My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Angel Lebih Menyenangkan



Angel Lebih Menyenangkan

1Keesokan paginya tidak biasa Meisya bangun dalam keadaan sama sekali tidak bersemangat. Bagaimana tidak? Dia baru saja dikerjain habis-habisan oleh 'penculik' gadungannya.     

Karena tidak berani masuk ke dalam kamarnya, Meisya memutuskan untuk tidur di kamar lain. Sayangnya, dari empat kamar yang ada di apertemen besar ini, hanya kamarnya yang tidak dikunci!     

Dasar Hunter sialan! Ini semua pasti ulahnya! Gerutu Meisya.     

Alhasil, Meisya tidur di sofa yang sangat membuatnya merasa tidak nyaman.     

Dia terbiasa tidur di ranjang yang besar dengan selimut hangat menyelimutinya. Kini hanya karena tidak berani masuk kembali ke kamarnya, Meisya terpaksa tidur di sofa tanpa selimut yang mana membuatnya meringkuk kedinginan.     

Akibatnya, sekarang dia merasa sakit di seluruh tubuhnya begitu bangun pagi ini. Dia bahkan merasa pegal di sekitar lehernya dan sama sekali tidak memiliki keinginan untuk pergi kemana-mana.     

Terdengar suara pintu terbuka lalu disusul dengan kehadiran Angel.     

"Hei, kau sudah bangun rupanya. Kenapa kau terlihat kesal seperti itu?"     

"Apa aku boleh pergi dari sini? Setidaknya aku tidak ingin melihat wajah Hunter lagi. Kumohon jangan paksa aku mau ditemaninya pergi jalan-jalan melihat kota. Aku tidak tahu bagaimana bisa ada orang yang begitu.. menyebalkan.. begitu.. pokoknya aku tidak mau melihatnya lagi!"     

Angel melongo mendengarnya. Sudah pasti ada sesuatu yang terjadi antara Meisya dengan rekan kerjanya.     

Angel mengambil earphone dari kantong celananya kemudian mengambil ponsel untuk mengetikkan sesuatu.     

'Apa yang terjadi?'     

Begitu selesai mengetik, suara Selenka terdengar dari earphonenya menceritakan semua yang terjadi kemarin malam.     

Angel menatap Meisya dengan bingung selesai diceritakan secara detail oleh Selenka.     

Bukankah Hunter menyuruhnya untuk membuat Meisya merasa nyaman dan terlindungi disini? Lalu kenapa Hunter membuat Meisya begitu membencinya?     

Apakah Meisya melakukan sesuatu yang menyebalkan sehingga Hunter tidak tahan dengan sikapnya dan membalasnya?     

Seingatnya Meisya tidak bersikap menyebalkan atau menyusahkan. Justru sebaliknya. Meisya adalah orang yang sangat menyenangkan. Dia bahkan tahu diri dan tidak merepotkan orang disekitarnya dengan berlebih. Sama sekali bukan ciri seorang putri kerajaan yang manja dan arogan seperti pada umumnya.     

"Meimei, apa kau mungkin tidak sengaja membuatnya marah?"     

"Huh? Justru dia yang membuatku marah! Kenapa kau yang menuduhku?"     

"Bukan itu maksudku. Kau ingat peringatanku di hari kau mencoba melarikan diri kan? Hunter bukanlah orang yang suka menggangu kehidupan seseorang tanpa sebab. Jika ada yang membuatnya marah atau menyinggungnya, Hunter tidak akan memaafkan orang itu dengan mudah. Mungkin kelihatannya Hunter adalah orang yang baik dan pemaaf, tapi sebenarnya dia sedang merencanakan pembalasannya dibalik senyumannya. Kurasa apa yang sedang dia lakukan ini padamu adalah pembalasannya karena kau menyusahkan dia."     

Meisya terdiam nyaris tidak percaya dengan penjelasan itu. Dia menyusahkan? Apakah Meisya memang menyusahkan Stanley? Tapi pria itu tidak terlihat jengkel padanya.     

Lalu Meisya menyadari sesuatu. Jika apa yang dikatakan Angel memang benar, maka Stanley yang bersikap baik dan ramah padanya selama dua hari ini hanyalah akal-akalan pria itu untuk membuatnya lengah. Ternyata... sedari awal Stanley merencanakan lelucon buruk ini untuknya!     

