Kehidupan Baru
Kehidupan Baru
Ini pasti gara-gara wiski sialan itu! Dia pasti sedang mabuk sehingga berhalusinasi. Dia harus keluar dari jerat ilusi ini, tapi...
Ah, dia sudah tidak peduli lagi!
Pada akhirnya, Kinsey malah membawa tubuh perempuan itu ke atas pangkuannya, lalu mendekapnya untuk memperdalam ciuman mereka.
Tangannya menjalar dari tengkuk leher turun ke punggungnya yang terasa halus.
Ha? Kenapa dia bisa merasakan kulit manusia di jemarinya? Apakah perempuan ini tidak berpakaian?
Tunggu! Bukankah dia sedang berhalusinasi? Kenapa terasa nyata sekali? Tidak bibirnya, tidak penciumannya, tidak jemarinya.. semua yang dirasakannya begitu nyata.
Seketika, pikiran Kinsey langsung tersadar begitu menyadari apa yang dialaminya ini sama sekali bukan halusinasi.
Dia langsung mendorong bahu perempuan itu menjauh darinya.
Apa yang sudah ia lakukan?! Bagaimana dia bisa mencium dan memeluk perempuan asing? Apalagi dalam keadaan mabuk!
"Kinsey?"
Kinsey terpaku mendengar suara itu. Dia yakin dia pernah mendengar suara ini sebelumnya.
Tadinya dia tidak ingin melihat wajah perempuan itu sehingga dia langsung memalingkan muka dan menundukkan kepalanya. Tapi ketika mendengar suara itu, Kinsey menjadi tertarik untuk melihat seperti apa wajah perempuan ini.
Secara perlahan Kinsey mengangkat wajahnya tanpa melepaskan tangannya yang masih menahan bahu gadis itu agar tidak mendekatinya.
Pandangannya masih agak buram akibat dihalangi air mata. Kinsey harus mengerjapkan matanya beberapa kali untuk melihat wajah gadis itu dengan lebih jelas.
Napasnya tercekat begitu melihat wajah perempuan yang sedang duduk di atas pangkuannya dengan jelas.
Dengan gemetar, kedua tangannya yang tadi menahan bahu gadis itu terangkat untuk menangkup wajah perempuan itu. Perempuan yang dikiranya meninggalkan dunia ini. Perempuan yang meninggalkan lubang didalam hatinya begitu melihat tubuhnya lenyap ditengah udara. Perempuan yang sangat dicintainya.
"K.. Katie? Kaukah ini?" tanya Kinsey masih tidak bisa mempercayai pandangannya.
Katie menyentuh punggung tangan Kinsey yang kini menempel pada pipinya dengan sempurna.
"Hm. Ini aku. Aku kembali." jawab Katie mengulas senyumannya yang khas.
Seolah masih belum percaya, Kinsey menyelidiki wajah gadis itu dengan menekan pipinya untuk memastikan dia tidak sedang bermimpi. Kemudian Kinsey menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher Katie untuk menghirup aroma gadis itu.
Vanila. Aroma khas kesukaan Katie. Aroma yang selalu menempel di tubuh Katie.
"Katie, kau benar-benar adalah Katie."
Katie tertawa kecil ketika kedua pipinya ditekan seperti anak kecil. Dia merasa geli ketika rambut Kinsey menyapu lehernya saat pria itu mencium aroma tubuhnya.
"Ini aku. Aku sudah pulang. Aku sudah..."
Kali ini Kinsey yang mendaratkan bibirnya ke bibir manis Katie memotong kalimat Katie. Kinsey menciumnya dengan sejuta kerinduan selama setahun terakhir ini.
Katie membalas ciumannya tidak kalah besarnya sebelum mencium aroma sesuatu yang kurang menyenangkan.
Katie memundurkan kepalanya lalu mencecap bibirnya sendiri.
"Kenapa aku seperti baru saja minum minuman berakohol?"
"Hm??" Kinsey malah bergumam dengan wajah polos tidak mengerti.
Katie tidak terjebak dalam ekspresi polos tersebut dan melirik ke sebelahnya untuk mencari sesuatu.
Aha! Dia menemukan sebuah botol wiski yang kini... kosong?? Apakah Kinsey menghabiskan semuanya?
"Kinsey, kau.. kau mabuk?? Jangan bilang kalau kau menganggapku sebagai ilusi!"
Kinsey tersenyum jahil. "Bukankah kau memang ilusiku? Ilusi yang sangat menyenangkan." jawab Kinsey sembari memberikan gerakan sensual pada punggung polos Katie membuat tubuh Katie meremang.
Katie baru sadar kalau gaun yang dipakainya saat ini memiliki belahan lebar pada punggungnya. Katie mendecak kesal. Sebenarnya siapa yang memakaikan pakaian terbuka pada dirinya? Pakaian ini terlalu seksi untuknya! Apalagi kalau berhadapan dengan 'serigala lapar' yang satu ini.
Disaat bersamaan raja violet yang sedang makan steak daging di suatu tempat, bersin secara tiba-tiba.
"Siapa yang membicarakanku?" monolognya sambil mengusap hidungnya yang terasa gatal. Lalu mengedik bahu tidak peduli dan lanjut melahap steak hidangannya.
-
Kinsey dan Katie duduk bersebelahan di atas kap mobil Kinsey menghadap laut. Sambil menunggu matahari terbenam, Katie menceritakan semua yang dialaminya pada Kinsey. Mulai ketika raja violet muncul mengambil tubuh fisiknya sebelum benar-benar lenyap hingga dia terbangun di dunia astralnya sendiri bertemu dengan Alpha dan Luna.
"Jadi kau sudah bukan raja merah lagi?"
"Benar. Aku hanya manusia biasa."
