah. Merah, kuning, ungu dan begitu seterusnya. Saat ini aku pasti akan jatuh cinta pada seseorang yang memiliki hubungan kuat dengan raja merah. Antara keturunan Kinsey Alvianc atau keturunan dari saudara raja merah sebelumnya. Bisa juga dari keturunan raja merah yang sekarang. Tidak ada yang tahu." Sahut X mengedikkan bahunya tidak peduli.
Dexter tidak membantah lagi karena apa yang dikatakannya memang benar. Selama ini pasangan raja biru adalah orang yang memiliki hubungan dengan para raja warna lainnya.
Kalau begitu apa yang akan terjadi pada Chleora Regnz yang sekarang? Bukankah raja violet bilang, Chleo akan mengingat semuanya saat berusia 21 tahun?
"Master, kalau begitu kenapa anda memutuskan untuk datang ke Amerika."
"Aku ingin memastikan sesuatu." Jawab X datar. "Aku ingin tahu apakah Chleora Regnz yang kalian maksud memang adalah wanita berambut merah dalam bayanganku. Masih ada kemungkinan keduanya bukanlah orang yang sama. Kau bilang dia akan datang menjemput kita?"
"Benar. Evie bilang dia akan mengajak sepupunya saat menjemput kita."
X tidak berkata apa-apa lagi lalu memutuskan untuk tidur. Perjalanan mereka masih jauh dan X memutuskan untuk istirahat karena malam sebelumnya dia sama sekali tidak tidur untuk mempelajari 'identitas' yang akan dipakainya selama dia tinggal di Seattle nanti.
-
Tepat pukul 4 sore persis, pesawat yang mereka naiki mendarat di bandara Seattle. Dexter dan X tidak perlu mengantri dan membiarkan para asisten membawa koper mereka. Biasanya Dexter akan naik pesawat biasa dengan kelas bisnis tertinggi, tapi karena kali ini X sang raja biru juga ikut dengannya, maka mereka naik pesawat pribadi milik X.
Namun agar tidak menarik perhatian ataupun membuat Evie curiga, mereka memutuskan bergabung dengan penumpang lainnya yang juga mendarat di jam yang sama dengan mereka. Lalu mereka sama-sama keluar dengan para penumpang.
Dexter sengaja memilih jam penerbangan yang sama agar tidak membuat kekasihnya curiga. Dengan begitu mereka bisa menggunakan pesawat pribadi disaat bersamaan tampak seperti naik pesawat biasa.
Untuk soal antusias, Dexter yang paling tidak sabaran untuk segera keluar dari area pengambilan koper. Mereka tidak perlu menunggu ataupun mengantri, karena pada dasarnya semua bawaan sudah ada pada mereka. Tapi X menyuruhnya untuk menunggu agar mereka bisa berbaur dengan para penumpang lainnya.
Barulah setelah itu mereka bersama-sama keluar mengikuti orang yang sudah selesai mengambil koper mereka. X juga membiarkan Dexter meninggalkannya hanya karena tidak sabar ingin menemui kekasihnya.
Dasar anak muda. X hanya geleng-geleng kepala saja. Dia jadi teringat akan putri angkatnya. Waktu kecil Tatiana selalu mengikutinya kemanapun pergi. Anak itu seperti anak anjing yang tidak pernah mau menjauh dari kakinya. Tapi ketika beranjak dewasa dan bertemu dengan Zigfried, gadis itu sudah tidak mengekorinya lagi melainkan sering menghabiskan waktu bersama pemuda itu.
Mungkin.. semua orang yang jatuh cinta pasti akan ingin menghabiskan waktunya bersama orang yang dicintainya. Hal ini membuat X bertanya-tanya, apakah dia pernah merasakan cinta sebelumnya? Kenapa dia tidak bisa mengingat apa-apa?
"DEXTER!! DEX!"
X menghentikan langkahnya mendengar suara yang sangat menggelegar memanggil nama putra dari asisten pribadinya. Sebelah alisnya terangkat menyaksikan adegan berikutnya membuat semua orang disekeliling mereka menyaksikan pasangan sejoli tersebut. Tidak bisakah mereka saling menyapa dengan normal? Entah kenapa dia merasa malu dengan sikap mereka.
Seharusnya dia datang kemari bersama Rothbart dan bukannya bersama anak-anak. X kembali berjalan menghampiri mereka dengan pasrah. Saat itulah dia bisa melihat wajah dua orang gadis. Salah satunya adalah Evangeline yang pastinya adalah kekasih Dexter sementara yang satunya adalah... Chleora Regnz.
X langsung bisa mengenali dua gadis tersebut karena sering melihat foto mereka di ponsel Dexter. Entah kenapa pemuda ini lebih sering menuruti permintaan Fye dibandingkan dirinya. Sehingga foto Chleo didalam ponselnya tidak kalah banyak dibandingkan foto kekasihnya sendiri.
Tentu saja, Dexter memindahkan foto-foto Chleo menjadi satu file sendiri lalu memberikan file tersebut padannya. Dengan begitu jika seandainya Evie membawa ponsel Dexter, gadis itu tidak akan curiga kenapa Dexter memiliki banyak foto dari Chleo.
"Ah ini dia. Perkenalkan dia teman baikku di London. Namanya Axelard."
Dan untuk pertama kalinya Axel atau biasa dipanggil dengan sebutan Axe aka X, bertatap muka secara langsung dengan Chleora. Sepasang mata coklat terang yang bulat serta pandangan penuh dengan tanya.
Bola matanya bersinar-sinar bagaikan galaxi yang begitu indah. Kedua pipinya memiliki semu merah, mungkin karena gadis itu kedinginan? Entahlah.
Gadis itu juga mengulas senyuman sopan namun terlihat menawan dimatanya
Aneh sekali. Dia yakin gadis di depannya ini bukanlah pasangan hidupnya. Dia sama sekali tidak merasakan ketertarikan yang kuat terhadap gadis ini. Tapi kenapa dia merasa tidak asing dengan sinar mata coklat itu? Kenapa dia merasa sedang bernostalgia?
"Hai, namaku Evangeline." Sapa Evie seraya mengulurkan tangannya dengan sopan untuk berjabat tangan dengannya.
Axel menekan seluruh energinya agar suhu tubuhnya menjadi normal seperti manusia biasa. Barulah setelah itu dia menyambut jabatan tangan Evie.
"Axelard, panggil saja Axel."
"Ini sepupuku, namanya Chleo. Psst, Chleo." Panggil Evie karena tampaknya Chleo sedang melamun.
"Ha? Ah, maaf. Namaku Chleo." Chleo turut mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan teman Dexter.
Keduanya saling berjabat tangan dan Chleo sama sekali tidak curiga kalau pemuda didepan ini adalah pangeran esnya yang sudah sangat lama ditunggunya. Itu karena tangan Axel sama sekali tidak dingin seperti pangeran esnya.
Namun lain dengan Axel. Begitu kulitnya bersentuhan dengan tangan Chleo, ada sengatan listrik yang mengalir didalam tubuhnya. Disaat bersamaan sekelebat memori tak terduga muncul di benaknya.
"AKU MEMBENCIMU!"
Tanpa sadar Axel langsung menarik tangannya dengan kasar dari jabatan Chleo membuat Chleo mengernyit.
Dasar tidak sopan! Pikir Chleo.