Misi Penyelamatan
Misi Penyelamatan
Dia ingin tidur dan tidak ingin diganggu. Tentu saja, dia hanya mengizinkan Meisya mengganggu tidurnya. Dia tahu Meisya sedang belanja di kota, jadi Meisya tidak akan kembali hingga menjelang sore. Setidaknya cukup baginya untuk tidur selama beberapa jam.
Namun ketika membaca peringatan darurat dari Tiffany, Stanley tidak lagi merasa mengantuk.
Tiffany menjelaskan secara singkat, sebagian besar anggota Alpha-Zero yang menjaga di vila sakit diare secara bersamaan. Kamera luar juga menangkap sosok Jenny yang tengah menggendong Diego yang sedang tertidur pulas.
Tanpa menunggu lagi, Stanley langsung melangkahkan kakinya menuju ke kamar Diego berharap dia salah membaca tulisan Tiffany. Namun, dia tidak menemukan siapapun di sana. Bahkan, asisten yang sudah bekerja di kediaman Regnz semenjak Chleo lahir juga tidak ada.
"Jenny, kau mengkhianati tuanmu yang sudah banyak membantumu. Aku penasaran penjelasan apa yang akan kau berikan pada Tuan besar Regnz nanti." monolog Stanley.
"Stanley, Dark Angel muncul menyerang kita." salah satu asistennya memberi laporan padanya.
"Aku akan menyusul kalian." Lalu Stanley memanggil Owen yang tampak agak pucat. "Berapa orang yang tidak terkena pil diare?"
"Sebagian besar sakit semua. Hanya beberapa yang masih bisa bertahan."
"Tempatkan mereka pada keamanan depan, suruh salah satu dari mereka memanggil Kirena kemari untuk memeriksa kalian. Jangan makan atau minum dari tempat ini sementara waktu. Tunggu Kirena datang."
"Baik."
Darcy! Beraninya kau menggunakan Jenny untuk meracuni para anggota Alpha-Zero. Kini hanya Stanley serta anggota tim hackernya yang tidak terkena diare dan masih bisa bekerja dengan normal.
Makanan serta minuman di dalam ruang kerja Stanley aman tak tersentuh racun apapun, sehingga mereka tidak jatuh sakit. Tapi kini, Dark Angel malah menyerang sistem pertahanan mereka yang sedang lemah.
Mau tidak mau, Stanley tidak bisa meninggalkan ruang kerjanya untuk mempertahankan pertahanan mereka.
"Sayang, ponsel Meimei tiba-tiba mati."
Mendengar laporan dari Selenka membuat Stanley berhenti mengetik di keyboard komputernya. Apakah terjadi sesuatu pada Meisya?
"Eleanor, cek posisi Meimei sekarang."
Dan seperti yang ditakutinya, Eleanor sama sekali tidak bisa melacak gps hape Meisya. Apakah itu berarti Chleo juga...
"Hahaha..hahahaha...Hahahahahahahaha." tiba-tiba saja Stanley tertawa seperti orang gila membuat bulu kuduk para asistennya bangkit berdiri.
Hanya mereka yang sangat mengerti arti tawaan pimpinan mereka yang satu ini.
"Dark Angel, apakah kau sedang menantangku? Game on!"
Para anak buahnya yang melihat ekspresi Stanley bergidik ngeri. Mereka bertanya-tanya siapa yang sudah berani membangunkan 'singa' buas ini?
Sementara itu, Owen yang paling bisa bertahan dari rasa sakit perutnya menyempatkan diri menghubungi Kinsey. Dia memberitahu kondisi di vila secara singkat dan juga melaporkan kemungkinan Meisya dan Chleo juga telah diculik.
Dia juga memberitahu saat ini Tiffany dalam proses 'kebangkitan' program jaringan sirkuitnya. Begitu Tiffany selesai, Tiffany bisa masuk kembali ke satelit pemerintahan dan mengakses jaringan tanpa batas. Saat itu tiba, Tiffany akan meretas ponsel Katie untuk berkomunikasi dengannya.
Tentu saja, Tiffany tetap tidak akan bisa bersuara. Katie membutuhkan gelang platinum untuk mengaktifkan kembali suaranya. Karena waktu yang sangat sedikit, untuk sementara waktu Tiffany akan berkomunikasi melalui tulisan.
Kinsey yang begitu mendengar Jenny telah meracuni semua pengawal yang berjaga di vila serta membawa Diego pergi diam-diam menjadi marah.