"Itu sebabnya warna rambutmu berbeda. Aku sempat tidak mengenalimu tadi."
"Kau bahkan tidak mengenali suaraku."
Kinsey tidak membantah yang satu ini. Bagaimana bisa dia mengenali suara gadis itu? Suara terakhir yang didengarnya adalah suara wanita tua yang sangat lemah. Dan selama satu tahun ini suara itu selalu terngiang-ngiang di pikirannya menggantikan memorinya akan suara indah Katie yang sesungguhnya.
"Maaf. Suara yang kuingat adalah suara ketika kau mengucapkan kalimat terakhirmu."
"Hmph!" Katie memasang muka cemberut lalu memalingkan muka. Sebenarnya dia tidak merasa jengkel, apalagi ketika Kinsey merangkulnya dan menuntun kepalanya bersandar pada bahu pria itu, Katie merasa senang.
Rasanya hidupnya terasa sempurna berada disisi pria ini. Hatinya terasa utuh berada didalam dekapan pemuda yang sudah menjadi cinta pertamanya semenjak kecil.
"Jadi apa itu benar?"
"Apanya?"
"Aku adalah cinta pertamamu?"
Katie tidak menjawab karena kini wajahnya memanas. Bagaimana bisa dia melupakan hal ini? Tahun lalu ketika mengira dirinya akan mati, dia mengaku pada pria itu bahwa Kinsey adalah cinta pertamanya.
"Ehem.." Katie berdehem dengan malu-malu sambil menegakkan tubuhnya. "Lautannya terlihat indah sekali. Apakah kau tidak ingin menikmatinya?"
Kinsey terkekeh lalu menggandeng tangannya untuk berjalan bersama dengan bertelanjang kaki menikmati pasir disana.
"Kau yakin kau sudah tidak mabuk lagi?"
Kinsey meringis mendengar nada sarkas dari kekasih mungilnya yang menggemaskan.
"Aku sepenuhnya sadar cintaku. Minuman seperti itu tidak akan bisa menjatuhkanku."
"Ckckck.. padahal tadi masih mengira aku hanyalah halusinasimu saja."
"Itu tadi. Lagipula, aku benar-benar tidak mengenalimu tadi. Aku terlalu sedih kehilanganmu sehingga mengira kau hanya halusinasi. Apalagi warna rambutmu berbeda dari yang kuingat. Jadi aku sempat tidak mengenalimu langsung." Kinsey mengelus rambut Katie dengan tangannya yang bebas.
"Paman Vasco bilang penampilanku sekarang sama persis dengan ibu saat masih muda dulu. Bagaimana menurutmu?"
"Kau adalah wanita tercantik yang pernah kutemui." jawab Kinsey dengan sepenuh hati.
"..." Baiklah, Katie tidak mengharapkan pujian itu, tapi tetap saja.. wajahnya merona mendengar pujian dari pria yang dicintainya.
Keduanya kembali berjalan santai menikmati matahari yang kini mulai terbenam secara perlahan sambil berbincang-bincang santai.
"Jadi didunia ini memang benar ada lebih dari satu penguasa alam?"
"Benar. Dan ternyata orang berambut platinum yang pernah menolong Chleo dan menyembuhkan lukamu waktu itu memang adalah raja biru."
"Kau bertemu dengannya lagi? Aku belum mengucapkan terima kasih padanya."
Katie menggeleng. "Aku tidak bertemu dengannya. Mungkin karena unsur utama energi kami bertentangan, jadi dia tidak menemuiku. Tapi.. aku sudah bukan raja merah lagi. Seharusnya kami akan baik-baik saja meskipun bertemu langsung."
"Mungkin dia ada urusan."
Lalu keduanya melanjutkan obrolan dengan topik ringan sambil bergandengan tangan menelusuri pantai. Untuk pertama kalinya, mereka berkencan tanpa perasaan berat.
Hari itu merupakan hari terbaik mereka karena bertemu kembali dalam keadaan sehat. Akhirnya mereka tidak perlu mengkhawatirkan perihal kekuatan raja merah. Mereka tidak perlu memusingkan perihal politik kekuasaan di kerajaan Prussia.
Hari itu adalah hari pertama mereka akan menjalani kehidupan mereka seperti pasangan normal lainnya.
Hari pertama menjalani kehidupan yang baru.
Fin
~~~~~♡♡♡~~~~~
Yeeeyy!! Akhirnya kisah Kinsey-Katie tamat juga. Gimana menurut kalian?
Kalian sadar ga kalau adegan terakhir yang jalan-jalan di pantai mirip seperti kover? :face_with_hand_over_mouth::face_with_hand_over_mouth::face_with_hand_over_mouth: Adegan itu saya ambil seperti kover memangnya :rolling_on_the_floor_laughing::rolling_on_the_floor_laughing::rolling_on_the_floor_laughing::rolling_on_the_floor_laughing::rolling_on_the_floor_laughing: Hope you like it.
Btw, alasan kenapa raja biru tidak muncul saat raja kuning dan violet menolong Katie akan dijelaskan di vol 4 ya.
Maaf ya untuk pasangan Katie-Kinsey tidak diceritakan perayaan pernikahan :pleading_face::pleading_face::pleading_face: Tapi nanti anak-anak mereka muncul kok di side story.
Yap, seperti yang saya upload di ig saya, sebelum kita lanjut ke vol 4, ada beberapa side story yang mau saya bagikan. Semoga kalian suka
Jangan lupa dukung You Are My Colour selalu dengan cara kasi vote, komen, review sesering mungkin
Love you all!
PS : Maaf ya ga bsa mengabulkan keinginan kalian yg ingin datang ke pernikahan KK :sad_but_relieved_face::sad_but_relieved_face::sad_but_relieved_face::woman_bowing::woman_bowing::woman_bowing: