My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Patah Hati



Patah Hati

2Selama perjalanan pulang, tidak ada satupun dari mereka yang bicara. Hingga pada akhirnya setelah menghentikan mobilnya tepat didepan apertemen, Stanley baru membuka suaranya.     

"Aku akan menjawab pertanyaanmu tadi."     

Meisya mengaitkan kedua tangannya dengan erat sambil menatap lurus ke arah mata Stanley yang kini memandangnya dengan tajam.     

"Terserah kau jika kau ingin menyukaiku. Tidak ada yang berhak melarangmu untuk melakukan sesuatu. Tapi, aku ingin kau tahu. Aku tidak akan bisa membalas perasaanmu. Semua yang kulakukan padamu selama ini hanyalah sekedar pekerjaan sekaligus keisenganku belaka. Aku yakin pernah bilang ini sebelumnya. Aku sama sekali tidak tertarik dengan wanita yang lebih tua dariku. Apalagi empat tahun diatasku. Aku sarankan sebaiknya kau segera mengurus perasaan apapun yang kau miliki, karena kita tidak mungkin bersama."     

Setelah mengatakannya, Stanley menduga Meisya akan menangis atau memarahinya atau semacamnya layaknya seorang wanita umumnya. Tapi reaksi yang diberikan gadis itu sungguh membuatnya tercengang.     

Meisya tersenyum dengan manis sekali dan disaat berbicara, suaranya bagaikan angin berhembus di musim semi yang hangat.     

"Aku mengerti. Terima kasih sudah memberitahuku." jawab Meisya kemudian membuka pintu dan turun dari mobil.     

Stanley mendesah lega setidaknya, Meisya tidak bersikap berlebihan atau sesuatu yang akan membuatnya tertekan. Tapi begitu melihat Meisya yang kesulitan membuka pintu dan ketika menyadari tangan gadis itu gemetar, hati Stanley terasa sakit seolah ada pisau yang menusuk hatinya.     

Stanley berusaha membaca ekspresi gadis itu, tapi Meisya bersikap normal dan berjalan memasuki apertemen dengan langkah yang anggun. Kecuali... disaat melihat kedua tangan Meisya dimasukkan ke dalam kantong jaketnya, Stanley tahu gadis itu sama sekali tidak baik-baik saja.     

Sebuah suara berusaha membujuknya untuk turun dan mengejar gadis itu. Tapi dia bersikeras untuk bertahan. Stanley tidak bisa jatuh cinta.. dia tidak ingin jatuh cinta dan merasakan kepahitan cinta lagi. Dia tahu dia hanya akan menyakiti Meisya jika dia tidak berterus terang pada gadis itu, karena itulah Stanley mengatakan kata-kata yang menyakitkan sekarang sebelum perasaan mereka menjadi lebih dalam lagi.     

Lagipula, mereka baru bertemu. Perasaan mereka hanya sementara. Dia yakin.. seiringnya berjalan waktu perasaan Meisya terhadap dirinya akan lenyap dan perasaannya terhadap Meisya juga akan pudar. Dia yakin akan itu... lebih tepatnya dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri.     

Setelah menatap apertemen yang disewanya cukup lama, Stanley menjalankan mobilnya melaju pergi. Mulai hari ini dia memutuskan untuk menginap di hotel. Selama Meisya ada didalam apertemen itu, perlindungannya sudah terjamin. Kalaupun Meisya hendak keluar, Eleanor serta Selenka akan mengawasinya.     

Lagipula, jika memang BZO adalah pasukan elit yang melindungi Meisya secara tersembunyi, bukankah perlindungannya tidak diperlukan?     

Itu sebabnya Stanley memutuskan menginap di hotel.     

Sementara itu Meisya yang baru saja masuk ke dalam apertemennya terduduk lemas dengan punggung menempel di pintu kamarnya. Kemudian dia menenggelamkan seluruh wajahnya diantara kedua lututnya yang terlipat didepan dada lalu mulai menangis sesunggukan.     

Sebelumnya dia sama sekali tidak menyadarinya. Meisya sadar dia memiliki rasa ketertarikan terhadap penculik misteriusnya. Tapi dia sama sekali tidak tahu kalau perasaannya sudah cukup dalam sehingga hatinya merasakan sakit luar biasa saat mendengar serentetan kalimat Hunter yang menyakitkan.     

Kalau tahu begini, dia akan menyimpan perasaannya sendiri. Dia tidak akan mengutarakannya dan lebih memilih menjadi teman yang bisa selalu berada disisi pria itu daripada berpisah karena patah hati.     

'Jika aku menemukan orang yang kucintai, aku janji aku akan meraih kebahagiaanku.'     

Meisya teringat akan janjinya pada Keisha yang malah membuatnya semakin sedih.     

Nyonya Keisha, sepertinya aku tidak bisa meraih kebahagiaanku. Pikir Meisya sedih.     

Kini dia bertanya-tanya apakah sebaiknya dia menerima tawaran Stanley yang akan mengantarnya kembali pulang? Kini, menikah dengan duda kaya dari Rusia tidak terdengar buruk. Menikah dengan orang asing demi kepentingan kerajaannya lebih baik daripada berada di Belanda dengan patah hati yang menyakitkan.     

Meisya membiarkan air matanya keluar dengan deras meluapkan segala kesedihannya hari itu. Untuk hari ini saja.. hari ini saja dia membiarkan dirinya lemah dan mengakhiri perasaannya yang baru tumbuh.     

Setelah hari ini, dia akan kembali menjadi Putri Meisya. Sedari awal dia terlahir sebagai putri raja. Tidak peduli seberapa besar keinginannya untuk menjadi gadis biasa, dia tidak akan bisa melakukannya. Meskipun ada cara memutuskan hubungannya dengan keluarga Heinest, kini dia tidak bisa melakukannya.     

Yang bisa dia lakukan adalah menerima takdirnya sebagai seorang putri kerajaan Heinest dan menikah dengan orang yang dipilihkan oleh sang Raja Prussia yang sekarang.     

Karena itu Meisya menangis sekeras-kerasnya di dalam kamarnya karena tahu Selenka atau Eleanor tidak bisa melihat atau mendengarnya.     

-     

Di luar kamar Meisya terdengar tiga suara yang saling berdiskusi karena Meisya tidak keluar dari kamarnya selama berjam-jam.     

"Apa yang terjadi?"     

"Aku juga tidak tahu."     

"Bukannya kau tadi bersama sayangku?"     

"Tuan sudah menyuruhku untuk log off terlebih dulu. Jadi aku tidak tahu apa-apa. Bagaimana denganmu Audrey? Kau tahu sesuatu?"     

"..."     

"Audrey?"     

"Seperti biasa. Audrey suka melamun dan tidak mendengarkan kita. Terkadang telinganya mengalami eror."     

"Zzzz... kau tahu kita tidak punya telinga. Dan kita tidak bisa melamun!" protes Audrey, sementara Eleanor hanya mendesah pasrah. "Lagipula, aku sedang bekerja. Tuan menyuruhku untuk masuk ke sirkuit komputer hotel. Aku butuh waktu. Jangan ganggu aku."     

"Sayangku tinggal di hotel?! Buat apa dia menginap di hotel? Aku akan bicara padanya."     

Bip! Terdengar suara halus menandakan Selenka telah log off untuk masuk ke jaringan sinyal tempat Stanley berada.     

Beberapa menit kemudian, Selenka muncul lagi dengan nada suara kesal.     

"Ish, sayangku hari ini kejam sekali. Aku berusaha menghubunginya tapi dia tidak membiarkanku tersambung."     

"Sudah kubilang, kami sedang sibuk. Aku pergi dulu saja. Membagi sinyalku dengan tempat ini membuatku tidak bisa berkosentrasi."     

Bip! Terdegar suara halus lagi dan kali ini Audrey yang pergi.     

"Eleanor, apa yang harus kulakukan? Sudah lebih dari enam jam Meimei masuk ke dalam kamar. Dia bahkan belum makan malam. Apakah terjadi sesuatu padanya? Kalau tahu begini seharusnya aku menyuruh Angel untuk memasang kamera atau mik kecil di dalam kamarnya. Dengan begitu aku bisa tahu apakah dia baik-baik saja atau tidak."     

"Hush! Tuan tidak akan mengizinkanmu. Biarkan saja dulu. Nona Meimei akan keluar kalau dia merasa lapar. Dia bukan anak kecil."     

"Cih! Kau bisa bilang begitu karena kau ini peretas. Aku diprogram untuk memperhatikan kesehatan manusia. Tentu saja aku hanya bisa mengkhawatirkannya kalau dia tidak bersikap seperti biasa."     

"Mungkin dia hanya kelelahan. Bisa jadi dia sedang tidur sekarang dan baru bangun besok pagi. Terkadang manusia seperti itu. Terlalu lelah, tidak mood makan kemudian tertidur hingga besok pagi."     