Untung saja Jenny bekerja di bawah Vincent, jika Jenny bekerja di bawah naungannya, sudah pasti Kinsey akan menyuruh Honda untuk membunuhnya pelan-pelan.
"Ada apa?"
Sebenarnya dia tidak ingin memberitahu Katie mengenai ini. Dia tahu, kekasihnya pasti tidak akan tinggal diam. Tapi... dia juga tahu. Kemampuan Katie saat ini bisa membantu mereka menemukan Meisya serta kedua keponakannya.
"Meisya dan anak-anak.. menghilang." jawabnya dengan berat hati.
"Menghilang? Apa maksudnya menghilang? Aku baru saja bersama dengan Meisya serta Chleo. Tanya juga bersama mereka."
Kinsey menggelengkan kepalanya. "Situasi berubah. Banyak anggota kita keracunan makanan menyebabkan mereka semua mengalami diare. Kurasa, Tanya dan pengawal yang mengikuti mereka juga mengalami hal yang sama."
Kedua alis Katie bertautan, jelas tidak suka akan apa yang akan didengarnya.
"Stanley bilang, pelakunya adalah Darcy."
Sekali lagi, ponsel Kinsey berbunyi tepat setelah dia memberitahu Katie siapa pelaku yang diduga mengakibatkan semua ini.
"Halo?... Benarkah? Kau dimana sekarang?... Aku akan kesana."
"Ada apa?" melihat ekspresi Kinsey yang tampak sedikit lega membuat Katie agak berharap kalau semuanya telah selesai.
"Honda menemukan posisi Diego. Aku akan menjemputnya. Kau ikut?"
"Tidak. Aku rasa aku bisa menemukan adikku."
"Kau bisa?"
"Meisya adalah wadahku. Aku bisa menemukan posisinya jika aku bisa merasakan dia dalam bahaya."
Kinsey terlihat ragu mendengarnya. Tentu saja dia senang Katie sanggup menemukan Meisya dengan cepat, dengan begitu mereka juga bisa menemukan Chleora. Tapi.. pikiran gadis itu akan menggunakan kekuatannya dan membahayakan diri sendiri tidak bisa dienyahkan begitu saja.
Katie mengerti apa yang sedang diresahkan pria itu. Dia menggenggam tangan Kinsey dengan erat.
"Tenang saja, aku tidak akan menggunakan kekuatan yang bisa menguras energi kehidupanku. Kekuatan yang ada padaku ini bisa dibilang normal, seperti manusia melakukan kegiatan bernapas, berlari atau berjalan. Sama sekali tidak menguras energi kehidupan atau usiaku.
Bukankah aku sudah janji untuk tidak sembarangan menggunakan kekuatanku? Aku janji tidak akan melakukannya jika itu membahayakan nyawaku. Jadi, jangan khawatir. Kau pergi selamatkan Diego, aku akan pergi menemukan Meisya dan Chleo. Bagaimana?"
Setelah mendengar keteguhan serta sinar mata yang dipenuhi dengan ketekatan yang kuat, Kinsey menyetujuinya.
"Berhati-hatilah. Tiffany akan segera menghubungimu begitu pemulihannya selesai."
"Hm. Kau juga, berhati-hatilah."
Lalu Kinsey segera melajukan mobilnya ke tempat yang diberitahu Honda sebelumnya. Sedangkan Katie berdiri di halaman belakang mansion. Dia berusaha memfokuskan indera pendengarannya. Cukup satu kata saja. Jika dia bisa mendengar suara teriakan minta tolong dari adiknya, dia akan bisa langsung tahu dimana adiknya berada.
Sayangnya, Meisya berusaha meyakinkan dirinya sendiri untuk tidak takut. Saat ini dia harus bersikap kuat untuk anak kecil yang duduk disebelahnya. Chleora tidak berhenti-henti terisak karena ikatan pada kedua tangannya yang sangat menyakiti kulitnya. Mulutnya juga diikat dengan kuat membuat ujung bibirnya kemerahan akibat luka lecet.
Chleora yang saat ini merasa kesakitan dan takut. Isakannya baru mereda ketika Meisya memeluknya dengan protektif.
Saat ini mereka berdua berada didalam mobil hijau dan sedang melaju entah kemana. Meisya tidak berani bersuara ataupun meronta. Dia takut, mereka malah memukulinya atau melukai Chleo. Tidak hanya harus melindungi Chleo, dia juga harus berhati-hati agar janinnya juga tidak terluka.
