My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Tindakan Raja Prussia



Tindakan Raja Prussia

1Pagi yang cerah, tumpukan salju putih menghiasi halaman depan istana utama kediaman Heinest. Alpha yang baru saja kembali dari berburu beristirahat di spot favoritnya.     

Terlahir sebagai serigala merah dengan bulu yang sangat tebal, Alpha sama sekali tidak kedinginan menghadapi suhu musim dingin di Jerman ini.     

Untuk sesaat Alpha merindukan kehadiran seseorang yang tidak lain adalah Meisya. Sudah sebulan lebih dia tidak melihat tuan putri favoritnya.     

Begitu dia tahu kalau Meisya telah diculik dari istana, Alpha segera pergi melacak mengikuti bau Meisya. Namun sebuah suara menghentikannya. Suara itu memberitahunya bahwa Meisya sudah aman dan terlindungi. Karena itu Alpha kembali ke istana dengan pasrah. Hari-harinya di istana terasa membosankan tanpa kunjungan rutin putri berambut merah apel.     

Karena masih terlalu pagi, tidak banyak orang yang berlalu-lalang didepan halaman istana. Meskipun begitu masih ada belasan penjaga yang selalu siap siaga dua puluh empat jam di masing-masing pos mereka.     

Dan tepat saat seorang penjaga selesai berpatroli didekat Alpha, seorang misterius tiba-tiba muncul diatas cabang pohong yang menaungi Alpha.     

"Ada sebuah kode rahasia yang masuk. Putri Merah akan menikah dengan Zero dari Amerika. Apakah kita tetap diam?"     

Kedua telinga Alpha berdiri tegak kemudian bergerak sebanyak dua kali ke arah kanan.     

"Baik." lalu orang tersebut menghilang seperti saat kemunculannya tadi.     

Disaat bersamaan, Raja Dieter yang baru saja menikmati tehnya merenung. Lalu mengulas tersenyum miring.     

"Meisya akan menikah dengan Zero? Kurasa sudah saatnya aku mengunjunginya di Belanda. Aku juga ingin melihat langsung seperti apa Zero dari Amerika. Tapi sebelum itu..." Dieter meletakkan kembali cangkir tehnya. "Sudah saatnya aku mengurus ibuku. Bagaimana menurutmu, Alpha?"     

'Dia bukan ibuku. Jangan tanya aku.'     

Dieter tertawa kecil mendengar jawaban sinis di kepalanya. Dia sudah sangat terbiasa mendengar jawaban singkat yang terkesan sinis dari Alpha. Sudah belasan tahun semenjak Dieter mendengar suara Alpha dipikirannya, sehingga dia sudah kebal dan tidak tersinggung dengan jawaban sarkas Alpha.     

Sama seperti Kinsey yang bisa mendengar Luna, serigala merah betina; Raja Dieter bisa mendengar suara Alpha.     

Karena ini pula dia bisa mengetahui segala hal baik dalam maupun luar istana yang disembunyikan oleh ibunya. Alpha bisa berkeliaran sesuka hatinya dan mendengar segala macam info yang tidak pernah didengar oleh Dieter.     

"Aku berharap aku tidak harus mengusirnya dari sini. Aku akan merindukannya." desah Dieter dengan sedih.     

Setelah memakai jubah kebesarannya, Dieter melangkah santai menuju aula kediaman pribadi janda permaisuri.     

Begitu dia masuk ke dalam kamar ibunya, Victoria Heinest langsung mengomel.     

"Dieter, kenapa kau mengurangi jumlah pelayanku? Kau juga membatasi pergerakanku? Apa yang sedang kau lakukan ini?"     

"Harap ibu memakluminya. Aku melakukannya demi ibu sendiri. Entah bagaimana caranya seorang penyusup berhasil masuk dan menculik Meisya. Aku tidak mau hal yang sama terjadi pada kalian."     

"Kalian? Sepertinya bukan hanya aku saja menerima perlakuan seperti ini?"     

"Benar. Ratu Gwen dan Putri Adrianna juga menerima perlakuan yang sama."     

Victoria memincingkan matanya seolah tidak percaya dengan ucapan putra sulungnya. Menurut mata-mata yang dipasangnya, memang pengawasan serta perlindungan pada Adrianna dam Gwyneth lebih ketat daripada sebelumnya. Tapi pergerakan keduanya sama sekali tidak dibatasi dan pelayan mereka juga masih dalam jumlah yang sama.     