"Oh, menurutmu begitu? Jadi aku tidak perlu melaporkannya pada sayangku? Baiklah, aku mau pergi sebentar untuk mengistirahatkan sirkuitku. Aku akan kembali dua jam lagi."     

"Kalau begitu aku ikut denganmu."     

Bip! Bip! Seketika ruangan di luar kamar Meisya langsung hening.     

Tidak lama kemudian pintu kamar Meisya terbuka dan Meisya keluar dengan tubuh yang lemas. Matanya sembab akibat menangis terlalu lama, tenggorokannya sakit karena tidak minum selama berjam-jam namun terus sesunggukkan karena tangisannya.     

Meisya membuka kulkas dan mengambil botol minum sebelum meneguknya langsung hingga habis. Perutnya mulai berbunyi menuntut untuk diisi makanan.     

Meisya memegangi perutnya sambil melirik isi kulkas. Ada banyak sayur serta daging yang bisa diolah untuk dijadikan makanan. Tapi Meisya tidak bisa memasak dan dia juga terlalu malas untuk memasak.     

Sebaiknya dia memesan makanan delivery atau menghubungi Angel untuk menemaninya makan di luar.     

Meisya teringat wajahnya saat ini sangat buruk akibat tangisannya sehingga dia tidak jadi menghubungi Angel. Dia tidak ingin Angel bertanya-tanya atau mengkhawatirkannya yang mana akan menyusahkan Angel nantinya.     

Karena itu Meisya memutuskan untuk makan sendiri.     

Meisya melihat daftar makanan yang bisa melakukan delivery melalui buku khusus makanan. Sayangnya tidak ada satupun yang bisa dihubunginya dengan alasan jaringan terlalu sibuk atau operator yang sedang mengalami problem sehingga tidak bisa melayani servis delivery.     

"Selenka. Bisakah kau memesankan makanan untukku?" akhirnya Meisya mencoba meminta bantuan pada Selenka.     

Namun tidak ada suara ataupun jawaban dari program yang senantiasa menemaninya. Apakah mungkin Selenka sedang beristirahat?     

Setelah tinggal bersama Selenka beserta Eleanor selama dua minggu ini, Meisya mulai mengerti cara kerja program ciptaan Stanley. Mereka bisa menyala dalam jangka waktu yang panjang tapi disaat bersamaan mereka harus log out untuk mengistirahatkan sirkuit mereka agar tidak rusak atau mengalami eror.     

Karena itu tiap dua hari sekali, Selenka akan menghilang selama tiga hingga empat jam sebelum menyala lagi.     

Mengetahui Selenka sedang 'beristirahat', Meisya tidak memiliki pilihan lain selain mencari makan langsung di luar.     

Setelah mengambil dompetnya serta tas yang diberikan oleh Angel beberapa saat lalu, Meisya keluar dari apertemennya menuju ke supermarket terdekat. Setidaknya kini mereka memberikan sejumlah uang yang bisa digunakannya jika dia ingin bepergian sendiri.     

Dia berjalan dengan tubuh menggigil beberapa kali. Padahal Meisya sudah memakai jaket tebal, tapi tetap saja dia kedinginan. Untungnya suhu di Belanda di musim dingin tidak separah di Jerman. Setidaknya Meisya masih bisa bertahan menghadapi musim dingin saat ini.     

Setelah melewati jalanan kecil yang terbentuk dari dua rumah yang bersebelahan, Meisya ditabrak oleh seorang pengendara sepeda membuat tas yang dipegangnya terjatuh.     

"Hei!" Keluh Meisya merasa jengkel dengan orang yang kabur begitu saja.     

Meisya mengambil tasnya dan membersihkan beberapa salju yang menempel di tasnya tanpa menyadari pintu mobil yang terparkir didepannya terbuka lebar.     

Disaat memastikan tidak ada salju yang menempel pada tasnya, tubuh Meisya terdorong oleh sesuatu dan dengan tepat masuk ke mobil yang terbuka tadi.     

"Ada ap..mmmph!" seseorang menekan mulut serta hidungnya dengan sapu tangan. Sedetik kemudian kepalanya terasa pusing dan kesadarannya mulai menghilang.     

Mobil yang dimasuki Meisya segera berlalu kencang melintasi jalanan keluar dari daerah perkotaan itu. Sialnya.. tidak ada kamera satupun disana yang menangkap mobil van tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.