Tidak lama kemudian mobil berhenti di hamparan luas tanpa adanya satu bangunan. Mereka menarik Chleo keluar mobil dengan paksa membuat anak itu menjerit meronta.
Meisya turut menangis mendengar jeritan anak itu. Dia ikut memberontak karena menolak berpisah dengan Chleora. Anak itu tampak ketakutan sekali jika harus berpisah darinya.
Melihat ekspresi Chleo membuat Meisya memberanikan diri memukul orang yang menyergapnya sekuat tenaga. Akibatnya dia mendapat tamparan keras pada wajahnya membuat dia terjatuh ke lantai.
Meisya teringat akan janinnya, secara refleks tangannya langsung bergerak melindungi perutnya. Air matanya menetes merasa tak berdaya. Tidak hanya dia tidak bisa menolong Chleora, dia takut dia juga akan mengalami keguguran.
'Tolong aku, Stanley.. Katie.'
Disaat bersamaan Katie membuka matanya yang kini menjadi merah. Dia tersenyum lebar akhirnya mendengar suara di pikirannya. Angin disekitarnya mulai berhembus kencang lalu membungkus tubuhnya dengan sempurna.
"Bawa aku ke tempat adikku." ujarnya kemudian sebelum dia menghilang dalam sekejap tanpa jejak.
Sementara itu Kinsey baru tiba di tempat lokasi. Tempat itu merupakan sebuah gudang tak terpakai dimana jarang ada yang datang. Begitu turun dari mobilnya dia langsung bisa mendengar tangisan Diego.
Kinsey segera berlari menuju sumber suara tangisan itu. Dia melihat Jenny duduk dalam keadaan terikat sementara Diego menangis histeris meronta dari gendongan Honda.
Kinsey berjalan mendekat lalu memanggil keponakannya dengan lembut.
"Diego,"
Diego menoleh melihat wajahnya. Diego mungkin tidak bisa melihat jelas karena air mata yang mengaburkan pandangannya. Namun dia sangat mengenali suara pamannya. Secara refleks, Diego merentangkan kedua tangannya ke arah Kinsey seolah minta digendong oleh Kinsey.
Tentu saja dengan senang hati, Kinsey menggendong Diego lalu menepuk lembut punggung anak itu untuk menenangkannya.
Mencium aroma yang khas dari Kinsey, Diego tidak lagi meronta. Meskipun begitu dia tidak berhenti menangis. Malahan tangisannya semakin keras memekikkan telinga. Hanya saja, Diego menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Kinsey, sementara kedua tangannya mencengkeram kain baju Kinsey seolah takut Kinsey akan pergi meninggalkannya.
Jelas sekali anak ini sangat ketakutan. Apa yang terjadi? Apa yang membuat anak ini begitu ketakutan?
Lalu dia melihat ke arah Jenny. Ada bekas noda darah di beberapa sisi pakaiannya. Wanita itu tidak tampak terluka, lalu darah milik siapa itu?
"Wanita ini bermaksud memberikan tuan muda kecil pada sekelompok orang." seolah bisa mendengar pertanyaan majikannya, Honda menjelaskan secara pendek.
Kening Kinsey mengernyit. "Jangan bilang padaku kalau kau membunuh mereka semua didepan mata anak ini?"
"..."
Kinsey mengerang frustrasi. Vincent sangat protektif terhadap kedua anaknya. Pria itu tidak akan pernah membiarkan kedua anaknya mengalami rasa ketakutan atau trauma apapun. Kini... bagaimana dia harus menjelaskan pada Vincent kalau ada kemungkinan Diego akan mengalami rasa trauma?
Tidak. Tidak. Diego masih sangat kecil. Mungkin dia akan mengalami mimpi buruk selama beberapa hari. Asalkan dia serta lainnya memberikan kenangan indah setiap hari pada Diego, anak ini pasti akan melupakan kejadian ini.
Kinsey berusaha meyakinkan dirinya sendiri sembari terus menenangkan Diego yang masih menangis kencang. Dia sama sekali tidak menggubris ataupun berniat menginterogasi Jenny.
Karena Kinsey tahu, jika dia sendiri yang ikut campur tangan menginterogasinya, kondisi wanita itu tidak akan berakhir baik. Dia memutuskan membiarkan Vincent yang akan mengurus pengkhianatan wanita muda ini.