Victoria hendak memprotes karena sebagian besar orang kepercayaannya dipecat oleh Dieter dan menggantikan posisi mereka dengan orang yang tidak dikenalnya. Bahkan kepala pelayan yang setia padanya juga tidak dipekerjakan lagi.     

Tapi.. jika dia mengeluh sekarang, maka Dieter akan tahu bahwa dia memasang mata-mata di dalam istana. Karena itu Victoria mengurungkan niatnya untuk protes dan membicarakan hal lain yang tidak kalah pentingnya.     

"Baiklah, jika memang itu kebijakanmu, ibu tidak akan membantah lagi. Bagaimana dengan Meisya, apakah ada kemajuan?"     

Dieter mendesah sambil menggelengkan kepalanya. "Tidak ada yang bisa menemukannya hingga saat ini. Aku tidak tahu apakah dia masih hidup atau tidak di luar sana. Aku harap dia baik-baik saja."     

"Dia pasti baik-baik saja. Bintang keberuntungan memihaknya. Karena itu mari kita pikirkan kebahagiaan Adrianna. Sudah lama dia ingin menikah dengan Duke Lascelles. Bagaimana menurutmu?"     

"Hm. Hanya saja aku merasa mereka berdua tidak sebanding. Aku merasa kasihan bila dia harus menikah dengan yang bukan terbaik untuk dirinya."     

"Omong kosong. Philip Lascelles tidak hanya tampan, dia memiliki wibawa dan martabat tinggi. Ditambah lagi tidak ada skandal atau rumor buruk mengenainya. Bukankah kau juga sangat mengenalinya? Kenapa kau berbicara buruk terhadap sahabatmu sendiri?"     

Dieter tersenyum sembari menuangkan wine untuk dirinya sendiri tanpa perlu minta izin pada ibunya.     

"Justru itulah, Philip layak mendapatkan lebih baik dari ini."     

Victoria tercengang mendengarnya. Apa dia tadi tidak salah dengar?     

"Apa tadi kau mau mencoba bilang Adrianna tidak pantas disandingkan dengan Lascelles?"     

"..." Dieter masih tersenyum tanpa menjawab. Dia hanya menyesapi winenya dengan penuh nikmat.     

"Dieter! Adrianna adalah adikmu! Teganya kau bicara seperti itu padanya!"     

"Justru karena dia adalah adikku, ibu. Aku sangat memikirkan kebahagiaannya. Philip tidak akan bisa membahagiakannya karena dia tidak akan tertarik pada Adrianna. Bagaimana kalau Peskhov? Kurasa mereka akan cocok satu sama lain."     

"Tega sekali kau?! Kau berencana menjodohkan adikmu sendiri dengan duda yang sudah tua itu?!"     

"Hm? Aku tidak sedang membicarakan Alexsei Peskhov. Aku sedang membicarakan sepupunya, Vasili Peskhov."     

"..." Victoria langsung terdiam.     

"Kebetulan sekali, karena kita sedang membicarakan Peskhov, aku ingin bertanya. Sewaktu ibu memintaku... tepatnya memaksaku untik mengganti jodoh Meisya, aku jelas mengatakan bahwa aku akan mengenalkannya pada Vasili. Tapi kenapa bisa berubah menjadi Alexsei?"     

"Itu karena Vasili menolak pernikahan politik. Dia bilang dia telah jatuh cinta pada gadis muda dari Amerika. Karena itulah aku menggantinya dengan Alexsei. Lagipula tampaknya Alexsei Peskhov tertarik pada Meisya, apa salahnya menikahkan mereka."     

"Hm. Apa salahnya menikahkan Alexsei dengan Adrianna?" sambung Dieter dengan nada memprovokasi.     

"Dieter! Tega sekali pada adikmu!"     

"Bagaimana dengan Meisya? Kenapa ibu tega pada Meisya? Dia juga adalah adikku." jawab Dieter dengan nada datar.     

"Dia bukan putriku. Aku tidak peduli padanya."     

"Ah, karena dia bukan putri ibu, jadi tidak masalah jika Meisya menderita. Sama seperti Dietrich dan lainnya. Karena mereka bukan anak ibu, tidak masalah ibu membunuh mereka."     

"A..apa maksudmu?" Victoria memasang raut muka kebingungan meski yang sebenarnya hatinya bergetar takut kalau perbuatannya telah diketahui anaknya.     

