Tes DNA
Tes DNA
Kemungkinan ini sangat kecil karena Tiffany tidak mungkin bertindak tanpa perintah 'master'nya. Dan sepengetahuannya Katie sama sekali tidak tahu kemampuan Tiffany yang bisa menghilang. Lagipula, untuk apa Katie ingin bersembunyi tanpa dilacak oleh siapapun?
Sayangnya, kenyataannya adalah sudah dua hari ini Katie 'menghilang' tanpa kabar. Bahkan Kinsey yang awalnya tampak tenang mulai gusar dan marah-marah. Stanley harus menggunakan Audrey untuk meretas kamera pemerintahan Jerman.
Namun nihil. Tidak ada satupun petunjuk mengenai keberadaan Katie. Bahkan disaat dia ingin mencari tahu supir pribadi Tettero yang telah mengantar Katie pulang, dia juga tidak menemukan apa-apa.
Stanley sama sekali tidak menemukan data apapun mengenai supir itu. Kinsey bahkan bertanya langsung pada Mertun mengenai supirnya. Namun dia terlambat karena supir tersebut telah pergi mengundurkan diri dan entah pergi kemana.
Ini pertama kalinya Stanley tidak bisa melacak keberadaan seseorang. Mau tidak mau Stanley harus mengakuinya.. hanya ada satu kemungkinan kenapa dia tidak bisa menemukan Katie.
"Stanley, bukankah kau selalu membanggakan kemampuanmu? Kenapa hingga dua hari ini kau tidak bisa menemukan petunjuk apapun?" omel Kinsey yang mulai habis kesabarannya.
"Aku tidak bisa berbuat apa-apa." jawab Stanley dengan senyuman pasrah. "Tiffany mengaktifkan dinding pertahanannya. Tampaknya Katalina tidak ingin bertemu dengan siapa-siapa."
"Maksudmu.. Katie menyuruh Tiffany untuk menghilangkan keberadaannya?" Stanley menganggukkan kepala satu kali mengiyakan. "Kenapa?"
"Aku tidak tahu." jawab Stanley. "Apa mungkin terjadi sesuatu di mansion utama Tettero?"
Kinsey hanya menggelengkan kepalanya. "Aku sudah bertanya pada Mertun. Dia bilang Katie pulang dalam keadaan gembira. Ilsa juga selalu memperhatikannya. Mereka bilang tidak terjadi sesuatu yang penting selama Katie ada disana. Lemar juga tidak menyentuhnya."
Baik Stanley serta Kinsey sama-sama memasang ekspresi serius sambil berusaha memikirkan kemungkinan yang mungkin mereka lewatkan.
Apakah terlalu cepat memberikan Tiffany pada Katie? Kalau tahu begini, Kinsey tidak akan membiarkan Stanley memberikan Tiffany pada Katie. Sekarang.. disaat gadis itu menghilang tanpa kabar, Kinsey sendiri yang kewalahan mencarinya. Bahkan Stanley yang menciptakan Tiffany juga tidak bisa berbuat apa-apa.
"Kinsey, ada yang ingin bertemu denganmu. Dia bilang namanya adalah Walther."
Walther? Bukankah Walther sedang menjalani misi di luar negeri? Pikir Kinsey heran.
"Biarkan dia masuk."
Tidak perlu menunggu lama, Walther muncul dengan tas ransel besar di punggungnya. Tampaknya dia baru pulang dari misinya dan langsung menuju kemari. Ada hal penting apa sehingga Walther tidak pulang ke Bayern terlebih dulu?
"Yo, Kinsey. Aku dengar kau sudah resmi berhubungan dengan Katalina?"
"Kau tidak tahu kalau Katie menghilang?" tanya Kinsey tanpa menjawab pertanyaan Walther sebelumnya.
"Tenang saja. Ode menyuruhku memberitahumu. Mulai sekarang tidak perlu membuang tenaga mencarinya. Kita tidak akan bisa menemukannya."
Kinsey serta Stanley saling berpandangan mendengar ini. Tentu saja mereka tidak akan bisa menemukan Katie selama Tiffany menghalangi mereka untuk melacak keberadaan Katie. Mereka tidak memberitahukan hal ini pada siapa-siapa. Lalu bagaimana Walther mengetahuinya?
"Apa maksudmu?" Kinsey tetap memasang wajah datar meski dia merasa gelisah kalau sampai ada orang luar mengetahui tentang Tiffany.
"Saat ini Katalina tidak ada di sini. Dia di tempat lain.. hanya raja merah yang bisa datang ke tempat itu. Tidak akan ada manusia biasa yang bisa menemukannya kecuali raja merah membawanya." jelas Walther.
"Tempat macam apa itu?" Stanley tertarik ingin menemukan tempat ini. Dia tidak percaya kalau Audrey atau Brinna tidak bisa menemukan tempat misterius ini.
"Aku juga tidak mengerti. Pokoknya Ode menyuruhku untuk memberitahumu. Lagipula sebentar lagi musim dingin akan datang. Jika Katalina ada di tempat itu, dia akan aman. Kemungkinan besar, dia akan keluar tiga bulan lagi setelah musim dingin berakhir."
Tiga bulan?
Kinsey menghela napas karena sama sekali tidak suka gagasan tidak akan bertemu dengan Katie selama tiga bulan.
Mereka sudah tidak bertemu selama belasan tahun semenjak pertemuan pertama mereka di Lousiana. Kemudian mereka bertemu lagi enam tahun lalu sebelum Katie memutuskan untuk meninggalkannya.
Sekarang dia tidak akan bertemu dengan Katie selama tiga bulan... setelah satu minggu resmi menjadi sepasang kekasih?
Walau sangat tidak suka, Kinsey tidak mengomel. Dia tahu apa yang dikatakan Walther memang masuk akal. Kelemahan fatal seorang raja merah adalah suhu dingin yang berasal dari musim dingin.
Begitu musim dingin dimulai, Katie tidak akan bisa keluar rumah selama tiga bulan penuh. Begitu keluar, dia akan langsung jatuh sakit.
Kalau memang Katie ada di tempat misterius itu dan aman disana.. mungkin tidak terlalu buruk baginya. Kalau dia bisa menunggu selama bertahun-tahun untuk sadar bahwa Katie adalah pasangan hidupnya, tiga bulan adalah waktu yang sangat singkat.
Kinsey bisa bertahan dan dia akan memusatkan pikirannya untuk mengeluarkan Keisha dari istana tanpa menciptakan permusuhan.
"Ngomong-ngomong, Tetua Ode ingin aku meminta bantuanmu."
"Bantuan apa?"
"Ada seorang putri yang diculik beberapa hari lalu. Kabar ini dirahasiakan sebisa mungkin. Tapi.. Keisha mendesak kami untuk mencari tahu tuan putri ini."
"Itu bukan urusan kami. Lagipula.. kenapa suku Oostven harus peduli pada anggota kerajaan Heinest?"
Walther mendesah. "Aku hanya menyampaikan pesan tetua. Jujur saja, aku juga sama bingungnya denganmu." Walther menggelengkan kepalanya merasa letih dengan apa yang dialaminya. "Aku sungguh berharap aku bukanlah prajurit senior Oostven. Kalau bisa memilih, aku ingin terlahir sebagai rakyat biasa di Jerman.. daripada di Bayern."
Kinsey mendengus sarkas. Tentu saja kalau bisa memilih, dia juga akan memilih untuk tidak lahir sebagai keturunan keluarga Paxton.
"Baiklah. Karena kebetulan kau ada disini, aku akan memberitahumu."
Walther menerima amplop coklat dari tangan Kinsey dengan terheran-heran. Ketika dia selesai mengeluarkan beberapa laporan medis, Walther membacanya dengan seksama. Kedua matanya melebar dengan apa yang dibacanya.
"Ini.. bagaimana mungkin.. Darimana kau mendapatkan DNA-nya?"
"Aku menyusup ke istana beberapa hari lalu." jawab Stanley santai.
"Dan kau tidak tertangkap?"
Stanley hanya menjawabnya dengan senyuman miring seolah pertanyaan yang diajukan oleh Walther adalah pertanyaan bodoh. Jika Stanley sudah tertangkap, bagaimana mungkin dia bisa berdiri disini sekarang?
"Lupakan masalah itu. Sekarang jelaskan padaku, apa maksud semua ini? Putri Meisya adalah anak kandung dari Keisha, sementara Katie bukan anaknya? Apakah kalian telah melakukan kesalahan?"
"Tunggu! Aku sama sekali tidak tahu. Aku yakin sekali Katalina adalah bayi perempuan yang dilahirkan Keisha. Tetua Ode juga yang mengatakannya. Aku sama sekali tidak tahu kalau ternyata Katalina bukan putrinya." ekspresi pada Walther sekarang sama persis seperti apa yang terjadi pada Kinsey dan Stanley saat pertama kali menerima laporan kecocokan DNA ini.
