Obat CDM
Obat CDM
Semakin lama ia membacanya, Meisya semakin lemas dan wajahnya berubah mendung. Dia sama sekali tidak tahu harus seperti apa untuk menanggapinya.
Kenyataan dia bukan darah daging keluarga Heinest, kenyataan yang sebenarnya ibu suri berulang kali berusaha mengusirnya, serta kenyataan bahwa Keisha adalah ibu kandungnya... ini semua terlalu berat untuknya.
Terlebih, ketiga saudara yang dulu sangat dekat dengannya; yang sangat disayanginya, mendadak berubah menjadi orang asing. Meisya sama sekali tidak memiliki hubungan darah dengan tiga saudaranya. Rupanya, semenjak awal... dia tidak memiliki ikatan sama sekali dengan keluarga Heinest.
Meisya merasa ironis akan situasinya. Selama ini dia selalu berharap terlahir sebagai anak biasa. Dia berharap dia bukanlah seorang putri keluarga Heinest dan ingin memutus hubungan dengan keluarga kerajaan Prussia.
Tapi kenapa... setelah mengetahui dia tidak memiliki ikatan apapun terhadap Heinest, kenapa dia merasa kosong? Kenapa dia merasa sedih? Kenapa dia merasa sakit di dadanya?
"Kau baik-baik saja?" tanya Stanley menggugah lamunannya.
Meisya menggelengkan kepalanya dengan lemas. Dia sama sekali tidak berminat untuk bersuara ataupun bergerak. Dia semakin meringkuk diatas pangkuan suaminya. Meisya memiringkan tubuhnya agar bisa menyenderkan kepalanya di bahu Stanley, sementara kedua kakinya terlentang di atas sofa.
Dekapan Stanley yang semakin mengerat membuatnya terasa nyaman. Elusan lembut di punggungnya membuat rasa murungnya berkurang. Kecupan ringan di keningnya membantunya keluar dari tekanan batin yang dialaminya.
Sekarang dia mengerti kenapa baru sekarang Dieter memberikan buku berisi kebenaran itu. Jika seandainya dia membacanya di istana, Meisya tidak akan tahu pada siapa dia harus berlari. Dalam sekejap, semua orang yang selama ini dianggap keluarganya berubah menjadi orang asing yang tidak memiliki hubungan darah dengannya. Meisya akan panik dan kebingungan setengah mati. Dia tidak memiliki siapa-siapa untuk dijadikan tempat pengaduan.
Namun kini berbeda. Stanley bukanlah Heinest. Pria itu adalah suaminya. Satu-satunya miliknya. Dan pria itu berjanji tidak akan meninggalkannya dan selalu menemaninya.
Mungkin.. alasan kenapa Dieter memutuskan memberinya buku ini, karena kini Meisya memiliki seseorang untuk membantunya keluar dari masa terpuruknya. Kini Meisya memiliki seseorang yang benar-benar bisa ia sebut 'keluarga'.
Meisya mengendorkan pelukannya pada pinggang suaminya, kemudian mengangkat wajahnya untuk melihat suaminya.
Hati Meisya terenyuh saat melihat tatapan lembut dari suaminya. Ah, Stanley mengkhawatirkannya. Stanley mencintainya. Pria itu memang tidak pernah bilang cinta, tapi dia bisa melihatnya dari sinar mata suaminya.
"Stanley, aku.. apakah aku boleh mengutarakan apa yang kurasakan sekarang?"
"Tentu saja." jawabnya sambil tersenyum meneduhkan. Sebelah tangannya mengelus belakang kepalanya dengan gerakan yang menenangkan.
"Aku menyukaimu yang seperti ini."
"..." seketika tangannya berhenti di belakang kepala istrinya. Stanley sama sekali tidak mengerti maksud kalimat istrinya.
Bukankah mereka sedang membahas buku yang baru saja mereka baca? Bukankah istrinya merasa murung karena kenyataan yang sangat mengejutkan?
Berbeda dengan Stanley yang masih bingung dan berusaha mencari jawaban, Meisya malah mengalungkan kedua tangannya ke leher Stanley.
"Sepertinya aku harus sering-sering merasa murung. Kau tidak lagi menindasku dan bersikap sangat baik padaku." lanjut Meisya sembari memberi kecupan singkat di bibir suaminya.
Stanley mengerjap beberapa kali sebelum dia sadar apa yang sedang dilakukan istrinya. Ternyata Meisya menggodanya karena dia tidak pernah bersikap sebaik ini dan memperlakukan Meisya dengan penuh perhatian sebelumnya. Selama ini Stanley selalu menindas atau menggoda Meisya membuat istrinya itu takut atau frustrasi.
Karena itu sikap Stanley yang sekarang, yang sangat bersabar dan penuh perhatian menemani Meisya yang sedang murung adalah sesuatu yang asing bagi Meisya.
Meisya lebih suka suaminya yang versi ini daripada versi yang suka menindasnya di tiap kesempatan.
"Sepertinya kau kehabisan kata-kata? Apa itu berarti kali ini aku yang menang?"