"Aku merasa aneh, tiap kali aku mengajukan nama saudaraku untuk menjadi putra mahkota, mereka meninggal secara misterius tidak lama kemudian. Aku bertanya-tanya, jika seandainya waktu itu aku tidak menghindari Leonard serta merendahkannya, apakah dia juga bernasib sama dengan saudaraku yang lain? Bagaimana menurut ibu?"     

Victoria berusaha untuk tetap tenang agar perbuatannya tidak terkuak.     

"Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan."     

"Tidak tahu? Baiklah, kalau begitu kita bicarakan lain. Bagaimana dengan kota Fussen untuk masa pensiun ibu? Selain tempatnya indah, ibu juga tidak perlu memikirkan kepentingan negara. Dengan begitu, kesehatan ibu akan lebih terjamin."     

"Apa maksudmu?" kini Victoria tidak bisa menyembunyikan kegelisahannya. Wajahnya tampak pucat.     

"Sudah waktunya ibu berhenti menjabat diantara pemerintahan. Lebih baik ibu menikmati sisa hidup ibu dengan damai. Aku tidak mau ibu terlalu stres dengan urusan kerajaan."     

"Dieter, kau berusaha menyingkirkanku?"     

"Itu sangat menyakitkan. Aku sama sekali tidak pernah memikirkan untuk menyingkirkan wanita yang telah melahirkanku. Meski yang sebenarnya darahku mendidih mengingat pelaku utama yang membunuh delapan saudara-saudaraku. Jika seandainya aku bisa menemukan pelakunya, aku akan mengeksekusinya dihadapan seluruh rakyat. Sayangnya, aku tidak bisa melakukannya karena pelakunya adalah ibuku sendiri."     

Keringat dingin mulai keluar dari dahi serta punggung Victoria. Pembunuhan yang dilakukannya selama belasan tahun ini telah direncanakan dengan sangat rapi. Sangat mustahil bagi orang untuk menelusuri pelakunya karena dia tidak meninggalkan jejak sama sekali. Lalu bagaimana putranya mengetahuinya?     

"Dieter, apakah ada seseorang yang mencoba memfitnahku? Kau tahu benar aku tidak memiliki kemampuan untuk melukai siapapun. Kenapa kau bisa berpikir negatif terhadap ibumu sendiri?"     

'Cih!' Alpha mendengus didalam pikiran Dieter membuat Dieter menghela napas.     

Yang tidak diketahui Victoria, Alpha tidak sengaja mendengar Victoria memberi perintah pada salah satu pengawal kepercayaannya untuk memberi racun ke dalam jamuan makan 'target'nya.     

Itulah bagaimana cara Dieter bisa mengetahui penyebab kematian saudara-saudaranya. Itulah salah satu alasan kenapa dia menjaga jarak dengan Leonard dan Meisya. Dia menjaga sikapnya agar ibunya tidak menganggap Leonard sebagai saingan Dieter atau Meisya yang kini sangat menarik perhatian para bangsawan yang membuat Adrianna merasa iri.     

"Ibu, hentikan sandiwara ibu. Sampai kapan ibu merasa puas? Aku bersedia tutup mata dan telinga atas perbuatan ibu di masa lalu. Tapi aku tidak bisa tinggal diam jika ibu menyakiti Meisya."     

"Apa yang sedang kau bicarakan? Aku sama sekali tidak tahu apa yang kau bicarakan. Aku tidak pernah bertemu dengan Meisya, bagaimana aku bisa melukainya?"     

"Ibu pikir aku tidak tahu? Racun bunga kematian ditemukan di tiap-tiap foundation komestik Meisya. Aku ingat bunga kematian hanya tumbuh di pelataran rumah kaca milik ibu."     

"Itu.."     

"Dan juga, Alexsei Peskhov. Apakah ibu tahu, adik kesayangan ibu membuat Alexsei bertindak nekat dengan menculik Meisya dan memperkosanya?"     

"Apa?!" Victoria memang tampak terkejut mendengarnya. Dia sama sekali tidak tahu kalau Lemar melakukan suatu hal yang bisa menyenangkan hatinya.     

Dia terkejut tapi tidak merasa sedih. Setidaknya masa depan anak yang dibencinya sudah tertutup, karena gadis itu sudah tidak lagi perawan.     

Melihat ekspresi senang yang berusaha ditutupi ibunya, Dieter merasa sangat dan sangat marah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.