Jelas-jelas pria itu tahu kalau Meisya tidak suka hal-hal yang menyeramkan. Meisya boleh menghadapi binatang buas atau orang bertubuh mengerikan, tapi dia tidak suka berhadapan dengan hantu atau hal mistis lainnya. Baginya, hantu atau roh gentayangan adalah hal yang paling menakutkan! Bahkan lebih menyeramkan daripada berhadapan dengan orang jahat yang hendak menculiknya.     

Meisya mendesah tak berdaya dengan situasinya saat ini. Rasanya ingin kembali pulang tapi tidak mau terjebak dalam ikatan pernikahan yang tidak diinginkannya. Kalaupun dia tinggal disini, Meisya akan menjadi gila jika harus berhadapan dengan Stanley.     

Parahnya... mau tidak mau harus Meisya akui. Ada keinginan kecil untuk tinggal disini bersama Stanley. Terlebih lagi disaat Stanley bersikap hangat dan lembut padanya. Atau disaat Stanley memberinya perhatian yang menurutnya terkesan romantis.     

Tapi... kini dia tahu. Itu semua adalah palsu. Perlakuan yang diberikan Hunter serta senyuman yang selama ini ditunjukan pria itu padanya adalah palsu. Tidak ada satupun yang asli atau menunjukkan karisma pria itu yang sebenarnya.     

Pria semacam ini... Meisya tidak bisa.. tidak boleh jatuh cinta pada pria seperti ini.     

"Aku yakin aku tidak melakukan apapun yang membuatnya marah padaku. Kurasa itu hanya alasan saja untuk menindasku." jawab Meisya sarkas. "Apakah tidak ada cara keluar dari sini? Kalian boleh mengawasiku kalau kau mau, tapi aku ingin pindah dari sini." ujar Meisya sebelum menyantap sarapanmya dengan lemah.     

Dia hanya berharap dia tidak lagi bertemu dengan pria yang bisa membuatnya stress karena mood gilanya.     

"Maafkan aku Meimei, tapi tempat ini sudah dipenuhi dengan sistem komputer. Untuk sementara waktu tempat ini tempat teraman untukmu."     

"Maksudmu untuk mengawasiku agar tidak melarikan diri?" sindir Meisya membuat Angel meringis.     

"Kau masih ingin melarikan diri?"     

Meisya mendesah pelan sebelum menyantap potongan sandwich lainnya ke dalam mulutnya.     

"Aku tidak akan melarikan diri." jawabnya pelan. "Lagipula, aku juga tidak ingin kembali ke istana. Saat ini aku tidak punya tempat yang bisa kutuju."     

Angel tersenyum sedih merasa prihatin dengan situasi Meisya sekarang. Dan menatap ke arah kamar Stanley dengan tatapan menusuk.     

Jika memang Meisya tidak melakukan sesuatu yang membuat Stanley jengkel, lalu apa yang bisa menjelaskan kejadian kemarin malam? Lagipula, kalau Stanley memang ingin membalas dendam pada Meisya, pria itu bisa menunggu tiga bulan setelah Meisya dikembalikan pada keluarganya alih-alih menyiksanya sekarang.     

Kalau dalam menunggu waktu yang tepat untuk membalas dendam, bukankah Stanley sangat ahli dalam bersabar untuk menunggu?     

Angel sama sekali tidak mengerti jalan pikiran rekan kerjanya yang menurutnya sama sekali tidak lazim ini.     

"Aku tidak bisa membantumu dalam kasus Hunter. Dia selalu melakukan sesuatu sesuka hatinya. Bahkan akupun tidak bisa menebak jalan pikirannya. Tapi setidaknya aku bisa membantumu satu hal."     

"Apa itu?"     

"Aku akan menaikkan moodmu."     

"Huh?"     

"Mau pergi jalan-jalan denganku? Lihat, salju pertama mulai turun."     

Meisya berbalik melihat pemandangan luar yang dibatasi kaca yang menempel dari lantai hingga langit atap. Disana dia melihat butiran seperti bola-bola kecil bewarna putih turun dari langit.     

"Salju sudah turun!" seru Meisya antusias. "Apakah ada acara khusus disini saat salju turun? Kalau di tempatku, raja akan mengadakan festival musim dingin didalam istana. Pintu gerbang akan dibuka lebar dan semua bangsawan serta rakyat biasa diizinkan masuk bersamaan. Acaranya sangat meriah dan menyenangkan."     

Mendengar penjelasan Meisya yang terdengar ceria membuat Angel tertawa kecil.     

"Tampaknya moodmu sudah menjadi lebih baik. Aku lebih suka kau seperti ini."     

"Ah, maaf. Sepertinya aku ini memang menyusahkan ya?"     

"Tolong jangan tersinggung ya. Aku tidak bermaksud mengatakannya untuk menyinggungmu. Tidak akan ada yang menyalahkanmu kalau kau marah soal Hunter. Akupun juga akan marah kalau sampai dikerjai olehnya seperti itu. Jadi kau tidak perlu memikirkannya."     

Meisya tersenyum senang mendengarnya. Kalau boleh jujur, dia memang suka ditemani Hunter. Tapi setelah kejadian kemarin, lebih baik mulai sekarang dia ditemani Angel yang selalu bisa membuatnya senang.     

Setelah menghabiskan sarapan dan membersihkan diri, Meisya sudah siap dengan pakaian rapi tepat jam sembilan. Lalu bersama dengan Angel, keduanya turun ke lobi sebelum berjalan menuju ke tempat halte trem.     

"Apa kau sudah mulai terbiasa tinggal disini?"     

"Lumayan. Ternyata tidak sulit untuk pergi dengan menggunakan trem. Asalkan tahu tempat tujuannya, aku bisa tahu trem nomor berapa yang harus kunaiki."     

Di Belanda, ada jenis transportasi yang mirip dengan metro di Jerman. Bedanya, trem di Belanda berjalan di jalan raya yang terkadang melintasi jalanan umum mengikuti lintasan rel. Sementara metro di Jerman atau Paris kebanyakan berjalan di bawah tanah dimana tidak akan mengganggu kendaraan yang berlalu lalang di jalanan umum.     

"Kalau begitu, mulai sekarang kau bisa pergi sendiri kalau seandainya aku atau Hunter tidak bisa menemanimu."     

"Tentu saja bisa. Kau pikir aku anak kecil yang butuh ditemani sepanjang waktu."     

Angel tertawa mendengar nada suara Meisya yang terdengar telah tersinggung atas kalimatnya.     

"Bukan itu maksudku. Kan di Jerman kau sudah terbiasa dilayani dan tidak pernah berpergian sendirian. Jadi mohon maklum kalau aku agak sedikit tidak percaya kalau kau bisa melakukannya sendiri."     

"Kalau begitu aku akan memberitahumu satu hal. Aku pernah menyelinap keluar dari istana dan langsung pergi ke tempat yang sangat jauh."     

"Huh? Dan kau baik-baik saja?"     

"Tentu saja! Bahkan aku bisa pulang dengan selamat."     

"Tidak bertemu dengan berandalan atau penculik?"     

"Kau pikir aku ini siapa? Aku tidak seceroboh itu. Justru aneh sekali aku malah diculik dari dalam istana." Meisya menggelengkan kepalanya masih belum bisa percaya penculiknya berhasil lolos dari penjagaan ketat disekitar aula pribadinya.     

"Kalau soal itu, Hunter memang spesial. Jika dia ingin menyusup ke suatu tempat tanpa ketahuan, maka tidak akan ada satupun yang menyadari kehadirannya."     

"Bagaimana bisa begitu? Lagipula, sebenarnya apa sih pekerjaannya? Dia bilang dia menerima misi dari atasannya yang dimintai tolong oleh seorang kenalanku. Pekerjaan apa yang menerima misi seperti ini? Apakah mungkin kalian ini seperti agen rahasia?"     

Angel tertawa terbahak-bahak mendengarnya.     

"Benar. Anggap saja seperti itu. Agen rahasia terdengar lebih keren daripada pekerjaan kami sesungguhnya."     

Meisya memasang muka cemberut mendengarnya. Tidak hanya menertawakannya, tapi Angel tidak mau memberitahunya yang sebenarnya. Lagipula, kenapa dia mengorek informasi mengenai Hunter? Toh, dia tidak mau berhubungan lagi dengannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.