Suara merdu Meisya yang terdengar jahil membuat Stanley menelan ludah. Apakah ini Meisya? Benarkah gadis yang kini berada sangat dekat dengannya adalah istrinya? Kenapa sikapnya bisa berubah drastis?
"Meimei, apakah kau salah makan? Sepertinya ini yang pertama kali kau seagresif ini?"
Meisya memasang wajah cemberut mendengarnya. "Kenapa? Kau tidak suka?"
"Bukan tidak suka. Aku justru ingin memberimu makanan itu tiap hari." jawabnya dengan jenaka sembari mengeratkan kembali pelukannya hanya untuk menikmati aroma tubuh istrinya. Stanley bahkan mengangkat tubuh istrinya agar berhadapan dengan tubuhnya. Dia meletakkan kedua kaki Meisya di kedua sisinya.
Wajah Meisya merona seketika sama sekali tidak menduga Stanley akan mengendus tubuhnya dari leher hingga turun ke dadanya.
"Uhm.. Stanley, kau tidak merasa lapar?" Meisya mencoba melepaskan diri dan mendorong bahu suaminya untuk menjauh dari dadanya. Sayangnya bukannya menjauh, Stanley malah mendorong punggung Meisya mendekat kearahnya.
"Hm. Aku sangat lapar." jawab Stanley singkat sambil menenggelamkan wajahnya diantara dua gundukan yang lembut membuat Meisya semakin merasa panas.
"Kalau begitu ayo kita cari makan diluar."
"Aku sedang menikmati makananku."
"..." rasanya Meisya ingin menangis mendengar jawaban itu. Kalau tahu begini, dia tidak akan menggoda suaminya. "Aku lapar." rajuk Meisya dengan nada suara jengkel yang dibuat-buat.
"Kau ingin aku mengoleskan es krim di tubuhku? Kau boleh memakanku sepuasnya." jawab Stanley dengan kilatan mata yang nakal.
"..."
DASAR MESUM!!!
-
Angel menghela napas untuk kesekian kalinya melihat pasangan suami istri dihadapannya. Dia baru saja pulang dari kantor, tiba-tiba Meisya menghubunginya dan mengajaknya makan malam bersama.
Begitu tiba di sebuah restoran, bukannya menikmati makan malam, dia malah harus menyaksikan Stanley yang terus merajuk sementara Meisya bersikeras tidak mau bicara dengan pria itu.Tipikal pertengkaran pengantin baru.
Dia berharap dia tidak harus melihatnya... melihat kemesraan mereka. Pertengkaran ini hanya disengaja karena Meisya tidak benar-benar marah dan menikmati sikap Stanley yang berusaha membujuknya untuk memaafkannya.
Karena itu Angel hanya bisa melihat 'pertengkaran' mereka sebagai bentuk lain menunjukkan kemesraan mereka. Justru inilah yang membuatnya sebal. Apakah mereka tidak tahu kemesraan mereka adalah senjata mematikan bagi orang yang masih single seperti dirinya?
Ugh. Dia ingin pergi dari sini. Kalau tahu begini, dia akan menolak ajakan Meisya. Atau mungkin dia akan mengajak Colen bersamanya.
"Angel, coba lihat. Bukankah pemandangan disini sangat bagus? Aku baru tahu warna matahari terbenam terlihat berbeda di tempat kami. Apakah warnanya akan tetap sama saat musim dingin berakhir?" sahut Meisya sembari menunjukkan beberapa foto di ponselnya pada Angel.
Angel hanya menganggukkan kepala mendengar cerita Meisya. Dia juga menjawab segala pertanyaan Meisya dengan sabar. Tapi ada satu hal yang membuatnya kesal.
"Meimei, aku juga duduk disebelahmu lo. Sampai kapan kau akan menghiraukanku? Hm?"
Si Stanley selalu mengganggu di sela-sela cerita Meisya padanya membuatnya tidak bisa konsentrasi pada ucapan Meisya. Belum lagi restoran disini sedang ramai pula membuatnya harus menajamkan pendengarannya.
"Meimei, sayang.. kekasih hatiku.. istriku yang cantiknya melebihi alam semesta, coba lihat sini dong."
"..."
"..."
Bolehkah dia muntah? Rasanya perutnya sudah mual. Dia ingin sekali muntah. Kalau bisa dia ingin mengeluarkan isi perutnya ke wajah pria sok polos itu.
"Kau salah minum obat?"
Pfft! Pertanyaan Meisya membuat Angel nyaris tertawa terbahak-bahak.
"Mungkin." jawab Stanley.
"O ya? Obat apa yang sudah kau minum?" Angel jadi ikut tertarik dengan jawaban yang akan didengarnya.
"Obat CDM."
Obat CDM? Apa itu? Memangnya ada obat seperti itu?
"Obat apa itu?" kali ini Meisya yang bertanya.
"Obat 'Ciuman Dari Meisya'." jawab Stanley sambil memainkan alisnya dengan jahil.
Angel menepuk keningnya. Astagaaaa.. Sahabatnya yang satu ini benar-benar berubah! Orang ini sudah kesurupan! Orang ini bukan Stanley. Benar. Pasti bukan Stanley.
