Spin-Off Alasan Stanley
Spin-Off Alasan Stanley
Tapi yang sebenarnya... alasan utamanya adalah karena Stanley merupakan seorang pengecut. Dia takut jatuh cinta... Dia takut akan dikhianati.
Bayangan akan ibunya yang sering membawa kekasihnya ke rumah sering menghantuinya tiap malam. Dan ketika ayahnya memergokinya dengan marah, ibunya menangis memohon pengampunan. Karena sang ayah sangat mencintai istrinya, maka beliau memaafkannya. Sayangnya... ibunya tidak kapok dan terus membawa pulang pria baru yang berbeda-beda.
Hingga disuatu titik ibunya melakukan sesuatu yang tidak bisa dimaafkan. Dia melakukan hubungan seks dengan kekasihnya didepan matanya, meracuni otak polos seorang anak kecil yang masih belum siap menghadapi kenyataan pahit sebuah kenyataan. Mengetahui hal ini sang ayah menjadi tak terkendali dan memukul ibunya. Sekali lagi ibunya menangis memohon ampun. Dan untuk kesekian kalinya, wanita pelacur itu dimaafkan. Tapi kemarahan sang ayah tidak padam begitu mudahnya, malah melampiaskan sisa amarahnya pada anak satu-satunya... yang ternyata hanyalah anak adopsinya dari panti asuhan.
Anak itu tidak lain adalah Stanley.
Semenjak dia dipukuli tanpa ampun oleh ayahnya, perasaan Stanley mati secara perlahan. Dia tidak pernah tersenyum ataupun menangis. Dia lebih sering bersembunyi didalam lemari yang dingin dan gelap untuk menghindari hajaran dari ayahnya.
Ketika dia diberi kesempatan untuk hidup dibawah naungan Daniel, 'ayah angkat'nya yang sekarang... Stanley memutuskan untuk tidak jatuh cinta pada wanita.
Tentu saja, sebagai seorang pria, Stanley tidak akan menyangkal kalau dia memiliki ketertarikan dengan lawan jenis. Bedanya.. dia tidak pernah membiarkan rasa ketertarikannya bertumbuh. Sebelum hal itu terjadi, Stanley akan menghindari 'target' ketertarikannya dan memutuskan hubungan dengannya secara total.
Tiap kali dia menjadi dekat dengan seorang gadis atau disaat dia mulai memiliki rasa khusus pada gadis tersebut, dia akan langsung menghilang dari hadapan gadis itu. Dia juga memblokir segala hubungan komunikasi apapun agar gadis itu tidak bisa menemuinya.
Cara ini cukup berhasil karena begitu Stanley tidak menemui gadis itu lagi, perasaan khusus yang dirasakannya juga secara perlahan padam dengan sendirinya.
Kini... dia bertemu dengan seorang wanita...empat tahun diatasnya. Wanita itu selalu bersikap kuat dihadapan orang lain meski yang sebenarnya dia sangat lemah dan sensitif.
Stanley tidak pernah tertarik pada wanita yang lebih tua darinya sebelumnya. Apalagi empat tahun diatasnya. Tapi ada sesuatu pada diri Meisya yang membangkitkan instingnya yang tidak pernah ia ketahui kalau dia memilikinya.
Dia suka menggodanya, dia suka melihat berbagai macam ekspresi wajahnya. Dia terlebih suka melihat wajah ketakutannya dan ekspresi frustrasi wanita itu. Tapi ekspresi favoritnya adalah ketika Meisya tersenyum atau tertawa disaat dia mengumbar sebuah lelucon padanya.
Meisya tampak terlihat sangat cantik dengan wajah yang bersinar-sinar ketika tertawa. Bahkan mata coklatnya yang jernih tampak berkilauan.. apalagi sehabis menangis. Mungkin karena itu dia suka menindasnya dan diam-diam menyelidiki matanya yang berlinang air mata.
Stanley ingin melihatnya lagi. Dia ingin bersama Meisya dan melihat semua ekspresi yang disukainya. Namun justru inilah yang membuatnya takut.
Dia yakin dia mulai tertarik pada Meisya. Dia tidak tahu kapan rasa ketertarikannya akan berubah menjadi suka atau bahkan mungkin sekarang dia sudah menyukainya? Tidak peduli seperti apa perasaannya terhadap Meisya, Stanley merasa takut menghadapi perasaannya sendiri.
Meisya pasti akan meninggalkannya tiga bulan lagi. Lagipula mereka berdua berasal dari dunia yang berbeda. Meisya adalah putri kerajaan sedangkan dia.. dia tidak memiliki apa-apa selain program digitalnya dan pekerjaannya yang terkadang memiliki resiko nyawa.
Stanley harus menghindarinya. Dia harus menghilang dari hadapan gadis itu seperti apa yang dilakukannya selama ini. Hanya saja... lagi-lagi karena pekerjaannya, dia tidak bisa menghindarinya begitu saja.
Karena itu... dia melakukan apa yang belum pernah dia lakukan sebelumnya.
Membuat Meisya membencinya.
Jika Meisya membencinya, maka secara otomatis Meisya tidak akan berbicara padanya, tidak akan mendekatinya bahkan mungkin akan menghindarinya. Dengan begitu, Stanley tidak perlu takut perasaannya akan semakin tumbuh setelah menerima perlakuan kasar Meisya padanya.
Dia yakin... perasaannya akan padam seiring berjalannya waktu.