Mereka mengetes kecocokan DNA antara Keisha dan Meisya bersamaan dengan DNA Katie dengan Keisha. Anehnya, hasil laporan lab mengatakan yang berhubungan darah dengan Keisha adalah Meisya, sementara Katalina hanya memiliki kecocokan DNA sebesar kurang dari empat puluh persen.
Awalnya mereka mengira setidaknya Meisya dan Katie adalah saudara kandung atau anak kembar. Tapi mereka sama sekali tidak menyangka ternyata Katalina tidak memiliki hubungan darah dengan Keisha.
Kalau begini, maka sudah dipastikan... Meisya bukanlah wadah Katie yang sebenarnya.
Dan ada satu hal lagi yang membuat mereka sangat terkejut.
"Walther, apa kau tahu suami Keisha sekarang adalah Lemar Delcrov? Apakah Lemar adalah ayah kandung Katie? Atau jangan-jangan Lemar adalah ayah Meisya yang sebenarnya?"
Walther menurunkan tangannya yang masih terangkat untuk membaca berkas itu. Dia menunduk saking bingungnya. Lalu dia menggelengkan kepalanya saat mengucapkan kalimatnya.
"Aku tahu kalau Lemar Delcrov adalah suami Keisha. Selama ini kami semua mengira ayah kandung Katalina adalah Lemar. Karena itulah kami tidak memberitahukan Katalina yang sebenarnya. Jika Katalina tahu, mungkin dia bisa sedih atau ingin menemui Lemar secara langsung. Begitu Lemar tahu Katalina adalah putrinya, dia pasti akan membunuhnya tanpa ragu."
"Tapi... jika memang data ini benar... Maka ayah kandung Katalina pasti bukan Lemar." lanjut Walther dengan ekspresi sangat bingung. Dia masih belum bisa mempercayai kenyataan ini. Benarkah Katalina bukan anak yang dilahirkan Keisha?
Kinsey menoleh ke arah Stanley yang berdiri agak jauh dari mereka. Melihat Stanley menggelengkan kepalanya, Kinsey hanya bisa mendesah pasrah.
Stanley memiliki asisten program yang bisa mendeteksi apakah seseorang sedang berbohong atau tidak. Karena itu Kinsey bertanya pada Stanley melalui tatapan mata apakah Walther sedang berbohong atau mengatakan yang sebenarnya. Sayangnya, Walther mengatakan yang sejujurnya. Pria itu memang tidak tahu apa-apa.
Seperti yang diduganya. Ode menyimpan banyak rahasia mengenai Katie darinya. Jika dia ingin segera mencari jawaban, maka dia harus menemui Ode secara langsung.
"Stanley, aku akan menemui Ode sekarang. Atur semuanya."
"Oke."
"Tunggu." cegah Walther. "Bagaimana dengan Putri Meisya? Bukankah kita harus menyelamatkannya? Lagipula, raja sendiri sudah meminta bantuan kami secara langsung untuk menemukannya."
"Untuk apa menemukannya? Aku dengar Putri Meisya tidak diperlakukan baik di istana." sambung Stanley dengan sarkas. "Dia bahkan diancam untuk menikahi dengan orang asing demi ambisi orang yang cemburu padanya. Bukankah hidupnya lebih bahagia kalau di luar istana?"
"..." sebelah alis Kinsey terangkat. Tidak biasanya Stanley berbicara dengan nada sinis.
Lalu tersadarlah dia saat Stanley menatapnya dengan tajam seolah mengatakan 'jangan menambah pekerjaanku!'.
Kinsey tersenyum miring menyadari arti tatapan sepupunya. "Stanley bisa menemukannya dengan cepat. Dia ahli berburu orang."
"..."
Walther menatap Stanley yang tampak masih tersenyum ramah dengan tatapan menyelidik. Walau Stanley terlihat ramah dan orang yang menyenangkan, Walther bisa merasakan ada sesuatu yang bahaya pada pemuda ini.
"Kinsey, kau tahu benar tugas yang kau berikan sudah banyak untukku dan kau ingin menambahnya lagi?"
"Katie menyukainya."
"..."
Dengan kata lain.. karena Katie suka berteman dengan Meisya, maka otomatis Katie juga ingin melindunginya. Yang berarti.. Meisya kini masuk ke dalam salah satu daftar orang yang harus dilindungi.
Sungguh.. Kalau saja Kinsey bukan saudara kembar Catherine, kalau saja Catherine bukan anak tersayang Daniel, kalau saja Daniel bukan ayah angkatnya... Stanley sudah pasti pergi dari kehidupan Paxton dan menikmati hidup dengan caranya sendiri.