Sementara itu, wajah Meisya memerah karena jawaban tak tahu malu dari suaminya. Dengan sebal Meisya mencubit kedua pipi suaminya dengan gemas.
"Ihh.. kau menyebalkan sekali hari ini." Meisya serta Angel harus menahan tawa melihat wajah lucu Stanley akibat kedua pipinya yang sedang dicubit Meisya.
Dengan lembut, Stanley melepaskan kedua tangan istrinya dari pipinya.
"Kau cantik sekali hari ini." lanjut Stanley sembari mengecup kedua tangan istrinya secara bergantian.
"Oke, cukup. Hari ini aku sudah kenyang melihat kalian. Lain kali kalau kau memanggilku untuk memamerkan hubungan kalian, ajak Tanya juga. Aku tidak mau jadi obat nyamuk sendiri."
"Eh? Tunggu!" sebelum Meisya sempat bangkit berdiri untuk mencegah kepergian Angel, gadis muda itu telah beranjak dari kursinya dan dengan langkah lebar keluar dari restoran.
"Ini semua gara-gara kamu." tuduh Meisya dengan cemberut.
"Iya, iya. Semuanya salahku." jawabnya dengan nada jenaka.
Setelah membayar makanan mereka, keduanya berjalan kaki melintasi jalan sambil menikmati pemandangan malam nuansa natal.
Salah satu yang dibutuhkan Meisya setelah membaca buku yang berkonten berat tadi sore.. sebuah hiburan. Dan dia merasa lebih baik lagi ketika suaminya yang menemaninya saat ini.
"Stanley, terima kasih."
"Apanya?"
"Aku tahu kau sengaja mengikuti alurku untuk membuatku tidak terlalu memikirkan masa lalu. Terima kasih."
"Eh? Kau salah paham. Aku benar-benar telah minum CDM tadi siang. Kau lupa? Aku bahkan minum tiga kali hari ini."
"..." Meisya terdiam sadar suaminya masih belum ingin berhenti dari perannya. "Sepertinya kau terlalu menghayati peranmu yang sekarang." tebak Meisya yang dijawab tawa lepas dari Stanley.
Stanley merangkul istrinya dan kembali berjalan. "Tapi itu memang kenyataan."
"Ya ya, terserah kau saja."
Yang sebenarnya, Meisya berusaha mengangkat suasana hatinya dengan menggoda Stanley. Untungnya Stanley mengerti maksud istrinya dan mengikuti permainannya dengan balas menggodanya. Hanya saja.. siapa yang bisa melawan Stanley? Kalau soal menggoda atau menindas... Stanley adalah yang nomor satu di dunia ini.
"Apakah aku boleh mengonsumsinya tiap hari? Kurasa itu bagus buat kesehatanku."
Meisya mengerjap beberapa kali untuk mengerti suaminya ini masih membicarakan obat 'CDM'.
"Kau ini ya. Dikasih hati malah minta jantung." gerutu Meisya tanpa bisa menyembunyikan nada jenaka pada suaranya. Suaminya ini benar-benar telah salah minum 'obat' hari ini.
"Aku tidak perlu meminta dua hal itu sayangku. Karena hati serta jantungmu sudah menjadi milikku."
"..."
Angkat tangan. Meisya sudah tidak bisa lagi mengikuti peran suaminya. Dia sama sekali tidak bisa berkutik.
~~~~~♡♡♡~~~~~
Hihihi.. mereka semakin sweet aja ya.
Nah, rahasia masa lalu sudah terbongkar, hubungan Meisya-Stanley juga semakin lancar, sudah saatnya Katie muncul. Tapi nanti dulu. Katie muncul setelah musim dingin berakhir. hehehe
Sekarang balik lagi ke Meisya-Stanley. Tapi kali ini Kinsey dkk juga akan muncul.
Betewe, karena ada eror tak terduga, karya saya yang berjudul 'Who is he? Or she?' tidak jadi dimasukkan ke forum kontes. Jadi seperti karangan biasa aja. Tidak perlu vote kesana, kalau mau dibaca boleh, tapi votenya dikirim sini aja ya :face_savoring_food::face_savoring_food::face_savoring_food::face_savoring_food::face_savoring_food:
Cerita 'Who is he? Or she?' bakalan singkat kok. Akan diselesaikan sampai tamat. Semoga ga sampai 20 bab. Pusing juga kalau mencari inspirasi 2 cerita berbeda secara bersamaan. Waktu nulis tokoh FL di Who is he, malah ngetiknya Meisya atau katie tanpa sadar. Parah... :woman_facepalming::woman_facepalming::woman_facepalming:
Jadi yang Who is he? or she? mungkin bakalan lebih lamban updatenya, tapi lebih cepat tamat :face_with_tears_of_joy::face_with_tears_of_joy::face_with_tears_of_joy::face_with_hand_over_mouth::face_with_hand_over_mouth::face_with_hand_over_mouth:
Semoga kalian suka semua karya saya :face_blowing_a_kiss::face_blowing_a_kiss::face_blowing_a_kiss: